logo Kompas.id
RisetGerindra Menyusul PDI-P
Iklan

Gerindra Menyusul PDI-P

Unggulnya elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran diikuti naiknya elektabilitas sebagian besar partai politik pengusung.

Oleh
YOHAN WAHYU
· 4 menit baca
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka meramaikan Kirab Pemilu 2024 di Alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/11/2023). Kirab diikuti penyelenggara pemilu dan 18 partai politik peserta pemilu.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka meramaikan Kirab Pemilu 2024 di Alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/11/2023). Kirab diikuti penyelenggara pemilu dan 18 partai politik peserta pemilu.

Berdasarkan hasil survei Kompas periode Desember 2023, Partai Gerindra dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi dua partai politik yang elektabilitasnya meningkat cukup mencolok. Pada survei kali ini tingkat keterpilihan Gerindra mencapai 21,9 persen. Ini berarti meningkat 3 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023.

Dengan angka keterpilihan ini, posisi Gerindra menyusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sebelumnya, dalam survei Kompas, elektabilitasnya selalu menempati posisi teratas. Elektabilitas PDI-P, partai politik pemenang Pemilu 2014 dan 2019, kali ini ada di angka 18,3 persen. Tingkat keterpilihan ini menurun sekitar 6 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

Lonjakan tingkat keterpilihan juga dialami PSI. Dalam survei terbaru ini partai yang mengusung brand sebagai partai anak muda ini meraih elektabilitas 2,6 persen. Ini merupakan angka elektabilitas tertinggi yang pernah diraih PSI. Sebelumnya tingkat keterpilihan parpol itu kurang dari 1 persen.

Jika melihat latar belakang dukungan partai politik di pemilihan presiden, elektabilitas Gerindra dan PSI berjalan beriringan dengan elektabilitas pasangan yang mereka usung, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang juga unggul dalam survei kali ini.

https://cdn-assetd.kompas.id/dfXEaNun5YVfzaLemlvpPsua-nc=/1024x1024/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F11%2F836e8479-b515-4e32-a6f3-af0231184de4_jpeg.jpg

Gerindra dan Prabowo, misalnya, menjadi dua entitas yang saling menyatu dan melekat. Hal yang sama juga dilakukan PSI, dengan masuknya Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, yang kini menjadi ketua umum partai itu.

Selain Gerindra dan PSI, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN), dua parpol pengusung yang lain, juga mengalami tren positif elektoral. Meski tidak mengalami kenaikan yang mencolok dibandingkan dengan periode survei sebelumnya, elektabilitas Partai Golkar dan PAN membaik.

Dari koalisi Prabowo-Gibran, menurut survei kali ini, hanya Partai Demokrat yang elektabilitasnya menurun. Tingkat keterpilihan parpol pemenang Pemilu 2009 ini ada di angka 4,5 persen atau menurun 2,5 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023.

https://cdn-assetd.kompas.id/vVI3sR_tQ2cA1A5-fI3s8vuHyMA=/1024x946/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2Fb0ba363c-d6ff-4ba2-84e3-8f1011bb5825_jpg.jpghttps://cdn-assetd.kompas.id/srT88uwPiQNkcYraVR6EUkfqmOk=/1024x946/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2Fe7b00c64-a5ac-4723-9b19-b543c7f3d8a8_jpg.jpghttps://cdn-assetd.kompas.id/ZDyYurmhPovCHiv1oqG2nKJ2Ta4=/1024x1006/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F12%2F9745e130-c2fc-4d34-a53a-252749e35684_jpg.jpg

Menurun

Jika dalam koalisi Prabowo-Gibran sebagian parpol pendukungnya mengalami kenaikan elektabilitas, penurunan dukungan justru dialami parpol di dua koalisi pasangan capres-cawapres lainnya. Di koalisi pendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, penurunan elektabilitas tak hanya dialami PDI-P, tetapi juga Partai Perindo.

Pada survei kali ini, elektabilitas Perindo adalah 1,7 persen, menurun hampir 2 persen dibandingkan dengan survei Agustus 2023. Dalam survei sebelumnya, di kelompok parpol nonparlemen, Perindo merupakan parpol yang berpeluang lolos memenuhi ambang batas parlemen yang besarnya 4 persen. Namun, pada survei kali ini, peluang itu sedikit banyak berkurang akibat turunnya elektabilitas.

Baca juga: Menakar Peluang Menang di Detik Akhir Menjelang Pemungutan Suara

Iklan

Berbeda dengan PDI-P dan Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga di dalam barisan koalisi Ganjar-Mahfud justru cenderung naik meskipun hanya sekitar 0,8 persen.

Kondisi yang hampir sama tergambar dari parpol-parpol yang berada dalam barisan koalisi pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Dalam survei Desember ini, elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencapai 7,4 persen, Partai Nasdem (4,9 persen), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,5 persen. Elektabilitas ketiga parpol ini relatif stagnan meskipun cenderung menurun lebih kurang 1 persen dibandingkan dengan survei Agustus lalu.

Para ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) partai politik ketika menyimak pemaparan Litbang <i>Kompas</i> terkait dengan hasil Survei Kepemimpinan Nasional <i>Kompas </i>di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (3/11/2022).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Para ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) partai politik ketika menyimak pemaparan Litbang Kompas terkait dengan hasil Survei Kepemimpinan Nasional Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (3/11/2022).

Meskipun cenderung dinamis, porsi pemilih dari parpol yang mengusung dan mendukung pasangan capres-cawapres sudah menunjukkan pola yang sama. Pilihan sebagian besar pemilih pasangan capres-cawapres relatif terdistribusi lebih banyak kepada parpol pengusung capres-cawapres itu.

Dari kelompok pemilih Anies-Muhaimin, separuh lebih akan menjatuhkan pilihan saat pemilu legislatif ke parpol pengusung pasangan ini, yang terdistribusi ke PKS (20,4 persen), Partai Nasdem (18,7 persen), dan PKB (12,2 persen). Sementara di kelompok pemilih Prabowo-Gibran, hampir 70 persen pemilihnya menjatuhkan pilihan legislatif ke parpol pengusung pasangan ini. Gerindra tercatat mendapatkan limpahan dukungan terbesar, yakni mencapai 41,3 persen, dari pemilih Prabowo-Gibran.

Kondisi serupa terbaca dari kelompok pemilih Ganjar-Mahfud. Sekitar 70 persen pemilih pasangan ini ketika pemilu legislatif akan memberikan suara kepada parpol-parpol pendukung pasangan ini. Dari jumlah tersebut, sebagian besar (63 persen) lebih menjatuhkan pilihan ke PDI-P.

Bendera PDI-P dan Gerindra terpasang di sepanjang Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (28/3/2023). Dua partai papan atas ini bersaing menjadi pemenang di Pemilu 2024.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Bendera PDI-P dan Gerindra terpasang di sepanjang Jalan Raya Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (28/3/2023). Dua partai papan atas ini bersaing menjadi pemenang di Pemilu 2024.

Bisa berubah

Konfigurasi terkait dengan tingkat elektabilitas parpol ini tetap menyimpan potensi perubahan. Segala hal yang terjadi selama masa kampanye yang saat ini berlangsung hingga hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024 bisa menjadi pertimbangan pemilih untuk menentukan pilihan. Apakah tetap dengan pilihan parpol saat ini atau berubah pilihan dengan memilih parpol lain.

Hasil survei Litbang Kompas periode Desember 2023 ini mencatat, dari kelompok responden yang sudah menjatuhkan pilihan ke parpol, sebanyak 52,8 persen dari mereka mengaku pilihan mereka sudah final dan tetap. Namun, sebanyak 43,9 persen responden lainnya menyatakan pilihan masih bisa berubah.

Empat parpol yang berada di papan atas tingkat elektabilitas (di atas 7 persen) dalam survei Litbang Kompas kali ini, yakni Gerindra, PDI-P, Partai Golkar, dan PKB, tercatat memiliki karakter pemilih yang tidak mudah berubah. Porsi pemilih PKB yang masuk kategori pemilih tetap tercatat paling tinggi, yakni sekitar 63,6 persen, diikuti PDI-P (58,9 persen), Partai Golkar (55,6 persen), dan Gerindra (52,4 persen).

Baca juga: Partai Politik Terkonsolidasi Pilihan Calon Presiden

Sementara parpol-parpol di papan menengah kecenderungannya memiliki porsi pemilih tetap yang relatif berimbang dengan pemilih yang masih bisa berubah pilihan. Bahkan, ada juga parpol yang porsi pemilih tetapnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemilih yang masih mudah berubah pilihan. Ini memberikan sinyal bahwa peta pertarungan dan dinamika elektoral parpol tetap terbuka untuk berubah.

Apalagi, di luar mereka yang sudah menentukan pilihan parpol, ada sebagian responden yang mengaku belum menentukan pilihan. Dalam survei kali ini, pemilih masih bimbang mencapai 17,3 persen. Jumlah pemilih bimbang ini meningkat dibandingkan dengan survei Agustus 2023 yang besarnya 11,4 persen. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul, Pemilih Bimbang Meningkat

Editor:
MARCELLUS HERNOWO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000