logo Kompas.id
SastraAnak Bajang Mengayun Bulan...
Iklan

Anak Bajang Mengayun Bulan (Bagian 155)

Sukrosono yang raksasa itu ternyata telah berubah wujudnya, menjadi sosok yang tampan, setampan Sumantri, kakaknya. Sumantri dan Sukrosono sama-sama terkejut.

Oleh
Sindhunata
· 5 menit baca
I
Susilo Budi

I

”Anak-anakku, waktu itu ayahmu membawa pulang pisang emas yang aku idamkan ketika aku mengandungmu. Aku mengunyah pisang emas itu seutuhnya, buah maupun kulitnya. Tak kurasakan, buah itu manis atau kulit itu asam. Aku hanya merasa, baik yang manis atau yang asam harus kutelan dan kunikmati dalam hidupku,” kata Dewi Sokawati.

Sukrosono tiba-tiba memeluk ibunya dan membenamkan diri di dadanya. ”Ibu, terima kasih kau tidak membuang kulit pisang yang asam itu. Jika kau membuangnya, tak pernah aku akan ada di dunia ini. Meskipun segala hidup yang asam dan pahit harus aku tanggung, dan aku harus menderita karenanya, aku tetap bahagia, karena aku masih boleh hidup di dunia, sampai aku boleh menemani kakakku hingga di tempat penantian ini,” kata Sukrosono terisak-isak di dada ibunya.

Editor:
MARCELLUS HERNOWO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000