Hetty Koes Endang, Saatnya Berbagi Setelah Memecahkan Rekor
Hetty menyusuri dunia seni suara dengan jumlah album yang mengesankan, tidak kurang dari 150 album orisinal. Museum Rekor Dunia-Indonesia MURI menganugerahinya dengan penghargaan.
Menandai 52 tahun perjalanan karier menyanyinya, Hetty Koes Endang, yang kini sering disapa ”Bunda Hetty”, akan menggelar konser akbar di Kuala Lumpur pada Agustus mendatang. Konser ini juga dijajaki untuk digelar di Jakarta pada Desember 2022.
Rupanya, Hetty sudah punya akar kuat di negeri jiran karena ia pernah bermukim tiga tahun di Kuala Lumpur dan dua tahun di Johor Baru meski ia juga tidak asing dengan negara-negara Asia lain, seperti Singapura, Vietnam, dan tentu Jepang.
Pada sisi lain, usia terus merangkak. Kini, dalam usia 65 tahun, Hetty perlu mempersiapkan diri lebih ”keras” lagi untuk menghadapi perhelatan besar. Pekan lalu, didampingi suaminya, ia ”mengasingkan diri” ke kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, hampir sepekan untuk menempa lagi vokalnya guna menghadapi konser dua jam dengan 18-22 lagu.
Padahal, untuk stamina dan pernapasan, sebenarnya ia sudah berlatih hampir setiap hari dengan jalan pagi di sekitar tempat tinggalnya di kawasan Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang Selatan.
Pada sisi lain, kesungguhan dan totalitas itu pula yang rupanya selama ini ikut membentuk sukses kariernya di dunia musik. Jika orang bertanya faktor apa saja yang mengantar Hetty ke puncak suksesnya, jawabannya paling sedikit ada tiga. Pertama adalah bakat yang besar, yang menurut kesaksian keluarga, ada tetesan dari sesepuhnya. Kedua, oleh kehausannya akan ”ilmu menyanyi” sehingga ia tak segan untuk belajar lagu seriosa (di bawah bimbingan mendiang Pranadjaja di masa Bina Vokalia), juga belajar keroncong (di bawah bimbingan mendiang tokoh keroncong Budiman BJ).
Menyinggung bakat dan kemampuan artistik Hetty, sang suami, Yusuf, menjelaskan, istrinya pada dasarnya otodidak. Sikapnya yang positif, rajin, disiplin, dan menerima tantangan kerja keras, serta taat pada ibunya (yang dulu menjadi manajernya) merupakan bekal yang berharga bagi Hetty, selain memiliki sahabat yang bernilai seperti Henny Guntur.
Dengan semua bekal tersebut, Hetty menyusuri dunia seni suara dengan jumlah album yang mengesankan, tidak kurang dari 150 album orisinal. Prestasi inilah yang menggerakkan Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) pada 9 Juni 2022 menganugerahinya dengan Penghargaan Penyanyi Wanita dengan jumlah rekaman album komersial paling banyak.
Penyerahan penghargaan yang juga disaksikan suaminya, Yusuf Faisal, serta Guntur Soekarnoputra (Mas Tok), dilakukan pendiri Muri, Jaya Suprana, yang pada kesempatan itu memberi pernyataan menarik. Seperti dikutip oleh Hetty, biasanya dalam penyerahan penghargaan, pihak yang diberi penghargaan yang merasa bangga. Namun, untuk Hetty, justru pemberi penghargaan yang merasa bangga. Selain sama-sama pencinta musik, Jaya Suprana juga sangat kagum dengan perjalanan karier Hetty yang amat mengesankan, dari tahun 1973 hingga saat ini.
Konser
Di Kuala Lumpur, Konser Jubli Emas akan diiringi musik pimpinan Dato Ramli MS. Para pengagum Hetty akan bisa napak tilas perjalanan musik yang membukukan tinta emas lewat lagu ”Damai Tapi Gersang” berduet dengan Ajie Bandi yang memenangi Festival Lagu Populer Dunia di Tokyo (1977). Lagu ini oleh majalah Rolling Stone Indonesia pada tahun 2009 dinobatkan sebagai salah satu lagu Indonesia terbaik sepanjang zaman.
Hetty yang memandang dirinya suka tantangan ini juga meraih penghargaan urutan ketiga di Chile tahun 1983 melalui lagu ”Sayang” ciptaan Titiek Hamzah yang musiknya ditata oleh Addie MS.
Penyanyi yang merintis karier di Bandung ini menorehkan juara di sejumlah lomba lainnya. Kariernya menanjak sejak ia menerjuni lomba tahun 1974 dan mencapai juara pertama lomba pop song nasional tahun 1977.
Mengenang perjalanan kariernya, Hetty tak lupa akan sosok-sosok yang telah ikut memberi andil bagi suksesnya, termasuk Mas Tok. Tidak hanya sukses di arena lomba, Hetty juga sukses dalam dunia rekaman. Selain banyak jumlahnya, tidak sedikit di antara rekaman tersebut yang laris di pasar. Album Berdiri Bulu Romaku memenangi BASF Award karena terjual lebih dari satu juta kopi.
Pada saat itu, sistem kontrak yang banyak dipraktikkan adalah kontrak putus, bukan royalti. Produser lalu punya keleluasaan untuk menjual master rekaman ke pasar lebih luas daripada yang dibayangkan sang penyanyi, termasuk pasar internasional.
Sementara penyanyi yang karya kreatifnya ”dibeli putus” menerima saja praktik yang jamak terjadi pada waktu itu. Di sisi lain, bagi Hetty yang punya banyak pilihan genre lagu, hal itu justru menguntungkan karena di luar dugaannya, namanya tersebar luas di luar negeri, terutama di kawasan Asia. Ia banyak mendapat tawaran tampil di negara kawasan.
Menjadi penyanyi yang amat sukses tentu membuatnya amat sibuk dengan jadwal ketat. Setelah menikah pada tahun 1991, suami hanya mengatakan, dirinya tidak melarang sang istri berkarier, tetapi ia perlu mengingat posisinya sebagai istri dan ibu rumah tangga. Melihat keharmonisan rumah tangga yang tampak sejauh ini, Hetty pun dapat menjalani aktivitasnya dengan seimbang, termasuk saat mengikuti kiprah politik suaminya.
Kini, dengan usia yang terus bertambah, Hetty memang tak sesibuk seperti di era keemasannya dulu. Sesekali ia masih tampil, seperti pada Agustus nanti di Kuala Lumpur, selebihnya penyanyi bernama asli Hetty Koes Madewi ini lebih banyak ambil bagian dalam lomba nyanyi dan acara variety show di televisi.
Baca juga :Hetty Koes Endang Merayakan Ulang Tahun
Sebagai artis senior, selanjutnya Hetty ingin berkiprah dalam ranah sosial. Ketika ditanya apa renungannya tentang sukses meniti karier, sosok yang juga sudah menjadi legenda ini mengatakan, ”Meraih itu lebih mudah dari mempertahankan.”
Kepada penyanyi muda, Bunda Hetty punya pesan agar terus berkarya karena hanya melalui karya itulah ia akan dikenang. Hetty yang sudah hampir selesai dengan karier pribadinya ini ingin putrinya, Afifah, yang ia akui punya bakat bagus dalam menyanyi dan menggubah lagu, dapat mengikuti jejaknya. Itu harapan yang ia sampaikan di rumahnya, Kamis (16/6/2022), hal yang juga ia sampaikan saat diwawancara media lokal astroawani.com (20/6/2022).
Hetty Koes Endang
Lahir: Jakarta, 6 Agustus 1957
Suami: Yusuf Emir Faishal
Anak: Amirmahmud Saatari dan Afifah Yusuf
Genre musik: Pop, Keroncong, Nusantara/Daerah
Prestasi Internasional: World Pop Song Festival Tokyo Budokan (1997)
Album sukses:
- Sorga Neraka (1985)
- Berdiri Bulu romaku (1987)