Steven Spielberg, Golden Globe untuk Sang Sutradara
Menceritakan kembali masa lalu termasuk trauma saat kecil pastinya tak mudah apalagi dalam sebuah karya film layar lebar. Sutradara besar Steven Spielberg melakukannya dan berbuah penghargaan Golden Globe.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·5 menit baca
AFP/FREDERIC J. BROWN
Sutradara Hollywood, Steven Spielberg berpose dengan piala penghargaan sutradara terbaik Golden Globe untuk film "The Fabelmans" di The Beverly Hilton hotel California, AS, Selasa (10/1/2023).
Saat pandemi melanda dunia dan menghadirkan kondisi yang serba tak pasti, sutradara besar Hollywood, Steven Spielberg, sempat diliputi keraguan. Dia bertanya akankah ada kesempatan untuk bisa menghasilkan karya-karya terbaiknya. Pertanyaan itu langsung terjawab dengan pencapaian film "The Fabelmans".
Film terbaru Spielberg, drama semiautobiografi The Fabelmans mengantarkannya menjadi sutradara terbaik di ajang penghargaan bergengsi dunia, The Golden Globe ke-80 yang berlangsung di The Beverly Hilton, California, Amerika Serikat, Rabu (11/1/2023). Seolah tak ingin mengglorifikasi diri, Spielberg mengisahkan perjalanan hidupnya lewat karakter Sammy Fabelman. Sammy digambarkan sebagai seorang anak, yang awalnya terkesima pada sebuah film yang dia tonton pertama kali di bioskop. Film yang ditonton adalah The Greatest Show on Earth (1952) karya sutradara Cecil B DeMille. Di dunia nyata film itu menjadi favorit Spielberg saat kecil.
Sosok Sammy digambarkan dalam dua periode usia, usia tujuh tahun diperankan Mateo Zoryna Francis-Deford dan saat remaja diperankan Gabriel LaBelle. Kisah Sammy, seperti juga dialami Spielberg di saat masa kecilnya, berlatar waktu tahun 1950an, beberapa tahun setelah Perang Dunia II. Sammy diceritakan besar di keluarga berlatar Yahudi, pasangan suami istri, Burt (Paul Dano) dan Mitzi (Michelle Williams), serta dua saudara perempuan. Burt adalah seorang insinyur komputer sementara sang istri yang berbakat seni merasa terpenjara saat berkeluarga.Awalnya, Sammy takut mendapati bioskop yang dibuat gelap saat film diputar.
Sang ayah menjelaskan prosesnya, termasuk pembuatan film. Alih-alih takut Sammy justru malah tertarik. Ketertarikan bertambah mendengar penjelasan sang ibu tentang film yang diibaratkan seolah mimpi yang dihidupkan ke dunia nyata.Kombinasi dari kedua pemahaman itu diyakini sebagai yang semakin menginspirasi Sammy, dan begitu pula yang terjadi pada Spielberg di dunia nyata. Sammy terus membuat filmnya sendiri berbekal pinjaman kamera 8 milimeter milik sang ayah. Sammy juga mendapatkan pekerjaan di sebuah jejaring stasiun televisi swasta untuk membuat film layar kaca.
Pada kehidupan nyata Spielberg dikontrak dan dipekerjakan setelah seorang eksekutif di Universal Studios melihat film karyanya, Amblin (1968). Saat itu, dia masih menempuh studi pefilman, yang langsung ditinggalkannya. Sebelumnya Spielberg juga pernah memenangkan hadiah pertama ajang festival film. Karya film pendek berdurasi 40 menit, Escape to Nowhere (1962), dibuat saat Spielberg masih berusia 16 tahun. Pengalaman nyata
Mengutip kantor berita AFP, naskah film The Fabelmans ditulis Spielberg bersama rekan lawasnya, Tony Kushner. Film itu merangkum berbagai kejadian penting dalam kehidupan nyata masa lalu Spielberg. Mulai dari pernikahan kedua orang tuanya yang bermasalah, perundungan bernuansa antisemit, dan petualangan membuat film berbiaya nol bersama teman-teman remajanya.
“Semua orang hanya melihat saya sebagai sebuah kisah sukses. Mereka semua melihat kami dengan cara mereka memandang kami berdasarkan cara mereka mendapatkan informasi,” ujar Spielberg.
Film ini juga merupakan keinginan dari orangtua Spielberg. Selama ini Spielberg merasa dunia seharusnya tak lagi sekadar mengenal dirinya lewat sejumlah karya besarnya. Dalam satu perbincangan sang istri mendorong Spielberg tak sekali pun ragu menceritakan kisah-kisah masa lalunya, terutama saat awal merintis karier sebagai seorang filmmaker.
AFP/FREDERIC J. BROWN
Steven Spielberg (tengah) berpose bersama aktris Judd Hirsch (kiri), aktor dari Kanada Gabriel LaBelle (kedua dari kiri), Michelle Williams (kedua dari kanan) dan Paul Dano (paling kanan) di ruang pers saat Golden Globe ke-80 di Hotel Beverly Hilton, California, AS, Selasa (10/1/2023).
“Istri saya Kate (Capshaw) selalu mengatakan, kamu harus menceritakan semua ini. Sepanjang masa pandemi kemarin saya benar-benar merasa tak yakin salah satu di antara kami bakal punya kesempatan untuk menceritakan kisah-kisah kami kembali,” ujar Spielberg.Menurut Seth Rogan, pemeran karakter Benny Loewy, rekan ayah Sammy di film itu, Spielberg kerap bersikap sangat emosional sepanjang proses pengambilan gambar di lokasi. Spielberg menurut Rogan bahkan sering menangis di lokasi syuting.“Kisah dalam film ini memang benar-benar berdasarkan cerita nyata dalam kehidupannya. Semua hal yang memang pernah terjadi dan dia alami sendiri. Saat syuting saya bahkan menanyakan, apakah semua ini terjadi di kehidupan nyata? Jawabannya, ya, seratus persen,” ujar Rogan seperti dikutip situs IMDB.
Selama proses pembuatan film, para pemeran mendapatkan akses ke rekaman film rumahan, foto-foto, dan berbagai benda milik keluarga Spielberg dari masa lalu. Tujuannya agar mereka bisa mempelajari dan mendapat gambaran seperti apa dan bagaimana menghadirkan versi fiksi Spielberg beserta keluarganya.
Paul Dano pemeran ayah Sammy memuji langkah itu sebagai hal luar biasa yang bisa dilakukan seorang sutradara besar seperti Spielberg. Hal itu terutama dalam hal berbagi sebagian besar diri dan kisah hidup Spielberg, tak hanya kepada sesama pemain melainkan juga seluruh penonton filmnya.
“Semua itu benar-benar pengalaman yang sangat mendalam,” ujarnya.
Masa lalu Kehidupan masa lalu Spielberg memang sangat membekas dan kerap dimunculkan dalam film-filmnya. Para karakter protagonis kerap digambarkan berasal dari keluarga berantakan akibat perceraian (broken home).Sosok sang ayah juga dideskripsikan sebagai seorang pemalas, tak bertanggung jawab, atau bahkan kerap absen. Karakter itu dapat dengan mudah ditemukan di filmnya, E.T.: The Extra-Terrestrial (1982) dan Catch Me If You Can (2002). Hal itu merefleksikan kekecewaan dan kesedihannya akan perceraian kedua orangtuanya.Namun, ada juga karakter baik dari keberadaan ayah ibunya, yang dimasukkan dalam film-filmnya. Misalnya, dalam film Close Encounters of the Third Kind (1977), Spielberg menggambarkan manusia dan makhluk luar angkasa dapat berkomunikasi dengan menggunakan komputer dan musik. Cerita itu terinspirasi ayahnya seorang ilmuwan komputer dan ibunya musisi (pianis).Spielberg dikenal sebagai seorang sutradara dengan banyak karya besar sepanjang masa. Beberapa karya fenomenalnya mulai dari Jaws (1975), E.T. (1982), Schindler’s List (1993), Saving Private Ryan (1998). Spielberg, seperti dikutip situs The Hollywood Reporter, menyebut butuh sekian lama untuk menentukan kapan baiknya dia membagikan kisah hidupnya itu. Dia bahkan sempat berpikir kalau hal itu akan dilakukan saat usianya mencapai 74 tahun. Namun, Spielberg mengaku berubah pikiran dan beranggapan justru sekarang lah waktu yang tepat. “Semua yang telah saya lakukan hingga titik sekarang ini telah menjadikan saya akhirnya bersikap jujur tentang fakta kalau sangat lah tak mudah menjadi seorang anak,” ujar Spielberg.
GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP/ AMY SUSSMAN
Steven Spielberg
Steven Spielberg
Lahir : Cincinnati, Ohio, AS, 18 Desember 1946
Penghargaan, antara lain:
Penghargaan:
- Sutradara Terbaik Golden Globe Awards untuk film The Fabelmans (2023)
- Presidential Medal of Freedom (2015)
- Sutradara Terbaik Academy Award untuk film Saving Private Ryan (1999)
- Sutradara Terbaik Academy Award untuk film Schindler's List (1993)