Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri

Sutardji Calzoum Bachri, lahir di Indragiri Hulu, Riau, 24 Juni 1941. Ia dijuluki ”Presiden Penyair Indonesia” karena totalitas dan kepeloporannya dalam dunia perpuisian di Indonesia.

KOMPAS/SUPRIYANTO

-

Game

untuk Fakhrunnas Jabbar

larikan aku
seperti pantun
membawaku

simpan aku
bagai mantera
memeliharaku

selinapkan aku
bagai hakekat
dalam lengangmu

peram aku
dalam malam
maqam gurindam hari

sembunyikan aku
dalam paparan dahsyat
silau terang ini

panggil para makna
datang menebusku
tebas batas kalam kalian
coba tebus aku
dengan pemahamanmu

tebas batas kalam kalian
coba salin aku
dalam biografimu
coba tebus aku
dengan ketercenganmu

coba tebus aku
dengan daya pukaumu
coba tebus aku
dengan ketidakmasukakalmu

aku ini kalian juga
peluklah aku
dengan sinonimmu
ada ribuan serdadu beda

dari makna kasih tak berhingga
siap melepaskanku
tapi aku masih
acuhtakacuh saja

masih ingin aku
melangkah jauh
ke dalam keterculikan ini
ke dalam puncak ketersimpanan
dan keterbukaan
takdir ini

2020

Bendera

Sajadah ini
Yang aku bentang-kibarkan
Di seluruh sudut bumi ini
Pada seluruh tanah ini
Adalah bendera kalahku
Tanda aku menyerah
Luluh lantak aku
Dalam pertarungan kasih
Al Haqq

Dan karena penyerahan ini kiranya aku
akan diserahkan pada tangan jenderal azal

Sambil menunggu
Satu batalyon cahaya
Menangkapku
Dengan belaian mawar
Mawar cahaya
Menawanku
Dalam penjara luas terang
Penjara cahaya
Kemanapun bergerak
Terliput dan terlipat aku

dengan cahaya
tak terpermanai indah makna cahaya
Mawar Muhammad ini tak berhingga
memetikku
Dan engkau dipetiknya
Jadilah kita senyum
tersimpan di lesung pipit
pipi makna
Kau mencium atau
Aku yang mencium sama saja
Cahaya ini satu
Kelap kelip silaunya saja ramai aneka
Dan paham aku
kebebasan ini ada
dalam kefanaan kekal
Harum nur mawar…
Tak terpermanai
Tak berhingga..

3 Juni 2018

Ada Hari Ada

Ada suatu masa
melingkupi segala kasih
yang ada di setiap hati

Ada suatu makna
Yang menyimpan segala arti
dari seluruh kaligrafi sunyi

Ada indah asal semula kata
dari yang ada setiap hari

Ada selain dari segala yang tiada
melangkah dan melampuai hari

Ada jelita ruh meninggi
melampaui
soraksorai jenazah sepi

Ada suatu hari
meminta kalian
dan segala
Menjadi puisi