”Quick Count” 2024 Litbang Kompas: Golkar Tetap Partai Papan Atas
Hasil hitung cepat Litbang Kompas 2024 memperlihatkan Golkar menempati peringkat kedua setelah PDI-P. Siapa pemilihnya?
Pemilu Legislatif 2024 memperlihatkan fenomena kenaikan dukungan kepada Partai Golkar. Berdasarkan hitung cepat atau quick count Pemilu 2024 yang dilakukan Litbang Kompas dengan data masuk 99,2 persen, Partai Golkar akan memperoleh 14,59 persen dukungan suara.
Hasil ini senada dengan hasil penghitungan (realcount) KPU. Data sementara per 18 Februari 2024 pukul 07.00 WIB, dengan data masuk 51 persen, penghitungan TPS menunjukkan Golkar mendapatkan 16,64 persen suara.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Proporsi perolehan suara Golkar ini mengalami peningkatan dibandingkan pada 2019. Pada Pemilu 2019, Golkar mendapatkan 12,31 dukungan suara. Dukungan suara dari hasil hitung cepat 2024 ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan Pemilu 2009 (14,45 persen), tetapi sedikit di bawah capaian Pemilu 2014 (14,75 persen).
Tren kenaikan dukungan suara Golkar sudah terlihat sejak Desember 2023. Survei Kompas periode Desember 2023 memperlihatkan kenaikan tingkat elektablitas Gokar dari 7,2 persen (Agustus 2023) menjadi 8 persen (Desember 2023). Dalam dua bulan berikutnya, tren kenaikan tersebut terus berlanjut hingga 14,59 persen pada saat hari pencoblosan.
Capaian ini tidak dapat dilepaskan dari popularitas Partai Golkar. Hasil survei Desember 2023 memperlihatkan tingginya popularitas Golkar di benak publik, mencapai 92,1 persen. Tingkat popularitas ini juga merupakan yang tertinggi dibandingkan 17 partai lain yang menjadi peserta Pemilu 2024. Sebagaimana tingkat elektabilitas, tingkat popularitas Golkar juga mengalami kenaikan dibandingkan pada survei Agustus 2023 (86,1 persen).
Faktor kedua yang memengaruhi dukungan suara Golkar ialah loyalitas pemilihnya. Dari hasil survei setelah pencoblosan (exitpoll) pada Pemilu 2024, terlihat sebagian suara Golkar ditopang oleh pemilih Golkar pada Pemilu 2019. Survei pascapencoblosan ini dilakukan terhadap 7.863 responden yang tersebar di 38 provinsi.
Hampir separuh (45,6 persen) pemilih Golkar merupakan pemilih partai ini pada Pemilu 2019 lalu. Hal ini menggambarkan, Golkar memiliki pemilih yang cukup loyal dan sekaligus mampu merawat loyalitas pemilihnya untuk tetap memilih Golkar pada pemilu tahun ini.
Faktor lain ialah kualitas caleg yang diajukan pada Pemilu 2024. Untuk mendongkrak elektabilitas, Golkar mengajukan sejumlah tokoh yang memiliki rekam jejak popularitas dan sosok berkualitas, seperti mantan gubernur atau wali kota.
Sejumlah tokoh Golkar yang dicalonkan sebagai caleg DPR ialah mantan Gubernur Riau Syamsuar (dapil Riau 1), mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (dapil Banten 3), dan mantan Bupati Karanganyar Juliyatmono (dapil Jateng 4). Ada pula mantan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika yang maju sebagai caleg DPRD Jawa Barat.
Baca juga: Beda Usia, Beda Selera Capres
Faktor berikutnya ialah belanja iklan Golkar, terutama iklan di media sosial. Tidak dimungkiri, untuk meningkatkan popularitas terutama di media sosial, partai-partai juga melirik iklan sebagai jalan menjangkau audiens pemilih muda. Salah satu gambaran besaran biaya iklan politik Golkar di media sosial dapat dilihat dari data Meta Platform.
Sepanjang 1 April-29 Juni 2023, Golkar sudah membelanjakan dana Rp 3,75 miliar pada platform media sosial Facebook dan Instagram. Investasi politik Golkar ini merupakan yang terbesar di antara partai-partai lain dan memiliki dampak cukup signifikan. Hasil survei setelah pencoblosan pada Pemilu 2024 menunjukkan, dari proporsi pemilih Golkar berdasarkan generasi dan usia, 20,9 persen di antaranya ialah generasi Z yang berusia 17-25 tahun dan 15,6 persen lainnya adalah generasi milenial muda (26-33 tahun).
Profil pemilih Golkar di Pemilu 2024
Meski cukup banyak mendapatkan dukungan pemilih muda, proporsi terbesar pemilih Golkar sebenarnya berasal dari generasi X yang berusia 42-55 tahun, yaitu sebanyak 32 persen. Selain itu, pemilih dari generasi babyboomers (di atas 56 tahun) ,yaitu sebanyak 15,5 persen. Jika dijumlahkan, proporsi pemilih Golkar dari generasi senior ini mencapai 47,5 persen.
Luasnya jangkauan pemilih Golkar dari generasi muda hingga tua ini menggambarkan keberhasilan partai merawat konstituen lama, sekaligus melakukan kaderisasi pemilih baru. Terawatnya pemilih lama ini tidak terlepas dari warisan sumber daya politik selama lebih dari lima dekade. Kemapanan brand Golkar di benak pemilihnya ini juga terlihat dari keputusan saat menentukan pilihan. Bagian terbesar pemilih Golkar (59,2 persen) mengungkapkan telah mantap memilih Golkar minimal sejak sebulan lalu.
Baca juga: Hasil ”Exit Poll”: Satu Keluarga, Satu Suara
Temuan lain dari survei exitpoll memperlihatkan Golkar lebih banyak memperoleh dukungan dari kaum perempuan (52,1 persen). Untuk latar belakang pekerjaan, pemilih Golkar paling banyak datang dari kalangan ibu rumah tangga, buruh, wiraswasta, karyawan swasta, dan pelajar/mahasiswa. Dari latar belakang kelas sosial, dukungan bagi Golkar berada pada kelompok dengan status sosial ekonomi bawah dan menengah bawah.
Dari segi kewilayahan, lumbung suara Golkar terutama berasal dari Pulau Jawa (46,7 persen), Sumatera (28 persen), Kalimantan (8,7 persen), dan Sulawesi (8 persen). Di Pulau Sumatera, dukungan suara Golkar banyak berasal dari wilayah Sumatera bagian utara. Sementara di Jawa, suara Golkar banyak disumbang di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Kekuatan politik Golkar di Pemilu 2024
Hasil quick count Pemilu Legislatif 2024 memperlihatkan, Golkar tetap menempati posisi sebagai partai papan atas di Indonesia. Bahkan, peringkat Golkar naik satu tingkat dibandingkan pada 2019 lalu. Pada Pemilu 2019, Golkar berada di peringkat ketiga setelah PDI-P dan Gerinda. Tahun ini, dari hasil hitung cepat Pemilu 2024, Golkar berada di posisi kedua setelah PDI-P.
Baca juga: ”Exit Poll” Litbang Kompas: Pemilih PKS Paling Loyal
Secara umum, konfigurasi hasil Pemilu 2024 di parlemen ini sama dengan hasil Pemilu 2019. Tiga partai politik, yaitu PDI-P, Golkar, dan Gerindra, berada dalam kategori papan atas. Bedanya, Golkar kini berada di peringkat kedua. Capaian ini membuat Golkar kian diperhitungkan dalam pentas politik nasional.
Posisinya yang berada dalam koalisi Prabowo-Gibran juga membuat Golkar dapat menempatkan kader-kadernya di pemerintahan mendatang. Terlebih, Golkar merupakan anggota koalisi dengan jumlah suara terbanyak. Dengan posisinya yang strategis ini, Golkar dapat turut menentukan berbagai kebijakan pemerintah, terutama dalam memperjuangkan nasib rakyat kecil yang dominan menjadi pemilihnya. (LITBANG KOMPAS)