Amat jarang periset soal ketenagakerjaan meraih Nobel Ekonomi. Sejak takrim itu dianugerahkan pada 1969, riset terkait ketenagakerjaan baru menghasilkan Nobel Ekonomi 2010 dan 2021.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
CLAUDIO BRESCIANI / TT NEWS AGENCY / AFP
Para peraih Nobel Ekonomi 2021 (dari kiri ke kanan) David Card dari University of California, Berkeley; Joshua D Angrist dari Massachusetts Institute of Technology, Cambridge; dan Guido W Imbens dari Stanford University, Amerika Serikat.
STOCKHOLM, SENIN — Yayasan Nobel mengumumkan tiga ekonom yang bekerja di tiga perguruan tinggi Amerika Serikat sebagai peraih Nobel Ekonomi 2021, Senin (11/10/2021). David Card meraih separuh takrim atas kontribusinya pada ekonomi buruh. Sementara separuh hadiah lagi dibagi antara Guido W Imbens dan Joshua D Angrist atas kerja mereka berupa analisis kausalitas, salah satu cabang ekonometrika dan statistika.
Dalam pernyataan resminya, Yayasan Nobel menyebut kerja trio ekonom yang bekerja di AS itu telah tersebar di bidang lain dan mengubah cara penelitian. Kerja mereka memungkinkan pertanyaan-pertanyaan sulit, seperti dampak lama sekolah dengan masa depan seseorang atau kaitan migrasi dengan upah atau jumlah pekerja.
Mereka terlibat dalam pengembangan uji coba empiris pada obyek dengan perlakuan berbeda dengan tujuan menjawab pertanyaan tertentu. Di masa pandemi Covid-19 ini, contohnya adalah uji klinis calon obat dan vaksin. Para relawan dengan kondisi beragam diberi vaksin dan sebagian lagi hanya diberi suntikan cairan lain dengan tujuan menguji kemanjuran vaksin.
Card menggunakan uji coba empiris untuk menganalisis dampak pasar tenaga kerja pada upah minimum, migrasi, dan pendidikan. Risetnya berlangsung sejak hampir 30 tahun lalu. Dalam riset itu, ia menemukan bahwa kenaikan upah tidak berkaitan langsung dengan pemangkasan pekerja. Sebaliknya, ia menemukan pentingnya pendidikan bagi peluang kesuksesan seseorang.
Risetnya juga penting di tengah kekhawatiran di berbagai negara soal dampak imigran pada lapangan kerja di negara tersebut. Dorongan mendapat upah lebih tinggi memang menjadi salah satu penyebab seseorang berpindah ke tempat lain.
Riset Card menjadi terobosan karena uji coba empiris skala besar kadang susah diterjemahkan. Misalnya terkait perpanjangan pendidikan wajib tidak serta-merta bisa meningkatkan peluang kesuksesan seluruh peserta didiknya. Kondisi itu menyulitkan pembuatan kesimpulan terkait perpanjangan masa pendidikan wajib.
Pada tahap ini, riset Angrist dan Imbent menghadirkan solusi metodologinya. Mereka bisa menemukan cara menyimpulkan dalam kondisi itu. ”Riset Card pada pertanyaan inti dalam masyarakat serta kontribusi metodologi Angrist-Imbens menunjukkan uji coba empiris adalah sumber pengetahuan. Riset mereka meningkatkan kemampuan kita untuk menjawab pertanyaan dasar sehingga membawa keuntungan besar bagi masyarakat,” kata Ketua Komite Nobel Ekonomi Peter Fredriksson.
AFP/JONATHAN NACKSTRAND
Foto yang diambil pada 16 September 2021, patung Alfred Nobel terpasang di halaman Bjoerkborn Manor, rumah yang ditempatinya selama beberapa kali musim panas sebelum wafat, yang terletak di Karlskoga, Swedia.
Trio itu dipilih Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia untuk meraih Nobel Ekonomi. Nama resmi penghargaan itu adalah Sveriges Riskbank Prize in Economic Sciences in Memory of Alfred Nobel. Perbedaan nama tersebut disebabkan sumber dana untuk penghargaan meski enam hadiah sama-sama dikelola Yayasan Nobel yang dibentuk pada Juni 1900. Hadiah Nobel untuk Perdamaian, Kesusastraan, Fisika, Kimia, dan Kedokteran bersumber dari hibah mendiang Alfred Nobel. Sementara sumber hadiah Nobel Ekonomi adalah hibah bank sentral Swedia, Sveriges Riksbank, kepada Yayasan Nobel pada 1968. Hibah itu diberikan untuk memperingati 300 tahun pendirian Sveriges Riskbank.
Imigran
Para peraih Nobel Ekonomi merupakan imigran di AS. Card berkebangsaan Kanada yang bekerja di University of Berkeley, California, dan meraih gelar doktor ekonomi dari University Princeton, New Jersey. Ia meneliti isu perburuhan untuk disertasi doktoralnya. Sementara Imbens ekonom Belanda-AS yang bekerja Stanford University, California. Selama puluhan tahun ia menggeluti ekonometri. Angrist juga berkewarganegaraan ganda, AS-Israel. Ia kini mengajar di Massachusetts Institute of Technology, AS dan lama menggeluti ekonometri serta perburuhan.
Amat jarang periset soal ketenagakerjaan meraih Nobel Ekonomi. Sejak takrim itu dianugerahkan pada 1969, riset terkait ketenagakerjaan baru menghasilkan Nobel Ekonomi 2010 dan 2021. Sementara riset soal ekonometri, disiplin yang menggabungkan statistika untuk mencari jawaban atas fenomena ekonomi, sudah bolak-balik menghasilkan Nobel Ekonomi. Bahkan, Nobel Ekonomi pertama diberikan atas riset Jan Tinbergen pada ekonometri. (AFP/REUTERS)