Tampil membacakan puisi di panggung selalu memberikan misteri tersendiri bagi Sha Ine Febriyanti. Misteri yang memberinya nuansa dan pemahaman baru dari bait-bait puisi yang dibacakannya.
Rabu (28/11/2018) malam, meski tanpa panggung, dan hampir tanpa jarak dengan penonton, Ine tampil membacakan sebuah puisi terbaru bertema kuliner dari sastrawan Sapardi Djoko Damono. Puisi berjudul “Sajak Nasi Goreng Ikan Asin” yang dibuat Sapardi itu merespon ilustrasi kuliner karya kartunis Beng Rahadian. Ine membawakannya dengan sederhana dan sanggup membuat lapar yang mendengarnya.
“Aku tadi malah khawatir tidak mampu menyampaikan (puisi) dengan baik. Karena biasanya membawakan puisi itu dengan penjiwaan dan gerakan yang wah, ini membaca puisi yang sederhana. Tapi puisi sederhana itu malah jauh lebih susah,” tutur Ine, saat pembukaan Pameran Ilustrasi Cerita Makan #Nusantara, di Bentara Budaya Jakarta.
Membaca puisi, bagi Ine, adalah sebuah seni dengan tantangan tersendiri. Berkali-kali tampil dalam teater, film, monolog, dan lainnya, puisi baginya tetap tidak sederhana.
“Ketika Aku membaca puisi di atas panggung, aku paham dengan apa yang dimaksud oleh penulisnya. Bukan hanya mengerti. Setiap latihan, baca puisi, aku ngerti nih maksudnya. Kadang kalau di atas panggung, ada pemahaman baru yang hadir. Mungkin itu yang disebut misteri panggung,” kata pemeran Nyai Ontosoroh dalam film Bumi Manusia yang akan tayang tahun depan ini.