Imbens dan Angrist, Karib Berujung Takrim Bergengsi
Angrist-Imbens tidak hanya berhubungan soal pekerjaan. Kala Imbens menikahi ekonom Stanford, Susan Athey, Angrist menjadi salah satu pengiring pengantin pria. Tahun ini, dua karib itu menerima Nobel Ekonomi 2021.
Guido Imbens dan Joshua Angrist tidak hanya berteman untuk pribadi. Mereka juga berkolaborasi selama bertahun-tahun. Hasilnya, mereka memenangi Nobel Ekonomi 2021.
Angrist dan Imbens menerima telepon dari Komite Nobel secara berbeda. ”Saya terpesona waktu mendapat telepon. Saya jelas sangat bersemangat menerima kabar itu,” kata Imbens.
Angrist melewatkan telepon dari Komite Nobel karena ponselnya disetel tanpa nada dering. Ia sedang tidur kala Komite Nobel meneleponnya pada malam hari waktu Massachusetts. Saat bangun, ia terkejut karena ada banyak ucapan selamat dari rekan-rekannya. ”Saya sampai harus mematikan ponsel,” ujarnya.
Meski banyak mendapat ucapan selamat, Angrist tetap tidak yakin telah memenangi takrim bergengsi itu. Ia baru yakin setelah Komite Nobel akhirnya bisa menelepon. ”Saya sungguh tidak mengira,” kata dia.
Baca juga: Trio Ekonom AS Raih Nobel Ekonomi 2021
Imbens dan Angrist masing-masing mendapatkan seperempat penghargaan itu. Komite Nobel Ekonomi memilih tiga orang pemenang untuk 2021. Selain Imbens yang bekerja di Stanford University dan Angrist di Massachusetts Institute of Technology (MIT), ada pula David Card yang bekerja di University of California, Berkeley.
Komite Nobel memilih mereka atas kontribusi pada metode penelitian untuk riset ekonomi. Bersama mendiang Alan Krueger yang meninggal pada 2019, mereka membuat terobosan sehingga uji empiris yang biasa digunakan pada ilmu-ilmu pasti bisa diterapkan pada riset ekonomi.
Angrist-Imbens mengenalkan permodelan yang dikenal sebagai Local Average Treatment Effect (LATE). Permodelan itu membantu peneliti menyimpulkan data observasi. Dalam makalah pada 1994, mereka mengenalkan penggunaan metode penelitian uji coba pada kondisi nyata.
Biasanya metode itu dipakai untuk menguji calon obat atau vaksin. Metode itu juga lazimnya menerapkan perlakuan terkendali seperti dosis calon obat atau vaksin dan pemantauan kondisi berkelanjutan. Uji coba seperti itu mudah dilakukan di laboratorium. Dalam kehidupan nyata, seperti dalam riset ekonomi, banyak sekali tantangannya. Angrist-Imbens, antara lain, memakai metode itu untuk meneliti hubungan migrasi, pendidikan, dan lapangan kerja. Imbens juga meneliti perilaku dan latar belakang para pemenang lotere di Massachusetts.
Setelah riset Card-Krueger dan Angrist-Imbens, penggunaan metode eksperimental pada penelitian ekonomi semakin meluas. ”Riset mereka meningkatkan kemampuan kita untuk menjawab pertanyaan dasar sehingga membawa keuntungan besar bagi masyarakat,” kata Ketua Komite Nobel Ekonomi Peter Fredriksson.
Baca juga: David Card, Nobel Ekonomi untuk Calon Fisikawan
Ekonom Israel, Manuel Trajtenberg, mengatakan, ekonom tidak punya laboratorium untuk riset. Karena itu, dulu hubungan sebab-akibat tidak dijadikan riset. ”Angrist dan lainnya mengembangkan metodelogi untuk memahami itu. Sumbangsihnya sangat besar,” katanya kepada Jerusalem Post.
Teman
Angrist-Imbens tidak hanya berhubungan soal pekerjaan. Kala Imbens menikahi ekonom Stanford, Susan Athey, Angrist menjadi salah satu pengiring pengantin pria. Hampir 20 tahun sejak pernikahan itu, Angrist-Imbens berbagi Nobel Ekonomi 2021.
Seperti Card-Krueger, Angrist-Imbens lama menekuni riset ketenagakerjaan. Mereka juga sama-sama aktif di ekonometri, cabang ilmu ekonomi yang memanfaatkan statistik untuk membuat kesimpulan atas kondisi ekonomi. Sejak pertama kali dianugerahkan, sudah banyak pemenang yang mendapat Nobel karena sumbangsihnya pada ekonometri.
Card-Krueger dan Angrist-Imbens selama puluhan tahun saling bertautan di berbagai bidang. Angrist adik kelas Card di Princeton University, New Jersey. Mereka sama-sama dibimbing Orley Ashenfelter kala menyelesaikan disertasi. Card dan Imbens sama-sama pernah pula bekerja di UC Berkeley. Kini mereka bekerja terpisah di tiga kampus AS.
Angrist masih mengajar di MIT. Sebelum di sana, ia mengajar di Harvard dan Hebrew University, Israel. Di Israel, Angrist tidak hanya menjadi peneliti dan pengajar. Lulus dari Oberlin College di Ohio dan sebelum memulai kuliah pascasarjana di Princeton, Angrist menetap di Israel. Bahkan, ia ikut wajib militer.
Meski lahir dan besar di AS, Angrist yang berasal dari keluarga Yahudi memang bisa menjadi warga Israel. Seperti banyak pemuda Yahudi di sejumlah negara, ia juga ikut Aliyah atau pulang ke Israel. Sampai sekarang ia berstatus warga AS sekaligus Israel. Selesai ikut wajib militer, ia kembali ke AS dan kuliah lalu mengajar di sana. Ia mengajar di Harvard dan Hebrew University dalam periode bersamaan. Di Israel, ia banyak meneliti soal ketenagakerjaan. Selain di Israel, ia juga meneliti isu itu di Palestina, AS, dan sejumlah negara Eropa.
Baca juga: Ironi Penerima Nobel Perdamaian, Memicu Perang dan Abai Minoritas
Pada 2006, ia memicu kontroversi lewat wawancara dengan Jerusalem Post. Kala itu, ia menilai sistem pendidikan Israel tidak menghargai guru dan dosen. Banyak yang mengaitkan keputusannya pindah dari Hebrew University ke MIT karena alasan finansial. ”Tidak seperti itu. Kami pindah karena ada tawaran di MIT dan memanfaatkan peluang itu,” kata istri Angrist, Mira, yang kini mengajar bahasa Ibrani di Boston University.
Di AS, Angrist semakin intensif berhubungan dengan Imbens yang berkewarganegaraan AS dan Belanda. Bila Angrist menjadi warga AS sejak lahir, Imbens baru jadi warga AS setelah dewasa. Imbens lahir dan besar di Belanda. Ia lulus dari program studi ekonometri di Rotterdam University pada 1983. Setelah itu, ia menyelesaikan pendidikan magister ekonometri dari University of Hull di Inggris. Dari Inggris, Imbens pindah ke AS dan kuliah di Brown University sampai menyelesaikan pendidikan doktoral.
Menjelang lulus dari Brown University, ia diterima menjadi dosen di Harvard. Sebelum akhirnya pindah ke Stanford, ia mengajar di UC kampus Los Angeles dan Berkeley. Di Stanford, Imbens mengajar ekonomi terapan. Selain mengajar, ia juga menjadi peneliti senior di Institut Riset Kebijakan (SIEPR). Ia mengaku tertarik ekonometri gara-gara suka main catur saat masih kecil. (AP/AFP/REUTERS)
Joshua Angrist
Lahir: Ohio, 18 September 1960
Pekerjaan: Dosen Ekonomi Massachusetts Institute of Technology
Pendidikan:
- Oberlin College, Ohio
- Princeton University, New Jerset
Guido Wilhemum Imbens
Lahir: Geldrop, 3 September 1963
Pekerjaan: Dosen Ekonomi Stanford University
Pendidikan:
- Erasmus University
- University of Hull
- Brown University