Jakarta E-Prix berjalan sukses dengan menghadirkan pebalap Jaguar TCS Racing, Mitch Evans, sebagai juara edisi perdana. Kemenangan itu buah dari strategi tepat untuk menaklukan suhu panas di Jakarta.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR, DAHONO FITRIANTO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mitch Evans, pebalap tim Jaguar TCS Racing, mencatatkan sejarah sebagai pemenang edisi perdana Formula E Jakarta E-Prix yang digelar di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (4/6/2022). Prestasi pria asal Selandia Baru itu merupakan perpaduan persiapan matang dari sisi teknis dan nonteknis.
Dari sisi teknis, Evans bersama tim Jaguar memeragakan strategi yang apik untuk mengatasi pemahaman terbatas tentang Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) serta suhu panas Jakarta. Ketika balapan dimulai, suhu di sekitar kawasan Ancol mencapai 31 derajat celsius dengan suhu trek mencapai 42 derajat celsius.
Evans, yang memulai balapan dari posisi ketiga, langsung menyalip Antonio Felix da Costa ketika balapan baru berjalan sekitar empat menit atau memasuki putaran ketiga. Meski telah menduduki peringkat kedua, pebalap berusia 27 tahun itu tidak terburu-buru untuk mengejar Jean-Eric Vergne, pebalap DS Techeetah, yang memulai balapan dengan menduduki pole position.
Strategi Evans dan tim Jaguar dalam penentuan momen attack mode menjadi kunci bagi kemenangan di Jakarta E-Prix. Attack mode adalah kesempatan pebalap untuk memacu mobil hingga kecepatan maksimal, yaitu 250 kilowatt (kW), atau lebih dari 30 kW dibandingkan dalam mode normal.
Untuk mengaktifkan attack mode, pebalap perlu melaju lebih melebar dan melambat di tikungan zona aktivasi mode tersebut yang berada di tikungan ke-16 Jakarta E-Prix. Evans menjalankan dua kali attack mode lebih lambat dibandingkan Vergne.
Jika Vergne mengaktifkan mode itu pada menit ke-11 dan ke-20, Evans menggunakan attack mode ketika balapan berjalan 12 menit dan 31 menit.
Pada tiga lap setelah melakukan attack mode kedua atau tepatnya lap ke-31, Evans menyalip Vergne di tikungan ketujuh. Ketika itu, balapan menyisakan enam menit terakhir.
Strategi itu tidak hanya membantu Evans menemukan momentum tepat untuk menyalip Vergne. Ia juga bisa lebih hemat menggunakan energi baterai mobilnya.
Ketika balapan lap terakhir, Evans masih memilki cukup kekuatan untuk memacu mobilnya dengan sisa daya 0,8 persen, sedangkan Vergne di putaran pamungkas hanya memiliki sisa baterai 0,6 persen.
Keunggulan kondisi baterai itu membantu Evans bisa menjaga posisi terdepan hingga merampungkan 40 lap. Tidak hanya menduduki podium tertinggi, Evans juga mencatatkan lap tercepat di Jakarta E-Prix dengan catatan 1 menit dan 9,786 detik.
Secara total, ia menyelesaikan balapan dengan waktu 48 menit dan 28,424 detik. Sementara itu, Vergne di urutan kedua berselisih 0,733 detik, lalu Edoardo Mortara dari tim Rokit Venturi Racing lebih lambat 0,967 detik dibandingkan dengan Evans.
Ini adalah kemenangan berkat kerja keras tim yang membantu saya. Kami melakukan banyak pekerjaan untuk menentukan strategi dan menyusun sistem yang tepat demi bisa memaksimalkan mobil di suhu panas.
”Ini adalah kemenangan berkat kerja keras tim yang membantu saya. Kami melakukan banyak pekerjaan untuk menentukan strategi dan menyusun sistem yang tepat demi bisa memaksimalkan mobil di suhu panas,” ujar Evans dalam konferensi pers seusai balapan.
Selain teknis, Evans menuturkan, sisi nonteknis juga membantu dirinya cepat beradaptasi dengan suhu di Jakarta. Ia mengungkapkan telah tiga kali ke Indonesia sejak 2016 silam.
Oleh karena itu, Evans telah mengenal baik suhu panas yang amat mengganggu mayoritas pebalap. Demi membantu performanya, terutama agar tidak mudah terdehidrasi, ia lebih banyak memakan sayur dan buah sejak tiba di Jakarta.
”Saya punya kenangan tidak baik karena selalu merasakan sakit perut ketika berada di Indonesia. Maka itu, saya mengatur dengan baik asupan makanan dan minuman bersama tim demi bisa tampil maksimal pada hari balapan,” kata Evans.
Setelah merampungkan babak kualifikasi, Sabtu siang, Evans pun langsung menyantap salad untuk makan siangnya. Seperti pebalap lain, ia selalu menempelkan handuk basah ketika berada di garasi timnya.
Sementara itu, Vergne memuji strategi yang diterapkan Evans dan tim Jaguar. Meski bersyukur bisa finis di urutan kedua, pebalap asal Perancis itu tetap tidak puas dengan performa mobilnya yang gagal menaklukan suhu panas di Jakarta E-Prix.
”Mitch (Evans) lebih cepat sehingga saya tidak bisa menjangkaunya. Saya belum mengerti bagaimana cara terbaik untuk menghemat energi lebih baik dengan temperatur di sini. Saya beruntung tidak ada lap tambahan,” ucap Vergne.
Walakin, Vergne menilai, JIEC adalah salah satu sirkuit terbaik di ajang Formula E. Ia berharap balapan selanjutnya bisa dilaksanakan malam hari agar suhu tinggi tidak menjadi kendala bagi para pebalap.
Mortara melengkapi podium di Jakarta E-Prix dengan berada di posisi ketiga. Serupa dengan Vergne, Mortara juga senang bisa tetap naik podium walaupun kesulitan mengatasi panas dan kelembapan tinggi di Jakarta.
”Saya sangat senang dengan naik podium. Ini sesuai dengan rencana kami karena kami tetap bisa mengatur temperatur (baterai) dengan baik dan bisa menyentuh garis akhir dengan 0 persen energi,” kata Mortara, pebalap berkebangsaan Swiss.
Dengan hasil balapan di Jakarta, Vergne sekali lagi gagal finis pertama meski memulai lomba dari posisi terdepan. Sebelumnya, hal itu dialami pemilik dua gelar juara Formula E itu pada seri kelima di Roma, Italia, awal April lalu. Ketika itu, Evans pula yang menjadi pemenangnya.
Meski begitu, raihan 21 poin dari Jakarta E-Prix, yang terdiri dari 18 poin peringkat kedua dan tiga poin pole position, membantu Vergne naik ke posisi kedua dengan 116 poin. Ia hanya berjarak lima poin dari Stoffel Vandoorne, sang pemuncak klasemen pebalap dari tim Mercedes-EQ Formula E Team. Pada balapan di Jakarta, Vandoorne hanya finis di posisi kelima.
Adapun gelar juara di Jakarta menjadi catatan terbaik ketiga Evans di musim 2022. Sebelumnya, ia finis pertama di seri keempat dan kelima di Roma, 9-10 April. Evans masih berada di peringkat keempat dengan 109 poin.
Secara terpisah, Presiden Direktur PT Mercedes-Bens Distribution Indonesia Choi Duk Jun mengatakan, penyelenggaraan balap Formula E di Jakarta digelar di saat yang tepat untuk menunjukkan teknologi mobil listrik Mercedes. Apalagi, penyelenggaraan balap kali ini bertepatan dengan rencana Mercedes-Benz meluncurkan mobil listrik murni pertamanya di Indonesia, yakni Mercedes-Benz EQS, akhir tahun ini.
”Balapan ini berarti sangat penting bagi kami karena menjadi kesempatan bagi pelanggan kami untuk melihat langsung performa mobil listrik di dunia nyata,” ujarnya. Kebetulan saat ini tim Mercedes-EQ Formula E Team sedang memuncaki klasemen sementara Formula E untuk konstruktor dan pebalap.