Pasar Kaget Ramadhan Menggairahkan Ekonomi Rakyat
Pasar kaget menjadi potret gerakan ekonomi rakyat kecil yang turut andil memeriahkan suasana Ramadhan.
Saat Ramadhan tiba muncul sejumlah fenomena pasar dadakan atau ”pasar kaget” di beberapa daerah. Pasar nonpermanen bersifat sementara ini menarik peminat cukup banyak karena menawarkan beragam barang berharga relatif murah. Pasar temporary ini menjadi potret gerakan ekonomi rakyat kecil yang turut adil memeriahkan suasana Ramadhan.
Selain sarat dengan nuansa ibadah, bulan suci Ramadhan juga membawa keberkahan bagi siapa pun yang jeli melihat peluang usaha. Pasalnya, pada masa Ramadhan, sebagian besar masyarakat ramai berburu berbagai kebutuhan untuk berbuka puasa atau keperluan lainnya. Tak heran, kehadiran pasar kaget Ramadhan selalu menjadi incaran banyak konsumen karena hanya hadir saat bulan puasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pasar kaget adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian atau perayaan. Kenapa namanya pasar kaget, sebab pasarnya diadakan secara tiba-tiba atau mendadak.
Menariknya, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki pasar kaget masing-masing. Di jagat media sosial atau medsos muncul pula berbagai rekomendasi pasar kaget atau tempat-tempat untuk berburu takjil. Keseruan berburu takjil itu bahkan tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi juga semua kalangan.
Selama Ramadhan, di Jakarta misalnya, banyak bermunculan pasar kaget Ramadhan, seperti di kawasan Bendungan Hilir, Pasar Santa, dan kawasan Pasar Senen, tepatnya di dekat gedung bioskop Jalan Kramat Jaya. Selain itu, ada juga di Jalan Soka yang berada di kawasan Rawa Badak, Lapangan Blok S, Jalan Panjang Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pelataran dan area sekitar Masjid Sunda Kelapa, hingga halaman Masjid Raya Pondok Indah.
Di Jawa Tengah, untuk menyambut Ramadhan, biasanya diselenggarakan pasar malam di beberapa daerah. Contohnya di Kabupaten Kudus dan Kota Semarang. Pasar malam di kedua daerah ini merupakan bagian dari agenda tradisi dhandhangan (Kudus) dan dugderan (Semarang) yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Keduanya merupakan tradisi menyambut bulan puasa yang ditandai dengan memukul beduk di Masjid Menara Kudus dan Masjid Kauman Semarang. Bersamaan dengan itu, ada pasar malam yang menjual berbagai macam barang serta menyediakan sejumlah hiburan permainan ataupun pertunjukan.
Ragam pasar kaget lainnya ialah Pasar Beduk yang menjadi ciri khas masyarakat Jambi saat bulan puasa. Beragam makanan khas Jambi hingga daerah lain, seperti Padang, Palembang, Jawa dan Betawi, tersedia di tempat ini.
Di Jawa Barat juga terdapat pasar kaget Ramadhan yang cukup meriah di Kota Tasikmalaya. Tepatnya di sepanjang bahu Jalan Argasari I, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Pasar kaget ini menjajakan berbagai macam jenis kuliner dan jajanan di sepanjang bahu jalan. Jelang berbuka puasa, pasar kaget yang memanjang sekitar 500 meter itu dipadati pengunjung yang tengah ngabuburit.
Baca juga: ”War” Takjil yang Meluruhkan Sekat SARA
Selain menggerakkan ekonomi kerakyatan, pasar kaget Ramadhan tersebut juga berpartisipasi membangun citra suatu daerah. Di Jalan Jogokariyan, Yogyakarta, misalnya, semakin dikenal sebagai ”Kampung Islami” dengan penyelenggaraan Kampung Ramadhan Jogokariyan. Hingga saat ini, Kampung Ramadhan Jogokariyan ini tak hanya menjadi tempat ngabuburit, tetapi juga menjadi salah satu destinasi wisata kuliner saat bulan puasa.
Merunut sejarahnya, fenomena pasar yang hanya buka selama masa tertentu ini telah hadir sejak zaman kolonial Belanda. Keberadaan pasar jenis ini berkaitan dengan terbatasnya fasilitas pasar permanen yang hanya mampu menampung segelintir pedagang. Jadi, masyarakat berinisiatif ”membuka” pasar kaget ini hanya di waktu-waktu tertentu.
Selain itu, adanya pasar kaget juga tidak lepas dari adanya segregasi dari pemerintahan Belanda antara masyarakat pribumi dan penjajah. Dikutip dari buku Api Sejarah yang ditulis Ahmad Mansur Suryanegara, tidak adanya pasar permanen di area permukiman orang pribumi menjadikan adanya pasar kaget. Letaknya juga tidak jauh, seperti tempat-tempat pasar kaget sekarang, pusat keramaian, masjid, dan sebagainya.
Aneka kebutuhan
Layaknya sebuah tradisi, pasar kaget Ramadhan memang menawarkan berbagai barang khusus untuk keperluan puasa dan Lebaran. Umumnya, barang dagangan yang dijual merupakan komoditas makanan dan minuman yang berkaitan dengan menu berbuka puasa. Mulai dari berbagai minuman hingga makanan kecil atau jajan pasar ataupun lauk pauk.
Bazar musiman selama bulan suci Ramadhan tersebut menjadi pusat berburu beraneka ragam jajanan dan masakan dari sejumlah daerah di Indonesia. Aneka kolak ubi atau pisang, es buah, kurma, bubur, dan aneka kue tradisional untuk berbuka puasa banyak tersedia.
Tak hanya itu, di pasar kaget juga terdapat beragam lapak penjual pakaian yang menawarkan berbagai pakaian dan aksesori serta peralatan ibadah untuk persiapan Lebaran. Selain pakaian, ada juga kebutuhan untuk Lebaran lain, seperti sendal-sepatu, perangkat alat shalat, pernak-pernik rumah tangga seperti stoples ataupun tempat makanan, serta kue-kue kering dan makanan lainnya.
Para pedagang yang berjualan di pasar kaget Ramadhan tidak hanya didominasi oleh mereka yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang, tetapi ada juga yang hanya pedagang musiman selama bulan puasa. Umumnya jam operasi pasar ini mulai dari sore sampai malam hari.
Baca juga: Menantikan Kemeriahan Ngabuburit Saat Ramadhan
Pasar kaget Ramadhan tidak membutuhkan tempat khusus seperti halnya pasar tradisional atau pasar modern. Biasanya, pasar kaget berlokasi di pinggir jalan raya, depan pasar permanen, depan masjid, depan kawasan perkantoran, atau dalam gang di lingkungan permukiman. Para pedagang cukup menyediakan sebuah meja sederhana untuk meletakkan barang jualannya.
Jika ditelisik, pasar kaget merupakan penggabungan dua budaya pasar tradisional dan pasar modern. Melalui pasar kaget, terwujud budaya hibriditas atau budaya urban. Hal ini dapat dilihat dari tata cara konsep pelaksanaannya mengadopsi konsep pasar tradisional yang ada di desa Indonesia.
Adapun tata cara pelaksanaannya singkat. Dilakukan di ruangan terbuka, biasa di lapangan atau di ruas jalan menggunakan tikar untuk melapak. Sementara itu, konsep pasar modernnya ialah sebagian barang yang dijual merupakan barang dagangan bermerek, seperti pakaian, seluler, sepatu hingga perkakas rumah tangga.
Menggerakkan ekonomi
Pasar yang muncul secara musiman setiap Ramadhan itu tentunya menggerakkan roda ekonomi rakyat. Tidak hanya memudahkan bagi para pengunjung, pasar kaget Ramadhan juga mengundang rezeki bagi para pedagang makanan olahan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbuka puasa.
Di pasar kaget Ramadhan itu terjadi simbiosis mutualisme atau kerja sama yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli. Penjual akan meraup keuntungan karena produk jualannya laku. Sementara pembeli bisa mendapatkan barang konsumsi yang dibutuhkan secara variatif.
Baca juga: Pasar Ramadhan di Malang, Pusat Jajanan dan Pendongkrak Ekonomi Masyarakat
Pasar kaget tersebut terbuka bagi siapa pun untuk melapak dagangannya. Dengan demikian, membuka peluang bagi masyarakat luas untuk meraup keuntungan dari keberadaan pasar kaget itu. Tingginya permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sementara itu secara tidak langsung turut menggerakkan perekonomian rakyat kecil. Masyarakat yang punya keahlian memasak atau berdagang dapat mencoba rintisan usahanya di pasar kaget ini.
Aktivitas pasar kaget Ramadhan itu setidaknya menjadi gambaran nyata rakyat kecil yang mencoba mengais rezeki di tengah hiruk-pikuk dan dominasi pemodal kakap yang menguasai pasar nasional. Dengan demikian, pasar kaget Ramadhan dapat mendongkrak keterlibatan masyarakat umum untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dalam masa puasa yang relatif singkat ini.
Kendati pasar kaget Ramadhan akan terhenti seiring dengan berlalunya Ramadhan, kegiatan ekonomi ini bisa menjadi potret kegigihan masyarakat kecil yang mengais rezeki secara halal. Selain turut serta mendorong perputaran ekonomi, pasar kaget juga telah terbukti menyemarakkan suasana jelang berbuka puasa hingga petang hari di bulan Ramadhan. (LITBANG KOMPAS)