Balap mobil Formula E tuntas digelar pada Sabtu (4/6/2022) di Jakarta. Ini menjadi aset pariwisata-olahraga bagi Indonesia yang prospektif ke depan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Pebalap Mitch Evans dari tim Jaguar TCS Racing tampil sebagai juara dalam Formula E di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta. Prestasi pebalap asal Selandia Baru itu kombinasi persiapan matang teknis dan nonteknis.
Sebanyak 22 pebalap, sebagian eks Formula 1, berlaga di Formula E Jakarta 2022. Jakarta menggantikan Cape Town, Afrika Selatan, yang batal menggelar Formula E seri kesembilan musim 2021-2022 karena pandemi. Akibat pandemi pula, RI menunda dua tahun menggelar E-Prix perdananya.
Terlaksananya Formula E di Jakarta tergolong melegakan, mengingat pro-kontra saat persiapannya, baik dari sisi anggaran, kesiapan infrastruktur termasuk sirkuitnya, serta beberapa hal lain.
Di sisi lain, tuntasnya pergelaran kejuaraan dunia balap mobil listrik terkemuka sejagat itu menjadi simbol kebangkitan RI dari pandemi dan krisis yang sempat membuat balapan internasional, juga aneka kejuaraan berbagai cabang olahraga, mati suri (Kompas, 4/6/2022).
Bisa dibilang, tahun ini yang notabene tahun awal bangkit dari pandemi, RI telah beberapa kali menggelar event olahraga internasional. Pada Maret 2022, Indonesia menjadi tuan rumah balap motor MotoGP di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
Juga diwarnai berbagai masalah terkait persiapan, terutama seputar kualitas lintasan sirkuit dan sejumlah fasilitas pendukungnya, MotoGP seri Mandalika juga tuntas dilaksanakan. Sudah tentu, disertai catatan bahwa berbagai kekurangan yang muncul sebelum perhelatan 2022 harus dipastikan siap jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan 2023.
Kita juga akan menjadi tuan rumah dua kejuaraan bulu tangkis kelas super series, yakni Daihatsu Indonesia Masters yang akan bergulir mulai Selasa (7/6/2022) dan East Ventures Indonesia Open, pekan depan.
Sejumlah catatan keberhasilan Indonesia menghelat event olahraga internasional, termasuk saat Asian Games Jakarta-Palembang 2018, sepatutnya menjadi batu loncatan untuk mengoptimalkan ajang-ajang ke depan bukan sebagai kejuaraan olahraga semata. Namun, sekaligus juga menjadi bagian dari kemasan pariwisata, atau yang kini lazim disebut sebagai pariwisata olahraga (sport tourism).
Dalam konsep pariwisata olahraga, diupayakan ada sejumlah acara sebelum kejuaraan utama digelar, melibatkan para atlet yang akan bertanding. Seiring dengan itu diadakan juga acara interaktif antara fans dan atlet, yang biasa disebut dengan meet and greet.
Penambahan jadwal di luar tanggal puncak kejuaraan juga diharapkan bisa berkontribusi terhadap perekonomian di kota penyelenggara. Mengingat, kehadiran para atlet yang sekaligus wisatawan, yang lebih lama di kota arena, akan menaikkan jumlah uang yang dibelanjakan dan pada akhirnya mendongkrak geliat ekonomi setempat.