Partai Garuda membidik pemilih muda dan perempuan, serta fokus pada daerah kecil untuk meraih suara.
Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO/LITBANG KOMPAS
·4 menit baca
Partai Garda Republik Indonesia atau Garuda pada Pemilu 2024 bersaing dengan membawa semangat perubahan dan harapan. Jika melihat ke belakang, Partai Garuda tidak dapat dikatakan sebagai partai baru dalam kontestasi pemilu. Partai ini merupakan metamorfosis dari Partai Kerakyatan Nasional (PKN) yang berdiri 30 November 2007. Hanya saja, PKN yang dinakhodai Harmoko, mantan Menteri Penerangan di era pemerintahan Orde Baru, tak lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2009.
Selang enam tahun kemudian, Kongres I PKN digelar pada 3 April 2015 di Jakarta. Harmoko absen pada kongres pertama itu. Para pemimpin partai dan anggota yang hadir akhirnya sepakat mengubah nama partai menjadi Partai Gerakan Perubahan Indonesia dengan akronim Partai Garuda.
Kongres yang hanya berlangsung satu hari itu mengangkat Ahmad Ridha Sabana sebagai ketua partai yang baru menggantikan Soebiantoro Soemantoro dengan sekretaris jenderal dijabat Abdullah Mansuri. Sebagai tindak lanjut atas keputusan kongres, Partai Garuda mendeklarasikan diri pada 16 April 2015.
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai pun mengalami perombakan. Surat keputusan perubahan pengurus dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia didapat pada 2 September 2015 yang kemudian disusul dengan perombakan kepengurusan partai pada 2017.
Pada Pemilu 2019, Partai Garuda hampir bernasib sama seperti PKN yang gagal lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum karena tidak memenuhi persyaratan administrasi. Kali ini, Partai Garuda mengajukan gugatan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum. Dalam hitungan hari, Garuda memenangi gugatan melalui mediasi, dengan syarat ada perbaikan dokumen kepengurusan di sejumlah daerah.
Peluang
Dengan perolehan 702.536 suara (0,5 persen), Partai Garuda hanya berhasil finis di urutan ke-15 dari 16 partai politik nasional yang berlaga dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Kondisi ini mendorong Partai Garuda untuk segera berbenah dan meracik strategi baru. Seturut bagian namanya, partai ini mulai mengalami ”perubahan” yang dimulai dari nama hingga lambang partai yang mengalami penyegaran.
Jika dulu warna merah menjadi pilihan untuk latar lambang partai, kini warna biru gelap yang dipilih untuk mendampingi lambang garuda emas. Dengan warna biru tua, Partai Garuda ingin menyampaikan pesan ketenangan, ketegasan, kebijaksanaan, dan produktivitas sebagai penjenamaan (branding) baru.
Kendati citra partai mengalami perubahan, visi misi serta ideologi Partai Garuda tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Visi untuk mewujudkan cita-cita perubahan Indonesia yang kemudian diturunkan dalam empat misi utama masih sama seperti ketika Partai Garuda berlaga di Pemilu 2019. Salah satunya, terwujudnya masyarakat demokratis yang adil dan sejahtera serta mengacu pada ekonomi kerakyatan yang berkeadilan.
Di bawah kepemimpinan Ahmad Ridha Sabana sebagai ketua umum yang juga merangkap sebagai ketua dewan pembina, Partai Garuda mengusung visi perubahan yang terbingkai dalam tiga nilai utama, yaitu nasionalis, religius, dan kerakyatan. Ada enam program yang masih terus dipertahankan sejak Pemilu 2019, antara lain subsidi untuk rakyat serta penegakan dan kepastian hukum.
Target pemilihnya jelas, yakni para pemilih muda (17-41 tahun) dari generasi Z dan generasi milenial yang dianggap adaptif dan luwes untuk melakukan perubahan. Partai Garuda memiliki modal bagus untuk mendapatkan ceruk suara pemilih muda.
Dibandingkan dengan 17 partai yang berlaga pada Pemilu 2024, Partai Garuda menyumbangkan calon anggota legislatif berusia muda (21-30 tahun) terbanyak. Berdasarkan data daftar calon tetap anggota DPR RI, Partai Garuda menyumbang 570 calon yang lebih dari setengahnya (54,2 persen) berusia muda.
Peluang untuk mendapat sumbangan suara dari kelompok pemilih perempuan juga terbuka. Dengan proporsi keterwakilan perempuan terbanyak dibandingkan dengan partai lain, sebesar 41,4 persen, Partai Garuda seharusnya dapat mengangkat isu-isu perempuan dan anak. Jumlah proporsi itu sebenarnya menurun dari Pemilu 2019 saat Partai Garuda mencatat proporsi keterwakilan perempuan sebesar 48,1 persen.
Namun, sedikit atau banyaknya proporsi keterwakilan caleg muda atau perempuan bukanlah kunci keberhasilan mendapat kursi di parlemen. Inilah salah satu problem yang masih menjadi tugas bagi Partai Garuda dalam Pemilu 2024. Partai yang saat ini memiliki 494.490 anggota tersebut perlu memberikan tawaran program kerja nyata yang dekat dengan konstituen.
Misalnya, masih berkaitan dengan pemilih muda dan perempuan, sejauh ini tidak banyak partai yang menjalankan program kerja yang memberikan ruang serta perhatian kepada dua kelompok itu. Apalagi, kantong suara Partai Garuda pada pemilu sebelumnya terkonsentrasi di daerah pemilihan Maluku Utara (4,8 persen), Sulawesi Tengah (1,8 persen), dan Nusa Tenggara Barat (1,4). Di tiga lokasi yang menjadi potensi besar perolehan suara itulah Partai Garuda semestinya dapat menjalankan program di masyarakat, seperti pemberdayaan perempuan dan anak.
Perubahan strategi
Dengan bertambahnya kontestan partai pada Pileg 2024, perjuangan Partai Garuda dapat dikatakan tidaklah mudah menembus target 4 persen atau sekitar 7 juta suara. Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana juga menyadari tantangan ini dan masih mengandalkan strategi penjaringan tokoh baru di sejumlah daerah. ”Kami fokus pada daerah kecil, tetapi solid daripada kami terlalu meluas, tetapi tidak bisa kami peroleh,” ujarnya.
Tentu saja, dalam mengeruk suara pemilih, perekrutan tokoh daerah berpengaruh menjadi salah satu strategi yang ampuh. Namun, Partai Garuda perlu menemukan strategi yang membuatnya lebih spesial dibandingkan dengan partai lainnya. Perubahan nyata pada strategi pemilu dapat dimulai dari program kerja dan model kampanye yang efektif menyentuh konstituen.
Jangan sampai perubahan hanya terlihat dari tampilan citra lambang, warna, dan nama partai. Seperti halnya yang dituliskan dalam akun resmi Partai Garuda di kanal Instagram miliknya, ”Takbir perubahan berdentang, logo baru membawa harapan. Perjalanan partai kian bermakna, menyongsong masa depan yang cemerlang”.