Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan ekonomi khusus Likupang membawa optimisme sendiri. Pengendalian Covid-19 di wilayah ini turut menjadi penentu masa depan pembangunan tersebut.
Oleh
Arita Nugraheni
·5 menit baca
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang kini berada di tahun ketiga sejak ditetapkan pada Desember 2019. Meski area KEK belum terbangun, geliat pengembangan di wilayah sekitar menumbuhkan optimisme.
Mengikuti rute tercepat Google Maps, perjalanan Kompas pada Rabu (26/1/2022) dari Bandara Internasional Sam Ratulangi menuju KEK Likupang dilakukan via Jalan Teterusan Mapanget. Jarak yang ditempuh adalah 48,8 kilometer dengan perkiraan durasi perjalanan 1,5 jam menggunakan kendaraan roda empat.
Jalan yang dilalui terbilang baik dengan ruas jalan selebar dua mobil berpapasan. Beberapa titik jalan cukup terjal dan berlubang. Namun, lalu lintas yang sepi membuat perjalanan relatif bebas hambatan. Memasuki Desa Pulisan di Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, lokasi KEK sudah tinggal sepelemparan batu.
Sayangnya, hanya gerbang besi tergembok yang dapat dijumpai setibanya di titik lokasi. Tampak dari luar adalah pos jaga kosong dan baliho besar bergambar ”Master Plan KEK Pariwisata Likupang”.
Perjalanan ini pun memberikan gambaran seutuhnya bahwa belum ada aktivitas pembangunan di KEK Likupang. Seturut dengan yang disampaikan Project Development Head PT. Minahasa Permai Resort Development (MPRD) Paquita Widjaja Rustandi bahwa pembangunan masih terhambat investasi (Kompas, 26/1/2022).
Badai Covid-19 diakui berimbas pada komitmen investasi pelaku usaha. Maka dari itu, pengendalian Covid-19 perlu menjadi perhatian utama. Merujuk pada Indeks Pengendalian Covid-19 yang disusun Litbang Kompas, pengendalian Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut) mengendur sejak 10 Januari 2022. Pengukuran pada minggu ke-26 tersebut mencatatkan skor 83 atau turun dua poin dari pengukuran minggu sebelumnya.
Di minggu ke-27, poin kembali turun di angka 80 kemudian kembali naik pada 24 Januari 2022 menjadi 82 poin. Kenaikan tersebut sayangnya masih lebih rendah dari rerata di Pulau Sulawesi dan nasional yang tercatat sebesar 83 poin.
Penurunan nilai pengendalian Covid-19 salah satunya dipengaruhi oleh kasus positif Covid-19 yang melonjak hingga 29 kasus pada 24 Januari 2022. Padahal, kasus harian di Sulut telah melandai hingga angka nol sejak awal Desember 2021. Vaksinasi juga perlu terus dikejar di tengah cakupan pemberian dosis kedua yang baru mencapai 52,8 persen di 30 Januari 2022.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara Henry Kaitjily dalam wawancara Kompas, Jumat (28/1/2022) menyampaikan bahwa pembangunan KEK Likupang bergantung sepenuhnya dari investasi pelaku usaha dan PT MPRD selaku pengembang. Pemerintah sendiri melakukan pembangunan infrastruktur di luar area KEK.
Pembangunan di luar KEK Likupang memang tampak bergeliat. Jalanan yang baru selesai di aspal dan di semen terlihat di Desa Marinsow, Desa Pulisan, dan Desa Kinunang. Area bundaran yang akan dijadikan sebagai simbol kawasan juga sudah tampak disiapkan meski belum terdapat penanda apa pun.
Pembangunan jalan dan jembatan penghubung pantai-pantai di pesisir utara dan selatan juga dalam proses pengerjaan. Jalan tersebut nantinya akan mempercepat akses, salah satunya dari Pantai Paal ke Pantai Pulisan.
Jalan yang dibangun akan semakin menguatkan konektivitas antar pantai-pantai yang menjadi magnet utama pariwisata Likupang. Tak menutup kemungkinan, spot pantai-pantai baru akan ”ditemukan” dan dikembangkan untuk memperkaya kawasan.
Hingga saat ini, setidaknya ada tiga pantai yang terbuka untuk umum. Di pesisir utara, terdapat Pantai Surabaya yang berpasir hitam dan Pantai Pulisan yang berpasir putih.
Di antara kedua pantai ini terdapat Pantai Paradise Resort yang tidak bisa diakses oleh umum. Menurut penjaga resor, hanya tamu yang sudah melakukan reservasi via daring yang dapat masuk ke area Hotel Paradise atau yang dulunya bernama Casabaio Paradise.
Di Pantai Pulisan, setiap pengunjung dikenakan retribusi berdasarkan jenis kendaraan yang dipakai. Untuk kendaraan roda dua dibanderol retribusi Rp 20.000 dan untuk roda empat Rp 40.000. Sementara untuk kendaraan dengan roda lebih dari empat sebesar Rp 60.000. Di pinggir pantai berjajar area berdagang dan pembangunan kawasan pendukung di luar area pantai sedang dibangun.
Mengarah ke pesisir selatan adalah Pantai Paal. Model retribusi di pantai ini juga ditetapkan berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan. Artinya, ongkos berlibur akan lebih ekonomis jika dilakukan dalam rombongan.
Di antara pantai lainnya, Pantai Paal memiliki garis pantai terpanjang. Terdapat 40-an pondok makanan yang dilengkapi dengan gazebo di dekat garis pantai. Saat didatangi, hanya dua-tiga pondok yang berjualan.
Tak hanya pantai, salah satu yang menambah daya pikat Likupang adalah bukit-bukit ilalang yang dapat dinikmati sepanjang jalan di Desa Pulisan. Salah satu titik yang dapat dikunjungi adalah Bukit Savana Pulisan.
Pendakian dari jalan beraspal berjarak lebih kurang 1 kilometer dengan waktu tempuh sepuluh menit. Jalanan tanah berbatu berpadu kontras dengan tiang-tiang listrik yang tertancap di pinggiran. Pembangunan pun sudah mulai akan menyentuh kawasan ini.
Di ketinggian bukit, pemandangan Laut Sulawesi terhampar dengan gradasi warna biru langit dan laut bertemu. Likupang tak pelak akan menjadi surga wisata baru di ujung utara Indonesia.
Era baru pariwisata Likupang diharapkan memberikan dampak baik bagi warga sekitar. Salah satunya adalah Martha Sukendo. Pemilik warung di area Pantai Paal ini berupaya memberikan pelayanan yang terbaik demi kenyamanan tamu. Martha tetap membuka warung untuk melayani pelanggan di tengah kondisi yang masih sepi.
Era baru pariwisata Likupang diharapkan memberikan dampak baik bagi warga sekitar.
Antusiasme juga tampak dari salah satu pengurus homestay, Yuliana, di Desa Pulisan. Ia bergegas merapikan kamar homestay milik ibunya sesaat setelah kamar dipesan. Ia pun memasak sendiri hidangan makan malam dan pagi untuk menjamu tamu.
Animo masyarakat di sekitar kawasan KEK Likupang diharapkan dapat terus terjaga. Dengan bekal keterampilan hospitality yang terus dibentuk, diharapkan masyarakat tidak tertinggal roda ekonomi pariwisata yang sedang menyongsong harapan. (LITBANG KOMPAS)