Betmen Manurung menuntaskan misinya di Elite Race Borobudur Marathon 2020 dengan menjadi juara.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·5 menit baca
Bagi Betmen Manurung (28), Borobudur Marathon ialah misi yang mesti dituntaskan. Pada 2019, prajurit TNI AD itu hanya finis kesembilan. Tahun ini, ia menyelesaikan misinya dengan medali utama Elite Race Borobudur Marathon 2020 Powered by Bank Jateng pun dalam genggamannya.
Misi Betmen menaklukkan lintasan di bentala Borobudur sebenarnya nyaris gagal. Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, membuat berbagai kejuaraan lari dibatalkan atau ditunda. Hal itu sempat membuatnya malas berlatih karena merasa tak ada sasaran atau target yang dituju. Tak ada motivasi.
Di samping itu, Betmen juga mesti menjalani tugasnya sebagai prajurit kepala (Praka) di Batalyon Armed 10/2/1 Kostrad TNI Angkatan Darat di Bogor, Jawa Barat, yang membuat intensias latihannya berkurang. Namun, asa kembali hidup setelah ia terpilih menjadi peserta Elite Race Borobudur Marathon 2020.
Kurangnya persiapan membuat pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu sempat ragu untuk bisa tampil optimal. Namun, kembali lagi, rasa penasaran jua yang akhirnya membawa dia yakin untuk maju. Dengan berbagai kesibukannya, praktis persiapan khusus disiapkan hanya dalam tiga minggu.
Persiapan fisik kurang, mental saya genjot. Saya menyiapkan diri dan terus memotivasi diri
"Persiapan fisik kurang, mental saya genjot. Saya menyiapkan diri dan terus memotivasi diri. Doa dan dukungan penuh dari keluarga hingga komandan-komandan saya semakin membuat saya yakin," ujar Betmen.
Menjadi satu dari 26 peserta Elite Race Borobudur Marathon 2020, Betmen mengikuti seluruh tahapan dan ketentuan, mulai dari tes usap PCR, karantina, hingga protokol kesehatan yang super ketat. Hal itu bagian dari adaptasi kebiasaan baru, mengingat lomba digelar di tengah situasi pandemi Covid-19.
Tantangan Betmen, juga pelari lainnya, bukan hanya karena minim persiapan. Namun, mereka harus melawan kejenuhan karena harus melintasi rute di kompleks Candi Borobudur sepanjang 3,5 kilometer dalam 12 putaran. Juga tak ada kemeriahan dukungan warga, yang selama ini menjadi ciri khas Borobudur Marathon.
Waktu pembuktian itu pun tiba pada Minggu (15/11/2020) atau hari pelaksanaan Elite Race Borobudur Marathon. Sejak start, Betmen berada di kelompok pelari atau di depan. Namun, dia juga mengukur diri untuk tidak terlalu menekan. Meski fisik terus terkuras, ia mencoba bersabar dan memelihara keyakinan bakal finis.
Sempat berada di posisi kedua, Betmen tak terpancing untuk menekan. Ia pun sadar akan kondisi fisiknya. Kesabaran dan mentalitas yang terjaga itu terjaga membuahkan hasil karena ia kemudian memimpin. Pada tiga putaran terakhir, ia semakin jauh meninggalkan pelari lain. Hal itu membuatnya bersabar. Hanya finis dalam kondisi baik yang ada di pikirannya saat itu.
Dengan berlari lebih tenang, ia pun terus memimpin. Menjelang garis finis, ia berhenti sejenak dan mengangkat tangan kanannya ke pelipis untuk memberi hormat dengan pandangan ke depan. Sebuah hormat kepada komandan dan rekan-rekannya di Batalyon Armed 10/2/1 Kostrad TNI Angkatan Darat yang menonton bersama.
Dalam kondisi kunang-kunang, ia lalu membiarkan tubuhnya terkulai. "Saya langsung berdoa karena telah diberi kesehatan sampai finis. Setelah itu saya ke tenda. HP saya sudah dipenuhi notifikasi ucapan selamat, sampai saya sulit membalasnya satu per satu," kata Betmen yang menorehkan catatan waktu 2 jam 42 menit 25 detik.
Ia pun lega telah menuntaskan misi. Semua karena kesabaran dan mental. Saat lari, ia sering teringa mereka yang mendoakan. Ia tak ingin mengecewakan keluarga, komandan, dan rekan-rekannya.
Pada Borobudur Marathon 2019, Betmen menorehkan waktu 2 jam 49 menit 05 detik. "Saat itu juga kurang persiapan karena tiga minggu sebelumnya baru mengikuti Jakarta Marathon. Kini, catatan waktu saya juga di bawah personal best, 2 jam 40 menit. "Saya memang tak mengejar waktu, tetapi finis (dalam kondisi) sehat," ujarnya.
Potensi terpendam
Perjalanan Betmen sebagai pelari sebenarnya baru dimulai pada 2016, atau setelah empat tahun dinas sebagai prajurit TNI AD. Ketika itu, ia masuk dalam daftar prajurit yang dipilih untuk mengikuti Peleton Tangkas (Ton Tangkas) TNI AD 2016. Tak diduga, ia mampu menjuarai lomba Lari 3.200 meter dan lomba lintas medan.
Padahal, sebelumnya, ia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang olahraga lari. "Setelah juara, saya diikutkan pemusatan latihan di Cipatat sebulan. Saat itu, saya mampu mengikut program dengan baik hingga akhirnya saya semakin tertarik pada dunia lari," kata Betmen.
Pada 2017, ia lulus tes untuk menjadi pasukan Persatuan Bangsa-Bangsa di Beirut. Lantaran kebanyakan kegiatan hanya patroli, Betmen semakin sering berlatih. Bahkan, ia juga sempat mengikuti perlombaan maraton di Beirut. Ketertarikan akan dunia lari pun semakin menjadi. Buku-buku tentang lari pun ia pelajari.
Baru pada 2018, setelah kembali ke Indonesia, ia mulai mendaftar berbagai perlombaan lari pada berbagai kategori. Sebelumnya, ia bahkan tidak tahu caranya mendaftar lomba lari. Selanjutnya, ia kian mantap menekuni lari pada kategori maraton. Lomba maraton pertamanya yakni Barelang Marathon di Batam pada 2018.
Menurut Betmen, tak ada keluarganya yang menekuni olahraga. "Orangtua saya, adik-adik saya tidak ada yang mengerti olahraga. Saya sendiri juga hobinya sepakbola. Baru pada 2016 itu tahu ternyata bisa lari," katanya.
Setelah menjadi yang terbaik di Elite Race Borobudur Maratahon 2020, ia berharap bisa menapaki jenjang pencapaian yang lebih tinggi, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games, dan lainnya. Namun, sejauh ini ia belum dilirik oleh daerahnya untuk masuk di Pelatda. Betmen sendiri tinggal di Bogor, Jabar, sesuai markas satuannya.
Betmen kini semakin menyadari bahwa persiapan akan menentukan hasil. Lebih lanjut, ia berharap, event-event lari lain semakin banyak digelar, sehingga jeda antarkompetisi bisa dikurangi. Dengan demikian, pelari dapat terus termotivasi. Namun, lebih penting dari itu semua, protokol kesehatan dan pencegahan penularan Covid-19 tetap yang utama. Semua harus disiapkan matang.
Betmen Manurung
Lahir: Pematang Siantar, 24 November 1991
Pendidikan:
SD Inpres Pematang Siantar
SMP HKBP Batu IV Pematang Siantar
SMA Nomensen Pematang Siantar
Ilmu Kepelatihan Olahraga, Akademi Olahraga Prestasi Nasional (masuk 2020, semester 1)
Pekerjaan: tentara yang bertugas di Batalyon Armed 10/2/1 Kostrad TNI Angkatan Darat
Pangkat: Prajurit Kepala
Prestasi lari:
Lomba Lari 3.200 Meter, Peleton Tangkas (Ton Tangkas) TNI AD 2016, Juara I
Lomba Lintas Medan, Peleton Tangkas (Ton Tangkas) TNI AD 2016, Juara I
Full Marathon Nasional, Mandiri Bintan Marathon 2019, Juara I
Half Marathon Nasional Umum Putra, BNI-UI Marathon 2019, Juara I