Sebelum Lebaran, perkara mudik dan persiapan pakaian menjadi dua hal yang paling umum menjadi topik perbincangan warganet dan pemberitaan media massa daring.
Oleh
Yohanes Mega Hendarto
·6 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pengunjung membeli aneka kue kering di Pasar Tambahrejo, Kota Surabaya, Jawa Timur (20/4/2022). Penjualan makanan untuk kebutuhan Lebaran kini mulai meningkat. Dalam satu pekan terakhir, warganet banyak berinteraksi dengan topik informasi kebutuhan Lebaran, salah satunya adalah persiapan makanan saat hari raya Idul Fitri.
Lebaran tahun ini tampaknya warganet Indonesia sudah merasa terbebas dari bayang-bayang Covid-19. Perbincangan tentang mudik dan persiapan teknis seperti pakaian menjelang Lebaran justru menjadi topik yang menarik perhatian.
Layaknya sebuah perayaan, Idul Fitri atau Lebaran tidak pernah terlepas dari sejumlah persiapan, dari perkara teknis hingga yang batiniah. Meski persiapan batin harus lebih diutamakan, tapi hiruk pikuk berbelanja dan mudik tidak dapat dipungkiri. Ritual mudik menjadi fenomena di ruang publik bagi siapapun untuk pulang ke kampung halaman.
Mudik Lebaran menjadi sebuah pencapaian puncak para pemudik setelah sebulan penuh menuntaskan ibadah puasa. Apalagi, Lebaran tahun ini pemerintah sudah tidak melarang ketat masyarakat untuk mudik dibandingkan dua kali Lebaran sebelumnya. Alhasil, para perantau tahun ini memiliki hasrat besar untuk pulang dan mengisi kembali energi kekerabatan yang mulai meredup selama berjuang di tanah orang.
Dari data-data sebelumnya, lonjakan kasus Covid-19 selalu terjadi setelah liburan panjang seiring mobilitas masyarakat yang meningkat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers pada 18 April 2022, menyatakan bahwa kadar antibodi masyarakat Indonesia sudah naik menjadi 99,2 persen berdasarkan survei Kemenkes dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Hanya saja, pemerintah tetap menghimbau masyarakat agar selama liburan panjang tidak bepergian ke luar negeri karena tingkat penularan masih cukup tinggi.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Suasana di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (20/4/2022). Dua pekan menjelang Lebaran, masyarakat mulai berbelanja pakaian. Antusiasme publik mencari kebutuhan Lebaran ini juga terekam dalam perbincangan di media sosial.
Antusiasme masyarakat terhadap mudik tahun ini terekam dalam jejak digital mesin pencarian Google. Kata ”Lebaran” menunjukkan tren peningkatan pencarian oleh pengguna internet di Indonesia terutama dua pekan menjelang hari raya. Dari rentang skala 0-100 yang digunakan, Google Trends menangkap puncak pencarian Lebaran terjadi di rentang 10-16 April 2022, yaitu di angka 100.
Uniknya, ternyata ada pergeseran pencarian kata kunci terpopuler yang kentara dari waktu ke waktu, dimulai dari pekan pertama puasa pada 1-9 April 2022. Di pekan pertama, pengguna internet Indonesia lebih banyak mencari tahu soal masa libur Lebaran dan cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah. Sepuluh pencarian teratas hanya berisi seputar kata kunci tersebut.
Di pekan kedua (10-17 April 2022), masyarakat lebih ingin mengetahui hal-hal teknis seperti jadwal dan lokasi ganjil genap tol jalur mudik, resep kue Lebaran, serta parsel (hampers) Lebaran. Di samping itu, satu-satunya kata kunci yang dicari di Google terkait Covid-19 ialah vaksin booster sebagai syarat mudik tahun ini. Informasi seputar perkembangan kasus, risiko penularan virus, atau penerapan protokol kesehatan selama mudik tidak lagi menjadi perhatian masyarakat.
Persiapan
Lebaran sudah lama menjadi magnet ekonomi bagi masyarakat, walaupun di saat yang sama semarak dan khidmat hari raya tetap ada dalam sanubari. Sudah rahasia umum jika kesempatan hari raya ini dimanfaatkan para pengusaha untuk meningkatkan pendapatan dibandingkan hari biasanya.
Daya tarik Lebaran di segi ekonomi tersebut juga terekam dalam perbincangan warganet di media sosial dan pemberitaan media massa daring. Berdasarkan pantauan Litbang Kompas melalui aplikasi Talkwalker selama sepekan (11-17 April 2022), terdapat 242,5 ribu perbincangan warganet dari berbagai platform media sosial terkait kata kunci “Lebaran” dan “Idul Fitri”. Perbincangan ini telah menghasilkan interaksi sebanyak 1,1 juta akun pengguna media sosial.
Puncak pertama perbincangan warganet terkait Lebaran terjadi pada Sabtu, 16 April 2022 pukul 09.00-10.00 WIB. Tingginya intensitas percakapan itu lantaran dipicu oleh pemberitaan di laman Kompas TV terkait perkiraan biaya tol sebesar Rp 737 ribu untuk mudik rute Jakarta ke Surabaya. Pemberitaan tersebut telah dilihat oleh 1,1 juta warganet dan menghasilkan 1,3 ribu interaksi di kalangan pengguna media sosial.
Selain soal mudik, salah satu topik tertinggi ialah perbincangan seputar mode pakaian Lebaran yang menjadi perhatian warganet. Momentum ini juga dimanfaatkan oleh lokapasar untuk menyebarkan promosi di media sosial. Meskipun jika dilihat ke belakang, gerakan promosi di toko-toko daring sudah dimulai sejak awal Ramadhan.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Penawaran aplikasi belanja oleh sebuah ritel pakaian di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (9/3/2022). Penggunaan aplikasi untuk memudahkan belanja daring diminati masyarakat menjelang Lebaran.
Salah satu toko daring yang berhasil memanfaatkan momentum ini ialah Lazada Indonesia yang menduduki urutan teratas percakapan tertinggi di kalangan warganet. Lazada Indonesia berhasil menggaet 92,5 ribu interaksi warganet melalui video singkat di platform Tiktok.
Di kanal tersebut, Lazada Indonesia mempromosikan event Lebaran Mega Sale yang berisi berbagai diskon utnuk berbagai barang, khususnya pakaian yang menjadi incaran konsumen menjelang Lebaran.
Lokapasar lainnya yang juga gencar memanfaatkan momen ini ialah Shopee Indonesia. Tagar #KetupatShopee menjadi tagar terpopuler yang digunakan warganet terutama di Twitter. Sebab, tiap harinya hingga hari raya nanti, Shopee Indonesia menggelar kuis berhadiah dan warganet yang terlibat wajib menyertakan tagar tersebut.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Calon penumpang membeli tiket bus antar kota yang akan membawanya pulang ke kampung halaman di terminal bayangan Pondok Pinang, Jakarta Selatan (20/4/2022). Informasi seputar mudik Lebaran menjadi topik yang banyak dipercakapkan warganet di media sosial di pekan ini.
Fenomena lainnya yang dapat dicermati di Twitter ialah makin gencarnya para pemilik toko daring yang menjajakan foto barang jualannya secara sporadis, misalnya di kolom komentar suatu cuitan. Usaha promosi terselubung seperti ini juga diikuti oleh akun-akun dropshipper dan reseller dari berbagai toko daring. Tujuannya tentu sama, memanfaatkan momentum persiapan Lebaran untuk menarik pembeli.
Gencarnya promosi jualan tidak hanya di sektor retail pakaian saja, tapi juga menjalar ke sektor jual beli kendaraan. Dalam rekaman kata kunci dan tagar terkait “Lebaran” dan “Idul Fitri”, terdapat cukup banyak tagar promo mobil bekas dan baru, khususnya tipe SUV (sport utility vehicle) yang cocok digunakan sebagai sarana mudik bersama keluarga.
Dengan kata lain, mudik dan belanja menjadi dua tema besar yang ramai diperbincangkan warganet di media sosial serta didukung oleh pemberitaan media massa daring. Kedua tema itu disusul dengan tema-tema kecil seperti perbincangan tentang resep kue Lebaran, parsel Lebaran, dan amplop (THR) Lebaran. Di sisi lain, persoalan Covid-19 juga dilupakan oleh warganet dan pemberitaan media massa daring, sebab dari 100 kata kunci dan tagar terkait Lebaran, tidak ada satupun kata yang berhubungan dengan Covid-19.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Seorang warga membaca ayat suci Al Quran seusai menunaikan ibadah shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (15/4/2022). Bulan Ramadhan dipergunakan sebaik-baiknya oleh umat Islam untuk mencari pahala, antara lain dengan membaca Al Quran, beriktikaf, dan shalat Tarawih.
Batin
Lebih semaraknya persoalan mudik dan belanja di media sosial seharusnya dapat menjadi bahan refleksi bersama dalam menyambut Idul Fitri. Secara filosofis, Idul Fitri membawa serta konteks makna untuk kembali ke kondisi alamiah (state of nature) manusia yang hanif, cenderung kepada kebenaran, kebaikan, dan kesucian. Dari sanalah energi silaturahmi terpancar dalam diri manusia.
Begitu pula dengan tradisi mudik yang nyatanya juga mencerminkan fenomena urbanisasi dan sosial ekonomi. Namun yang tidak boleh dilupakan, tradisi mudik pertama-tama adalah fenomena spiritual. Para pemudik dipicu oleh spirit silaturahim, rela menempuh jarak ratusan bahkan ribuan kilometer demi penghormatan yang tinggi kepada orangtua, kerabat, dan sanak saudara.
Amat disayangkan bila persiapan menyambut hari kemenangan hanya disibukkan dengan persoalan yang ada di tataran permukaan teknis saja. Pakaian, kendaraan, camilan, dan barang belanjaan lainnya hanyalah penunjang suasana hari raya, bukan esensi yang sesungguhnya. Momen Ramadhan bukan hanya usaha melawan hawa nafsu makan minum, tapi juga hasrat konsumtif.
Lebaran tinggal sepekan lebih dan keriuhan media sosial akan terus meningkat menjelang hari raya. Sebuah langkah bijak jika menyisakan ruang khidmat dalam batin di tengah jebakan konsumerisme dan hedonisme yang berseliweran di media sosial. Selamat menyiapkan batin menyambut Lebaran. (LITBANG KOMPAS)