Delapan kebijakan ditetapkan, di antaranya yang penting adalah pencegahan/penurunan laju deforestasi hutan, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove.
Oleh
Pramono Dwi Susetyo
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Anak-anak bermain di hutan mangrove atau bakau di sekitar taman kelurahan di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Minggu (18/10). Selain mencegah intrusi air laut, hutan mangrove juga mencegah erosi dan abrasi pantai serta tempat hidup dan sumber makanan bagi beberapa jenis satwa.Kompas/Agus Susanto (AGS)18-10-2015
FOLU (Forest and Other Land Use) Net Sink berarti penyerapan gas rumah kaca atau GRK sudah sama atau lebih banyak dibandingkan dengan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
FOLU Net Sink 2030 menjadi kata kunci dalam pengendalian perubahan dan krisis iklim. Indonesia berkomitmen mencapai FOLU Net Sink pada 2030.
Dalam FOLU Net Sink, penyerapan GRK dari sektor kehutanan ditargetkan 140 juta ton CO2e pada 2030 dan kemudian meningkat menjadi 304 juta ton setara CO2 pada 2050. Sektor kehutanan hendak menurunkan emisi GRK 17,2 persen dari 2,87 miliar ton perkiraan emisi 2030 dalam skenario penurunan emisi nasional 29 persen.
Untuk memastikan FOLU Net Sink tercapai, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya telah menandatangani dokumen Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Dokumen Rencana Operasional ini memandu apa yang harus dilaksanakan semua aktor secara kolaboratif. Delapan kebijakan ditetapkan, di antaranya yang penting adalah pencegahan/penurunan laju deforestasi hutan, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove.
Realistiskah mengurangi target emisi dalam waktu 7,5 tahun lagi? Menurut dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) baru, deforestasi akumulatif yang diizinkan dalam skenario menurunkan emisi 29 persen seluas 6,8 juta hektar pada 2030. Artinya, deforestasi yang diizinkan maksimal 680.000 hektar per tahun.
Pemerintah juga hendak meluaskan areal lindung di kawasan hutan. Juga restorasi dan reforestasi. Target rehabilitasi hutan tak produktif seluas 12 juta hektar dan penanaman pohon pada areal 230.000 hektar per tahun. Sementara target restorasi rawa gambut seluas 2 juta hektar dengan asumsi keberhasilannya 90 persen.
Target ini tampaknya sulit dilaksanakan kalau hanya mengandalkan unit kerja lingkup KLHK. Target pengurangan emisi karbon dalam FOLU Net Sink 2030 menjadi kurang realistis jika tidak dikolaborasikan dengan pemangku kepentingan: pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, dan masyarakat, melalui kerja program struktural, kemitraan, dan pembinaan kemasyarakatan.
Pramono Dwi SusetyoPensiunan KLHK, Vila Bogor Indah, Ciparigi, Bogor
Bertemu Dokter
Senin, 9 Mei 2022, ibu saya dijadwalkan berobat ke poli geriatri saraf di RS Cipto Mangunkusumo, pukul 10.00. Sebelumnya ia sudah didaftarkan secara daring. Ibu saya berusia 78 tahun, pensiunan suster RSCM poli penyakit dalam.
Menurut ibu saya, saat ia dipanggil bertemu dokter, tidak ada pemeriksaan. Dokter hanya menanyakan kondisi ibu saya. Namun, karena kurang jelas mendengar, ibu saya bertanya kembali kepada dokter yang bersangkutan.
Tidak lama kemudian, dokter malah ke meja depan tempat suster dan pegawai poli. Ketika ibu mencoba bertanya, tidak ada jawaban. Akhirnya pegawai poli di meja depan mengingatkan agar jangan teriak-teriak ke dokter. Ibu saya heran. ”Kalau saya teriak, tentu orang-orang pada datang.”
Ibu saya berobat ke rumah sakit, tempat dulu dia bekerja, untuk mendapatkan kesembuhan atas sakit yang dideritanya. Jika dokter yang bersangkutan mengharuskan pasien yang berobat bersuara pelan, apakah dokter itu memahami suara-suara manusia yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke?
Dulu juga ada dokter di poli geriatri (RSCM) yang diam saja saat ibu saya bertanya-tanya tentang sakitnya. Kalau memang tidak mau dipusingkan pertanyaan pasien, tidak usah jadi dokter.
Apakah tidak ada kurikulum khusus di kedokteran tentang bagaimana mengatasi psikologis ataupun kejiwaan pasien sehingga para dokter yang praktik dapat melayani masyarakat, terlebih lansia, dengan penuh perhatian?