Kehangatan masakan rumah yang antara lain ditonjolkan Devina dalam setiap resep yang dibagikannya. Dengan pisau dapur yang tangkas ia mainkan, Devina menyuguhkan ”komunikasi” rasa.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
Dapur adalah surga bagi Devina Hermawan (26). Ia betah berlama-lama berkreasi dengan masakan di studio dapur di rumahnya di kawasan Bandung, Jawa Barat. Dengan pisau dapur yang tangkas ia mainkan, Devina menyuguhkan ”komunikasi” rasa.
Devina yang berprofesi sebagai kreator konten punya kesibukan padat membuat tayangan memasak untuk diunggah di kanal Youtube. Meski begitu, ia selalu menyediakan waktu untuk dua anaknya yang berusia 8 bulan dan 2 tahun. Sesekali, Chef yang pernah menjadi finalis ketujuh Master Chef Indonesia musim ke-5 ini membiarkan putranya berceloteh dan nangkring di dapur ketika ia membagikan resep masakan terbaru.
Kehangatan masakan rumah pula yang antara lain ditonjolkan Devina dalam setiap resep yang dibagikannya. Ketika diwawancara lewat Zoom, Rabu (4/11/2020), Devina segera mempertontonkan keterampilan memasak di studio memasaknya. Dapur yang khusus dipakai untuk membuat konten berbagai masakan untuk Youtube itu baru saja dipindah dari dalam rumah ke areal terbuka tak jauh dari kolam renang.
Selain membagikan teknik dasar memasak, resep buatannya sering kali berbeda dengan resep yang sudah beredar. Ketika membuat resep cheesy garlic bread yang belakangan sedang viral di kalangan pencinta kuliner misalnya, Devina mengganti roti manis yang biasanya dipakai untuk makanan yang populer di Korea Selatan ini dengan roti perancis yang tawar. Ia lantas memadukannya dengan taburan krim keju yang disiram saus bawang putih.
Makanan lain yang sedang viral dan kemudian diolah kembali adalah roti goreng ubi alias goguma ppang atau korean sweet potato bread. Jika di Korea, roti yang tampilannya mirip ubi ungu ini berbahan dasar tepung beras dan tepung tapioka yang kenyal seperti roti mochi, Devina lebih memilih menggunakan adonan kombinasi bakpao dan donat yang lebih akrab dengan masyarakat Indonesia.
Masakannya ini segera berhasil menerbitkan air liur dengan tampilan tekstur luar garing dan lembut meleleh di dalam dengan isian ubi dan keju mozarella. Jumlah penontonnya bisa lebih dari 2 juta orang untuk satu tayangan resep. Para penonton ini tidak turut merasakan masakannya, tetapi Devina piawai mengiming-imingi masakannya karena penampilannya yang terkesan lezat.
Untuk masakan sederhana seperti ayam goreng, Devina paham betul bahwa pemirsanya sudah berharap akan bisa melihat tampilan ayam goreng yang juicy di bagian dalam dan garing dengan warna bagus di bagian luarnya. ”Kalau bisa merealisasikan harapan ini dalam video, orang akan lebih percaya. Tips yang dibagikan juga harus masuk akal dan mudah dicerna,” ujar Devina yang juga menulis buku Indonesian Fushion Food.
Lumayan sering membagikan resep makanan Korea yang ekonomis dengan bahan baku lokal, perusahaan makanan Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation (aT) pun kemudian melirik Devina untuk turut menjadi salah satu pemengaruh (influencer) dalam program terbarunya, Challenge Your K-Food. Dari kolaborasi itu, Devina, antara lain, membagikan resep ramdon yang populer karena disajikan di film Parasite.
Ramdon atau ramen udon ini memiliki julukan asli jjapaguri, yaitu gabungan dua mi instan, Chapagetti dan Neoguri. Chapagetti adalah mi chajang (saus kacang hitam), sedangkan neoguri adalah mi kuah dengan saus pedas aroma seafood. Perpaduan dua mi ini menghasilkan rasa yang gurih, manis, dan pedas. Cocok untuk teman menonton drama korea.
Selama masa pandemi ini, ketika banyak acara bergeser ke virtual, peluang kolaborasi dengan banyak pihak memang terbuka lebar. Saking banyaknya tawaran kerja sama ini, Devina tambah sibuk dan sempat kewalahan mengatur waktu antara membuat konten memasak, menjalankan peran sebagai ibu, dan turut menjalankan bisnis keluarga bersama sang suami. ”Banyak hal ditata ulang. Dari sebelumnya kewalahan, belajar mengatur waktu, tetapi tetap sibuk. Setiap hari selalu ada mengerjakan sesuatu,” katanya.
Mengubah pola
Membuat kreasi konten buat Youtube juga mengubah pola memasaknya. Awalnya, Devina lebih banyak memasak makanan rumahan atau memasak untuk layanan jamuan makan pribadi (private dining). Namun, kebiasaan memasak ini berubah karena tuntutan untuk menguasai semua dasar teknik memasak.
”Memaksa saya mencoba-coba masak setiap hari. Kadang yang ada di Youtube belum tentu sekali jadi bagus. Kita coba riset dan pengembangan dulu. Itu memaksa saya keluar dari yang tadinya nyaman di masakan ini saja. Dengan Youtube harus banyak eksplorasi, orang lebih suka sesuatu yang basic dan twist trick yang saya berikan,” tambahnya.
Ketika menjalankan bisnis jamuan makan pribadi, Devina bakal merasa puas ketika tamu yang dijamu puas dengan masakannya. Namun, kepuasan yang berbeda ia petik ketika membuat konten masakan. Rasa senang membuncah pada saat ada penonton yang kirim pesan sebagai ucapan terima kasih karena telah memakai resepnya untuk jualan makanan.
”Orang percaya. Dapat kepercayaan ini kepuasan sebagai content creator,” ujar Devina.
Menjadikan hobi memasak sebagai profesi, pekerjaan sebagai kreator konten di bidang kuliner diakui sangat memakan waktu. Karena telanjur mencemplungkan diri ke pekerjaan tersebut, Devina tak mau membuang waktu dengan bekerja setengah hati. ”Harus serius karena ini sangat time consuming. Kalau enggak serius, ya, sayang aja,” tambahnya.
Meskipun tak satu pun anggota keluarga besarnya berkecimpung di dunia kuliner, Devina dan keluarganya adalah pencinta masakan. Mereka terbiasa menjajal tempat makan baru dengan berbagai macam jenis masakan. Rasa ingin tahu terhadap masakan yang besar membuatnya makin sering turun ke dapur.
Sejak duduk di bangku SMA, ia sudah mulai menjamu keluarga besarnya dengan masakan. Kala itu ia lebih banyak mengolah masakan barat yang lebih sederhana dibandingkan masakan Indonesia. Ekspektasi orang ketika dijamu dengan masakan Indonesia cenderung lebih tinggi, kata dia.
Tumbuh besar di tanah Pasundan, Devina pun akrab dengan masakan Sunda yang sehari-hari tersaji di piring makannya sejak kecil.
”Yang bikin kangen, ya, pasti masakan Sunda. Masakan favorit, ya, masakan Sunda: sambal, lalapan, dan gorengan. Tiga ini kalau digabung lengkap. Sama kayak kalau bikin hidangan mewah, tekstur harus lengkap harus ada kontras rasa. Lalapan dingin, gorengan anget, ada serundeng ayam crunchy, ada tekstur sayuran. Itu enak banget,” ucapnya.
Dalam memasak, selain berkreasi dan berinovasi, seorang chef juga harus menguasai ilmu pengetahuan di balik teknik memasak. Kenapa makanan dari mentah menjadi matang? Kenapa kalau kita tambahkan garam atau asam, ia berubah sifat? Jika ilmunya sudah dikuasai, chef hanya perlu menambahkan sedikit nilai tambah dengan sentuhan racikan bumbu unik.
”Itu kenapa beda tangan hasilnya beda. Membuat satu konsep hidangan sama seperti melukis. Bahannya sama, tetapi hasilnya beda,” kata Devina. Di laman Youtubenya, Chef Devina lantas terus ”melukis” karyanya dengan komunikasi rasa yang tak biasa.