Perempuan Melabuhkan Pilihan kepada Prabowo-Gibran
Perempuan akhirnya lebih banyak menjatuhkan pilihan kepada pasangan Prabowo-Gibran. Bagaimana penjelasannya?
Tren calon presiden pilihan pemilih perempuan yang terbaca dari survei nasional Kompas selama satu tahun terakhir mengarah kepada Ganjar Pranowo. Kondisi ini berubah di survei pascapencoblosan, dengan banyak perempuan justru melabuhkan pilihannya kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Jumlah perempuan dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 lebih besar daripada laki-laki. Hal ini tentu menjadi target potensial untuk mendulang suara bagi tiga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlaga.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Survei pascapencoblosan (exit poll) yang dilakukan Litbang Kompas pada hari-H Pemilu 14 Februari 2024 di 2.000 TPS yang tersebar di 38 provinsi menjadi akhir penanda ke mana suara perempuan berlabuh.
Exit poll menemukan, sebanyak 55,1 persen suara perempuan diberikan kepada capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Persentase suara kelompok perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok laki-laki yang sebesar 53,6 persen.
Di urutan kedua, suara perempuan diberikan kepada pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, sebesar 22 persen. Sementara pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mendapat 13,4 persen suara dari kalangan perempuan.
Temuan survei pascapencoblosan ini merupakan hasil wawancara dengan 7.863 responden setelah selesai mencoblos. Hal ini menggambarkan dinamisnya pergerakan politik yang terjadi.
Sepanjang tahun 2023, dalam tiga kali survei nasional yang dilakukan Litbang Kompas pada Januari, Mei, dan Agustus, menunjukkan tren elektabilitas capres Ganjar di kelompok perempuan yang selalu di atas dua capres lainnya.
Namun, pada survei periodik terakhir Desember 2023, nama Prabowo mengungguli Ganjar yang turun ke urutan kedua, diikuti Anies sebagai capres pilihan perempuan.
Elektabilitas Prabowo sebagai capres pilihan perempuan mencapai angka 37,6 persen. Angka ini meningkat lebih dari 10 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023. Saat itu, suara untuk Ganjar masih unggul dengan jarak yang semakin tipis dengan Prabowo.
Sementara elektabilitas Ganjar turun menjadi 19,4 persen, membuat jarak keterpilihannya dengan Prabowo semakin melebar hingga 18,2 persen. Adapun elektabilitas untuk Anies sebesar 17,5 persen.
Tak dapat dimungkiri, berubahnya arah pilihan perempuan ini di antaranya dipengaruhi oleh cawapres yang dideklarasikan tiap-tiap capres dan berujung pada penetapan pasangan capres-cawapres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 13 November 2023.
Baca juga: Beda Usia, Beda Selera Capres
Keputusan dan alasan memilih
Pengaruh tersebut terlihat pada survei Desember 2023, satu bulan setelah penetapan pasangan capres-cawapres, terlihat keterpilihan pasangan Prabowo-Gibran, anak sulung Presiden Joko Widodo, jauh mengungguli dua kandidat lainnya hingga melesat di angka 37,2 persen.
Bahkan, elektabilitas Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD juga disalip pasangan Anies-Muhaimin meski tipis selisihnya, yaitu 16,9 persen dan 14,8 persen. Namun, Survei Litbang Kompas periode Desember masih menyisakan sekitar 31,1 persen perempuan yang masih bimbang, belum menentukan pilihan.
Dalam survei tersebut, persentase perempuan yang memilih pasangan Prabowo-Gibran juga masih di bawah laki-laki yang memilih pasangan calon nomor urut dua tersebut, yaitu sebesar 41,4 persen.
Namun, setelah melewati masa kampanye selama 75 hari dan 5 kali debat, hasil exit poll memotret, pilihan perempuan semakin solid dan turut menyumbang besarnya suara untuk Prabowo-Gibran sehingga unggul di hitung cepat Litbang Kompas, termasuk pada data sementara rekapitulasi KPU.
Survei pascapencoblosan juga menemukan, empat dari 10 pemilih perempuan telah menentukan keputusan pilihan lebih dari sebulan dari hari pencoblosan.
Menariknya, sekitar 27,8 persen yang memutuskan pilihan untuk siapa suaranya diberikan kurang lebih hanya satu minggu sebelum hari pesta demokrasi diselenggarakan. Sebanyak 11,5 persen perempuan bahkan mengaku baru menentukan pilihan saat pencoblosan.
Hal ini menggambarkan, sebagian pemilih bimbang (undecided voters) menetapkan pilihan menjelang hari-H pemilu dan pilihan banyak dijatuhkan kepada pasangan Prabowo-Gibran. Bisa jadi, strategi yang dilakukan pasangan calon nomor urut dua ini beserta partai-partai pengusungnya berhasil merebut perhatian kelompok perempuan.
Jika dilihat dari alasannya, alasan utama perempuan memilih Prabowo-Gibran adalah, pertama, karena dinilai berani dan tegas (26,8 persen), merakyat (19,1 persen), dan jujur/bersih dari korupsi (10,9 persen).
Adapun perempuan yang memilih Anies-Muhaimin lebih melihat faktor kecerdasan atau pendidikan dari pasangan yang mengusung sloganperubahan tersebut. Faktor kecerdasan ini disebut oleh 18,2 persen perempuan, diikuti penilaian karena merakyat (16,9 persen), dan alasan karena jujur/bersih dari korupsi (14,6 persen).
Sementara sebagian besar pemilih Ganjar-Mahfud (42,3 persen) memilih pasangan nomor urut tiga tersebut karena dinilai dekat dengan rakyat (merakyat), kemudian jujur/bersih dari korupsi (11,4 persen), dan karena programnya yang masuk akal (9,5 persen). Terkait alasan program kerja ini, Anies-Muhaimin mendapat pengakuan lebih tinggi sebanyak 12 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud sebanyak 10,8 persen.
Karakter/perilaku/kepribadian kandidat juga termasuk alasan yang mendapat penilaian cukup banyak dari perempuan. Di samping itu, hasil exit poll juga menemukan sejumlah alasan yang cukup menonjol melekat pada setiap pasangan calon. Dari Anies-Muhaimin, alasan menarik yang ditemukan exit poll adalah terdapat 5,1 persen perempuan yang memilih pasangan dengan akronim Amin (Anies-Muhaimin) ini karena satu agama.
Sementara pada pasangan Ganjar-Mahfud ditemukan alasan cukup menonjol dibandingkan dengan pasangan calon lainnya, yaitu karena faktor didukung Presiden Jokowi. Alasan ini disebut sekitar tiga persen perempuan.
Adapun Ganjar-Mahfud, selain alasan karena berpengalaman yang disebut 7,2 persen, juga karena alasan satu suku. Meski hanya 0,8 persen, angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan dua pasangan calon lainnya.
Baca juga: Hasil ”Exit Poll”: Satu Keluarga, Satu Suara
Potret pemilih
Sebagai ceruk pendulang suara yang potensial, perempuan layak mendapat perhatian lebih serius dari semua capres-cawapres yang berlaga. Setelah proses pemilihan selesai, terpotret profil perempuan untuk ketiga pasangan calon.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, pada kelompok perempuan berpendidikan tinggi, pasangan Anies-Muhaimin terlihat paling banyak mendapat dukungan, yaitu seperlima responden (21,8 persen).
Pada kelompok pendidikan menengah, pasangan Prabowo-Gibran lebih banyak mendapat dukungan sebesar 42 persen. Sementara pada kelompok pendidikan dasar, meski menjadi porsi terbesar gambaran pemilih semua pasangan calon, pasangan Ganjar-Mahfud mendapat porsi dukungan terbesar hingga separuh responden (51,4 persen).
Jika dicermati berdasarkan generasi dan usia, pasangan Prabowo-Gibran mendapat suara lebih banyak dari kelompok perempuan berusia muda. Dari kelompok generasi Z yang sebagian besar adalah pemilih pemula, sebanyak 26,9 persen memilih pasangan capres-cawapres ini.
Dukungan dari generasi Y/milenial muda (26–33) tahun juga cukup tinggi, sekitar seperlima dari total pemilih Prabowo-Gibran. Bisa jadi slogan atau gimik gemoy serta strategi kekinian melalui media sosial yang digaungkan menjadi daya tarik yang kuat dan berhasil mendulang suara pemilih dengan jumlah paling potensial.
Sementara itu, pasangan Anies–Muhaimin dan Ganjar–Mahfud lebih banyak mendapat dukungan kalangan perempuan dari kelompok generasi dan usia yang lebih dewasa. Separuh lebih perempuan di kedua pasangan calon tersebut berasal dari generasi X yang berusia 42-55 tahun dan kelompok baby boomers yang berusia lebih dari 56 tahun.
Tak dapat dimungkiri, perjalanan demokrasi Indonesia dengan sejarah pergantian rezim yang turut mereka saksikan menjadi catatan dalam menimbang-nimbang pilihan. Meski demikian, dinamika politik yang penuh gejolak sejak penetapan capres-cawapres berakhir dengan berlabuhnya pilihan perempuan kepada pasangan Prabowo-Gibran. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Pulau Jawa Kunci Kemenangan Prabowo-Gibran