Liku-liku Berburu Uang Baru untuk Lebaran
Berbagi rezeki dengan memberikan fisik uang yang masih baru menjadi kepuasan tersendiri saat Lebaran.
Menukarkan uang lama ke pecahan baru menjadi tradisi yang turut menyemarakkan hari raya Idul Fitri. Berbagi rezeki dengan memberikan fisik uang yang masih baru menjadi kepuasan tersendiri bagi pemberi ataupun penerimanya. Oleh sebab itu, Bank Indonesia berupa seoptimal mungkin mendistribusikan fisik uang baru itu menjelang Lebaran.
Tak hanya baju baru, uang baru pun menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari momentum Lebaran. Tradisi ini berawal dari kebutuhan masyarakat menukarkan uang nominal kecil untuk dibagikan kepada sanak saudara di hari raya. Tak hanya ”memecahkan” uang, penukaran itu pun kini identik dengan menukarkan uang lama menjadi uang keluaran terbaru. Sebab, sasaran pembagian berkah atau angpau versi Lebaran biasanya adalah anak-anak sehingga uang baru dianggap memberi kebahagiaan tersendiri.
Menyitir arsip Kompas sejak 1966, tradisi tersebut telah berlangsung dari tahun ke tahun. Antrean penukaran selalu didapati mengular di mana-mana jelang Lebaran. BI sebagai lembaga yang berwenang mengatur peredaran uang mengakomodasi kebutuhan tersebut. Dalam pelaksanaannya, BI berkolaborasi dengan sejumlah pihak, terutama perbankan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Lebaran kali ini BI juga melayani penukaran uang secara serentak di seluruh Indonesia. Bertajuk ”Bijak Gunakan Rupiah di Bulan Penuh Berkah”, program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2024 berlangsung selama tiga minggu sejak 15 Maret lalu. Dana yang dipersiapkan oleh Bank Indonesia pun cukup besar, yakni Rp 197,6 triliun uang layak edar. Nominal ini meningkat 4,65 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca juga: Uang Tunai Belum Tergantikan Digital, Bank Pastikan Ketersediaannya
Alternatif penukaran
Guna melayani kebutuhan masyarakat, BI menyediakan 449 titik layanan penukaran kas keliling yang tersebar di sejumlah lokasi strategis. Beberapa di antaranya alun-alun kota, pasar, hingga jalur mudik seperti rest area jalan tol, pelabuhan, dan stasiun kereta. Pada Jumat (5/4/2024) merupakan hari terakhir pelayanan BI dalam penukaran uang jelang Lebaran 2024.
Dalam proses penukaran uang, ada sejumlah kemudahan yang ditawarkan Bi. Salah satunya dengan mendaftar secara online sebelum melakukan penukaran uang. Masyarakat dapat mengakses layanan itu melalui aplikasi PINTAR atau mengunjungi https://pintar.go.id. Setelah menyelesaikan semua proses pendaftaran, masyarakat bisa mendatangi lokasi penukaran yang sudah dipilih sebelumnya sesuai jam yang telah ditentukan. Inovasi BI ini bertujuan untuk mempermudahkan layanan kepada masyarakat. Sayangnya, informasi ini belum tersosialisasikan dengan baik secara luas.
Muchtar Luthfi (31), seorang karyawan swasta di kawasan Jakarta Pusat, mengaku tidak mengetahui adanya layanan melalui aplikasi dan website tersebut. ”Wah, saya malah baru tahu kalau ada layanan tersebut. Padahal, sepertinya lebih enak, ya, kalau jamnya sudah ditentukan begitu,” kata Luthfi saat dijumpai di tengah antrean panjang penukaran uang di kantornya pada akhir Maret lalu.
Kurangnya sosialisasi akan keberadaan layanan tersebut membuat tidak banyak masyarakat yang mengakses layanan PINTAR. Seperti yang terekam dalam jajak pendapat Kompas pekan lalu. Dari 40 persen responden yang melakukan penukaran uang untuk Lebaran, hanya 8 persen yang mengatakan menukarkan uang melalui aplikasi PINTAR BI.
Mayoritas responden, yakni sekitar tiga per empat yang melakukan penukaran uang, lebih memilih perbankan, baik melalui rekan yang bekerja di suatu bank maupun datang langsung ke kantor bank di sekitarnya. Meski harus menghadapi antrean yang cukup panjang, opsi menukar secara langsung di bank ini diyakini responden sebagai pilihan terbaik.
Selain lebih terjangkau oleh masyarakat pada umumnya, keamanan menukar uang di perbankan sangat terjamin. Mengingat bank hingga saat ini merupakan tempat yang relatif paling aman terkait keuangan. Penunjukan resmi oleh BI sebagai lokasi penukaran uang membuat keyakinan masyarakat pada perbankan juga meningkat lebih tinggi.
Baca juga: Penukaran Uang untuk Keperluan Hari Raya
Tahun ini, BI menunjuk 4.264 kantor bank umum yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjadi bagian dari program Serambi. Bank umum yang telah ditetapkan tersebut melayani penukaran uang hingga 7 April 2024. Sementara itu, di Jabodetabek, pelayanan hanya dibuka hingga 5 April 2024 pukul 12.00 WIB.
Selain dua jalur resmi tersebut, sejumlah responden menukarkan uang baru melalui rekan atau tetangganya. Mereka rela mengeluarkan tambahan biaya jasa demi mendapatkan uang baru untuk Lebaran. Sebagian kecil lainnya memilih mendapatkan uang baru dari jasa penukaran yang biasanya ada di pinggir jalan. Namun, alternatif ini hanya diminati sebagian kecil responden lantaran dinilai tidak aman. Muncul keraguan akan keaslian uang yang ditawarkan.
Liku-liku
Kendati demikian, bukan berarti melakukan penukaran uang melalui jalur resmi yang sediakan bebas dari hambatan. Meski keamanan terjamin, dalam pelaksanaannya banyak masyarakat yang dikecewakan oleh sejumlah sistem yang tampaknya belum optimal. Baik melalui jalur bank umum maupun layanan keliling oleh BI, masyarakat masih menghadapi sejumlah persoalan.
Sekitar 30 persen responden jajak pendapat mengatakan betapa tidak mudahnya melakukan penukaran uang baru di wilayah mereka tinggal. Muncul sejumlah keluhan akibat relatif sulitnya menukar uang tersebut. Salah satunya tampak dari komentar-komentar yang publik serukan di media sosial, khususnya dalam menanggapi unggahan BI terkait konten penukaran uang baru.
Hingga jelang hari terakhir periode penukaran uang, masih banyak masyarakat yang mengeluh tidak kebagian uang baru. Sebagian besar menyatakan kekesalannya karena kuota penukaran melalui aplikasi PINTAR mayoritas sudah penuh.
Fenomena tersebut turut menjadi penilaian responden dalam jajak pendapat Kompas. Sebesar 30,4 persen responden menyarankan agar BI memperbanyak lokasi penukaran uang untuk periode berikutnya. Jika diperbandingkan, lokasi penukaran tahun ini memang lebih sedikit dari sebelumnya. Tahun lalu, BI menyiapkan 5.066 titik layanan, belum termasuk layanan kas keliling oleh BI. Tidak sedikit masyarakat yang menyayangkan hal ini. Mereka mengatakan bahwa proses penukaran uang pada Lebaran kali ini lebih sulit dibandingkan sebelumnya.
Bahkan, dua dari lima responden berharap BI menyediakan layanan penukaran uang hingga ke desa-desa. Sebab, tradisi berbagi berkah Lebaran tidak hanya diadopsi masyarakat kota. Dalam segala keterbatasan yang ada, masyarakat desa juga turut merayakan Lebaran dengan tradisi berbagi. Selain itu, layanan penukaran uang hingga desa akan sedikit mengurangi kekecewaan manakala setelah mengantre panjang ternyata uang baru pun tidak bisa didapatkan.
Baca juga: Antre Dapatkan Uang Baru di Mobil Kas Keliling Bank Indonesia
”Penukaran uang masih gampang tahun kemarin walaupun harus antre panjang di jalan raya. Sekarang sampai dikejar ke mana-mana juga enggak ada hasilnya. Zonk!,” cuitan salah satu akun pada sebuah unggahan media sosial BI.
Selain lokasi, responden jajak pendapat juga mengusulkan agar BI menambah kuota dan memperpanjang waktu penukaran. Kembali pada perbandingan dengan tahun lalu, periode penukaran uang Lebaran tahun ini relatif lebih singkat. Lebaran tahun lalu, BI membuka layanan penukaran sejak 27 Maret 2023 hingga 19 April 2023. Praktis periode penukaran berlangsung sekitar tiga minggu.
Dengan waktu yang lebih panjang dan kuota serta titik lokasi yang lebih banyak, proses penukaran uang pun relatif lebih mudah. Dengan proses yang singkat, masyarakat akan lebih bisa melanjutkan aktivitasnya setelah menukarkan uang baru. Berbeda degan tahun ini, di mana sebagian masyarakat ada yang merasa terbuang waktunya gara-gara mengantre demi mendapatkan uang baru.
”Saya jadi tidak produktif hari ini. Mengantre dari pukul 10.00 sampai pukul 15.00 tidak dapat apa-apa. Saya juga terpaksa membatalkan puasa hari ini karena sudah tidak kuat, panas sekali hari ini,” kesal seorang ibu paruh baya yang mengatre di samping Luthfi. Boleh jadi, masih banyak lagi kisah mengesalkan yang tak terceritakan saat berburu uang baru.
BI sebagai otoritas utama peredaran rupiah perlu mencatat dan memperbaiki sistem yang ada sekarang. Mengingat hingga saat ini uang tunai masih menjadi primadona saat Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Penyusunan lokasi, kuota, dan waktu perlu dipertimbangkan lebih matang agar tak berujung pada kekecewaan.
Selain itu, sosialisasi penukaran melalui aplikasi PINTAR perlu digencarkan berbarengan dengan mempermudah sistem penukaran agar dapat dijangkau oleh lebih banyak masyarakat. Apalagi, tradisi ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun, tentu banyak pengalaman yang bisa dijadikan acuan untuk perbaikan di masa berikutnya. (LITBANG KOMPAS)