logo Kompas.id
RisetTidak Lagi seperti Memilih...
Iklan

Tidak Lagi seperti Memilih Kucing dalam Karung

Jajak pendapat ”Kompas”, 29 Januari-2 Februari 2024, menunjukkan tingginya animo pemilih mencari informasi soal caleg.

Oleh
YOHAN WAHYU/Litbang KOMPAS
· 4 menit baca
Pemilih menerima surat suara dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada simulasi pemungutan suara Pemilu 2019, di halaman Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, April 2019.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Pemilih menerima surat suara dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada simulasi pemungutan suara Pemilu 2019, di halaman Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, April 2019.

Dua hari lagi pemungutan suara Pemilu 2024 digelar. Antusiasme pemilih menggunakan hak pilihnya relatif tinggi. Tak hanya itu, pemilih juga antusias mengecek calon anggota legislatif yang akan menjadi pilihan mereka. Dua sinyal positif bagi pesta demokrasi kali ini. Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu berpeluang meningkat selain pemilih tak lagi mencoblos seperti memilih kucing dalam karung.

Antusiasme pemilih untuk menggunakan hak pilihnya itu terbaca dari hasil jajak pendapat Kompas pada 29 Januari-2 Februari 2024. Mayoritas responden (96,4 persen) menyatakan pasti akan menggunakan hak suaranya dengan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada Rabu, 14 Februari 2024. Hanya sebagian kecil responden yang menyatakan belum bersikap ataupun mereka yang enggan menggunakan hak pilihnya.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Jika dilihat dari latar belakang usia atau generasi, kelompok pemilih yang sudah berpengalaman atau pernah menggunakan hak pilih di pemilu sebelumnya cenderung lebih tinggi antusiasmenya. Sebaliknya, kelompok responden berusia 17-24 tahun atau mereka yang masuk kategori pemilih mula cenderung lebih rendah antusiasmenya.

Dari kelompok pemilih yang sudah berpengalaman tersebut, terutama mereka yang berusia lebih dari 55 tahun, hampir semuanya menyatakan akan menggunakan hak pilihnya. Hal yang sama disampaikan oleh kelompok responden di usia 25-39 tahun atau dikenal sebagai generasi milenial dan kelompok usia 40-54 tahun atau gen X yang rata-rata mayoritas dari mereka (lebih dari 90 persen) memastikan akan mendatangi TPS untuk mencoblos.

Baca juga: Hampir 90 Persen Responden "Kompas" Akan Gunakan Hak Pilih

https://cdn-assetd.kompas.id/EYHkmLgRvV4OFMD7McUqx5ffx1I=/1024x1537/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F11%2Fda1757ab-4c3f-4a34-9ddf-b94ffcaf82d1_png.png

Sebaliknya, dari kelompok responden pemilih pemula, antusiasme mereka yang sudah memastikan akan mencoblos tercatat di angka 87,6 persen. Ada potensi lebih kurang 10 persen dari kelompok ini yang belum bersikap atau enggan datang ke TPS untuk mencoblos. Artinya, dibandingkan dengan kelompok pemilih yang lebih senior, pemilih mula lebih menyimpan potensi untuk golput.

Dari catatan dan data Komisi Pemilihan Umum, kelompok pemilih dengan rentang usia paling muda (17-24 tahun) jumlahnya sekitar 63,9 juta atau setara dengan 31,23 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024. Mereka adalah generasi baru pemilih yang sebagian besar memang belum berpengalaman menjadi pemilih. Jika digabung bersama dengan generasi baru di atasnya yang baru berpengalaman pernah mengikuti sekali pemilu, jumlahnya lebih kurang 60 persen dari total pemilih di pemilu tahun ini.

Pilihan

Antusiasme pemilih menggunakan hak pilihnya ini juga diikuti dengan modal pilihan mereka di pemilu nanti yang sudah ditetapkan sebelum hari pemungutan suara. Sebanyak 64,1 persen responden mengaku sudah memiliki pilihan, baik terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden maupun partai politik.

Sebagian responden lainnya lebih memfokuskan pilihan terhadap pasangan capres-cawapres dan sebagian kecil yang mengaku baru memiliki pilihan hanya pada partai politik. Sementara itu, sebagian responden lainnya justru mengaku belum menentukan pilihan. Bahkan, sebagian responden mengaku bingung dan akan memantapkan pilihan saat di bilik suara nanti.

Iklan

Baca juga: Kenali Caleg dan Parpol Pilihanmu

Warga memperlihatkan surat suara yang belum dicoblos saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Warga memperlihatkan surat suara yang belum dicoblos saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).

Seperti yang diungkap di atas bahwa kelompok pemilih mula cenderung lebih banyak yang belum memantapkan pilihannya. Hal ini terekam dari kesiapan pilihan kelompok ini yang cenderung kemantapan pilihannya lebih rendah dibandingkan kelompok pemilih di generasi usia di atasnya.

Jika di kelompok generasi lebih senior rata-rata di atas 60 persen sudah memutuskan pilihan, kelompok pemilih mula yang terjaring dalam jajak pendapat ini, yang sudah memantapkan pilihan untuk pemilihan presiden ataupun pemilihan anggota legislatis baru 53,8 persen.

Meski demikian, ada bagian responden yang justru fokus pada pemilihan presiden dan di bagian ini mereka yang masuk kategori pemilih mula justru lebih tinggi tingkat kemantapannya dibandingkan dengan kelompok pemilih di generasi atasnya.

Dari kelompok pemilih mula, sebanyak sepertiganya sudah memastikan pada pilihan presiden saja, tidak pada partai politik. Jika dibandingkan kelompok pemilih di generasi di atasnya, angkanya justru kurang dari 15 persen. Artinya, bisa dibaca kelompok pemilih mula cenderung lebih memantapkan pilihannya pada pasangan capres-cawapres dibandingkan dengan pemilihan anggota legislatif.

Suasana warga yang antre untuk memilih di tempat pemungutan suara di World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (11/2/2024).
TANGKAPAN LAYAR VIDEO MIGRANT CARE

Suasana warga yang antre untuk memilih di tempat pemungutan suara di World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (11/2/2024).

Pemilih aktif

Selain antusias menggunakan hak pilih saat hari pemungutan suara nanti di TPS, antusiasme pemilih untuk aktif melakukan aktivitas menjelang dan saat hari pencoblosan juga terbaca. Sejumlah aktivitas itu di antaranya upaya mencari tahu informasi lokasi TPS tempat pemilih akan menggunakan hak pilihnya, mencari informasi terkait daftar caleg, hingga antusiasme mereka menghadiri acara penghitungan suara di TPS nanti.

Hasil jajak pendapat merekam, sebagian besar responden cenderung lebih tinggi antusiasmenya untuk mencari informasi lokasi TPS dan daftar caleg yang akan menjadi pilihan mereka pada saat hari pencoblosan. Sebaliknya, untuk agenda menghadiri penghitungan suara di TPS pada siang hari setelah pemungutan suara berakhir, pemilih cenderung kurang berminat mengikutinya.

Jika dilihat berdasarkan kelompok usia, sekali lagi, kelompok pemilih mula, meski dengan antusiasme menggunakan hak pilih cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lainnya, lebih aktif mencari informasi terkait lokasi TPS dan daftar caleg yang akan dipilih di TPS nanti.

Baca juga: Jika Terlambat Mengurus Pindah Memilih atau Tidak Terdaftar di DPT

Baliho caleg dibersihkan dari berbagai tempat saat masa tenang Pemilu 2024, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/2/2024).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Baliho caleg dibersihkan dari berbagai tempat saat masa tenang Pemilu 2024, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (11/2/2024).

Untuk mencari daftar calegnya, misalnya, di kelompok pemilih mula ini, 77,4 persen di antaranya aktif mencari informasi. Angka yang jauh lebih rendah justru ditemukan di kelompok responden dengan usia di atasnya. Hal ini memberikan sinyal kelompok pemilih mula memang cenderung lebih aktif mencari informasi terkait pilihan politiknya dibandingkan generasi di atasnya.

Tentu ini gambaran bahwa menjadi pemilih tak cukup bermodal antusiasme semata, tetapi juga pengetahuan kritis soal siapa yang akan dipilihnya. Pemilih perlu mempertimbangkan dengan matang soal baik buruknya, untung ruginya, dan tentu apa saja yang menjadi program dan janji-janji politik dari kandidat. Hal ini penting agar setelah pemungutan suara, pemilih bisa menagih janji dari mereka yang memenangi kontestasi politik tersebut.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000