Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso bernostalgia di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena pernah bertugas sebagai Kepala Kepolisian Resor Barito Utara di Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
Budi yang juga Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), selalu ingin bisa melantik Kakak Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) dan Kakak Kwartir Daerah (Kwarda) secara langsung. Namun, kerap kali hal itu tidak bisa dilakukan karena berbagai halangan dan kesibukannya.
”Nah, hari ini luar biasa. Saya tiba-tiba tidak terganggu dan bisa datang ke sini. Bahkan, saya dikawal khusus ke sini. Bukan dikawal oleh Kak Sekjen (Sekretaris Jenderal Kwarnas), melainkan dikawal oleh pendamping saya, yaitu 'provos' dan 'propam' pribadi saya,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, sang istri ikut mendampingi ke Kalsel karena ingin bernostalgia di Banjar ataupun Banjarmasin. Mereka memiliki kenangan dengan Kota Banjarmasin karena dia pernah bertugas sebagai Kepala Kepolisian Resor Barito Utara di Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
”Dulu, kalau mau ke Palangkaraya (Polda Kalteng), kami dari Muara Teweh harus tidur di Banjarmasin. Waktu itu, tidak bisa langsung karena perjalanan Muara Teweh-Banjarmasin saja sekitar 14 jam, dan harus membawa cadangan bensin sendiri karena tak ada pom bensin di jalan,” katanya.
Saat bertugas di Muara Teweh, menurut mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dan juga mantan Kepala Kepolisian Daerah Gorontalo itu, mereka harus berjuang ke Banjarmasin ketika anaknya ingin makanan yang agak modern dan hanya ada di kota.
”Kami punya kenangan di sini. Karena itulah istri saya ikut meskipun tidak bergabung di Pramuka. Kami ingin bernostalgia dengan jalan-jalan di Kota Banjarmasin, terutama di kawasan kota lama karena banyak kenangan di sana,” kata purnawirawan jenderal bintang tiga, yang lebih dikenal dengan panggilan Buwas itu.