logo Kompas.id
SastraDermaga yang Tak Kunjung...
Iklan

Dermaga yang Tak Kunjung Rampung

Koteng bergegas membenarkan resleting dan celananya. Ia juga mengusap bibirnya penuh dengan lengan bajunya. Tampak seorang perempuan yang membelakangi punggungnya juga turut serta membetulkan pakaian dan rambutnya.

Oleh
HUBBI S. HILMI
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9gjurc31n8KX4_xwHBzhVWN7h5c=/1024x1448/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F07%2Fc5bb095c-5ac6-4d73-8f1a-8fad0ae03155_jpg.jpg

Sampan telah sandar di pundak pantai. Kewek kembali ke darat lagi-lagi dengan tangan kosong. Hanya lapar dan letih yang mengisap tubuhnya. Semenjak pembangunan dermaga yang mangkrak itu, kini menjadi Kewek dan kewek-kewek lainnya membutuhkan perjuangan yang lebih dari biasanya.

Laut yang biasanya memberi ikan dengan ruah, kini hanya memberi sampah beragam rupa, bongkahan batu, dan beton yang tak ada guna. Tercecer akibat amuk ombak yang tak suka. Hanya ada dua pilihan bagi dan menjadi kewek hari ini. Menjadi kewek hari ini berarti harus rela mendayung sampan lebih jauh atau dipaksa pada pilihan menyerung sampan juga menggantung dayung, kail, dan jala.

Editor:
DWI AS SETIANINGSIH
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000