Meski tertatih-tatih dan gerak terbatas, budayawan Butet Kartaredjasa mengantarkan puluhan perupa dan penyair melakukan muhibah kebudayaan sejak Minggu (5/6/2022) di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
·2 menit baca
Meski tertatih-tatih dan gerak terbatas, budayawan Butet Kartaredjasa mengantarkan puluhan perupa dan penyair melakukan muhibah kebudayaan sejak Minggu (5/6/2022) di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Para seniman, kata Butet, diharapkan menjadi pembuka jalan bagi kalangan industri besar, seperti Pupuk Kaltim, untuk mendekatkan diri pada kebudayaan.
Sebaliknya, katanya, kesan industri itu sangar, keras, dan rakus, dengan merangkul kebudayaan, akan memberi kesan lebih ramah kepada masyarakat. ”Makanya, saya usulkan agar BUMN, seperti Pupuk Kaltim, mengundang para seniman. Nanti mereka akan berkarya dan hasilnya bisa dibukukan atau dipamerkan,” kata Butet, Senin (6/6/2022), di Bontang.
Budayawan yang dikenal sebagai pemonolog itu menyebut, kunjungan para seniman ke Bontang sebagai muhibah kebudayaan. ”Ini bukan sekadar kunjungan, tetapi kunjungan yang meluluhkan citra sangar industri melalui karya. Nanti puisi-puisi para penyair akan dibukukan, bila perlu dibacakan para pejabat,” tutur Butet.
Dalam muhibah kebudayaan itu, antara lain, turut serta penyair Joko Pinurbo dan Inggit Putria Marga, para perupa seperti Putu Sutawijaya, Nasirun, dan Lucia Hartini. ”Mereka ini seniman-seniman terkemuka Indonesia sekarang ini. Yakin bahwa karya-karya mereka dengan obyek-obyek yang dikunjungi di Bontang akan mengubah citra industri yang sangar tadi,” kata Butet.
Butet berharap muhibah kebudayaan seperti ini akan memberi pengaruh terhadap pengurangan pajak terhadap industri yang melakukan CSR (corporate social responsibility) di bidang kebudayaan. ”Dengan begitu, semua industri terpacu,” katanya. (CAN)