Stefano ”Teco” Cugurra (47) menjadi wajah baru dominasi di sepak bola Indonesia. Tiga gelar Liga 1 dalam tiga musim beruntun untuk dua tim berbeda adalah bukti ”tangan dingin” juru taktik kelahiran Rio de Janeiro.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Stefano ”Teco” Cugurra (47) menjadi wajah baru dominasi di sepak bola Indonesia. Kehadiran Teco menghadirkan garansi trofi bagi klub-klub yang ditanganinya. Tiga gelar Liga 1 dalam tiga musim beruntun untuk dua tim berbeda adalah bukti ”tangan dingin” juru taktik kelahiran Rio de Janeiro, Brasil, itu.
Capaian gelar kedua secara beruntun yang diraih Bali United di BRI Liga 1 2021-2022 adalah pengukuhan sejarah baru yang diciptakan Teco di Indonesia. Selain mengantarkan ”Serdadu Tridatu” sebagai tim pertama yang meraih gelar liga beruntun sejak Liga Indonesia dimulai pada musim 1994-1995, Teco pun membawa Bali menjadi tim dengan perolehan poin tertinggi di era Liga 1 sejak 2017.
Sebelum di musim ini, Teco mempersembahkan gelar juara perdana untuk Bali di musim 2019. Lalu, ia juga menjadi sosok yang mengakhiri penantian 17 tahun Persija Jakarta untuk kembali menjadi kampiun liga pada Liga 1 edisi 2018.
Pada 2018, Teco bahkan menjadikan tim berjuluk ”Macan Kemayoran” itu sebagai salah satu kekuatan dominan di Indonesia sekaligus Asia Tenggara. Sebelum merengkuh trofi Liga 1, Persija terlebih dahulu menjadi kampiun Piala Presiden 2018 serta turnamen pramusim di Malaysia bertajuk Piala Boost Sports Super Fix 2018. Turnamen itu diikuti oleh tim Malaysia, Kelantan FA, serta klub Thailand, Ratchaburi Mitr Phol.
Persija juga menjadi tim Indonesia dengan prestasi terbaik di Piala AFC 2018. Kala itu, Teco mengantarkan Persija lolos hingga babak semifinal zona ASEAN sebelum disingkirkan Home United, duta Singapura yang menjadi juara zona ASEAN pada musim itu.
Apabila dirunut dengan kiprah perdananya di Indonesia sebagai asisten pelatih Persebaya Surabaya pada durasi 2003 hingga 2007, Teco juga membantu ”Bajul Ijo” berprestasi. Ia mempersembahkan publik Surabaya, Jawa Timur, dua gelar juara Divisi Satu pada 2003 dan 2006 serta trofi Liga Indonesia 2004.
”Total saya telah meraih delapan piala di tiga klub Indonesia. Semua gelar juara itu menghadirkan makna tersendiri bagi saya sehingga saya sangat senang dengan prestasi itu,” kata Teco dalam wawancara virtual kepada Kompas, Selasa (5/4/2022).
Menaklukkan Asia
Membantu Bali menjadi juara Indonesia dalam dua musim berturut-turut belum membuat Teco puas. Sosok yang memulai karier sebagai Pelatih Kuala Muda Naza, klub asal Malaysia, itu amat berambisi membantu Bali menaklukkan Asia.
Pada kesempatan pertamanya memimpin Bali di Piala AFC 2020, Serdadu Tridatu hanya merampungkan tiga laga sebelum kompetisi dibatalkan seiring kehadiran Covid-19. Dari tiga pertandingan yang dijalani itu, Bali berada di posisi keempat dengan perolehan tiga poin.
”Saya punya target untuk membawa Bali berprestasi di Piala AFC tahun ini. Capaian membawa Persija sampai ke semifinal (zona ASEAN) menjadi motivasi saya,” ujar pelatih yang telah melatih di tiga liga Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
Adapun Bali akan menjalani musim ketiga mewakili Indonesia di Piala AFC, kompetisi kasta kedua antarnegara Asia. Pada kesempatan debut di edisi 2018, Bali menjadi juru kunci di Grup C karena hanya mengemas lima poin dari enam laga. Serdadu Tridatu kalah bersaing dengan Yangon United (Myanmar), Global Cebu (Filipina), dan Thanh Hoa (Vietnam).
Kesempatan Bali memperbaiki prestasi di Piala AFC musim 2022 terbuka lebar. Sebab, Serdadu Tridatu berpredikat sebagai tuan rumah bagi pertarungan Grup G yang terdiri dari Kaya Iloilo (Filipina), Kedah Darul Aman (Malaysia), dan Visakha (Kamboja).
Duel fase grup zona ASEAN Piala AFC 2022 akan berlangsung pada 24 Juni hingga 30 Juni. Jadi, Bali masih memiliki waktu persiapan sekitar 2,5 bulan.
Ambisi besar di Asia bersama Bali menegaskan kembali komitmen besar Teco untuk klub yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, itu. Ia berkomitmen untuk menghormati kontraknya bersama Bali yang baru akan kedaluwarsa, akhir 2022.
”Saat kompetisi Indonesia berhenti (pada 2020), beberapa tim (di luar negeri) sempat menghubungi saya. Namun, saya tetap berkomitmen untuk Bali, bahkan kami jalankan program latihan sejak Februari 2021 ketika kompetisi (Liga 1) belum jelas,” tutur Teco yang akan berulang tahun ke-48 pada 25 Juli 2022.
Koneksi Brasil
Teco pertama kali hadir di Indonesia setelah menerima tawaran dari Jacksen F Tiago, yang menjabat sebagai Pelatih Persebaya, untuk menjadi pelatih fisik pada 2003. Selain menjadi pelatih fisik, Teco juga mendampingi Jacksen untuk menjadi asisten pelatih hingga 2005.
Ketika Jacksen meninggalkan Persebaya dan melatih Persita Tangerang, Teco tetap di ”Kota Pahlawan”. Ia bertahan dengan perannya itu untuk mendampingi juru taktik asal Brasil lainnya, yaitu Gildo Rodrigues, yang datang pada akhir 2006. Adapun Gildo adalah ayah kandung Teco.
Kolaborasi anak dan bapak itu hanya bertahan selama tiga bulan karena Persebaya mengakhiri kerja sama dengan Gildo usai turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim 2007.
Teco mengungkapkan, ayahnya adalah sosok yang membuatnya jatuh cinta dengan sepak bola. Gildo adalah sosok pelatih yang telah kenyang asam garam sepak bola di seluruh dunia.
Ia pernah melatih tim nasional Ghana pada 1977, lalu meraih kesuksesan kala menangani Al-Samiya di Liga Kuwait dengan raihan trofi Liga Kuwait 1981. Gildo juga telah melatih sejumlah tim di Timur Tengah dan China. Persebaya adalah klub terakhir yang ditanganinya sebelum wafat pada 17 Agustus 2009.
”Saya dulu ikut Papa saya di mana pun ia melatih. Ia yang menjadi inspirasi saya untuk berkembang terus dari pemain, pelatih fisik, hingga menjadi pelatih kepala,” katanya.
Meskipun telah dikenal sebagai pelatih yang sukses di Indonesia, Teco menekankan, capaian itu tidak hadir dengan mudah. Ia pun tidak mengesampingkan peran semua pihak yang membantunya untuk menghadirkan prestasi bagi klub, mulai dari pemain, staf, hingga manajemen klub.
”Menang atau kalah dalam sepak bola adalah wajar, tetapi yang terpenting semangat untuk berusaha dan bekerja keras harus tetap terjaga antara pelatih, ofisial, dan tim. Itu adalah kunci saya berada di titik saat ini,” ujar Teco. Sekali lagi selamat, bli Teco!
Biodata
Nama Lengkap: Alessandro Stefano Cugurra Rodrigues
Tempat, Tanggal Lahir: Rio de Janeiro (Brasil), 25 Juli 1974