Dua Kutub Pendukung Anies dan Ganjar, Prabowo di Tengah
Pendukung Ganjar dan Anies berada di kutub yang berlawanan dalam memandang kinerja pemerintah. Sementara pendukung Prabowo berada di tengahnya.
Hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023 merekam bahwa pendukung Ganjar Pranowo menjadi kelompok yang paling positif persepsinya memandang kinerja pemerintah. Sebaliknya, pendukung Anies Baswedan berada di kutub yang berseberangan. Pendukung Prabowo Subianto berada di tengah-tengah keduanya. Sejauh mana peta ini memengaruhi peta elektoral?
Bagaimana preferensi politik yang ditunjukkan publik dalam dukungannya terhadap sosok calon presiden tampak berjalan secara ulang-alik dengan persepsi terhadap kinerja pemerintah.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Di satu sisi, adakalanya dukungan terhadap capres memengaruhi bagaimana persepsi publik terhadap pemerintahan yang sedang berjalan. Sebaliknya, tak dapat ditolak juga bahwa persepsi publik terhadap pemerintah menentukan siapa capres yang akan didukung.
Survei Nasional Kompas Agustus 2023 merekam, pendukung Ganjar Pranowo menunjukkan kepuasan dan keyakinan tertinggi terhadap kinerja pemerintah. Dalam indeks kepuasan terhadap kinerja pemerintah, dari seluruh indikator yang diukur, pendukung Ganjar menunjukkan angka kepuasan sebesar 87,3 persen.
Dengan angka yang mirip, sebanyak 87,1 persen responden pendukung Ganjar menyatakan mereka meyakini pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin ke depan akan semakin baik. Hanya 9,4 persen responden dari pendukung Gubernur Jawa Tengah ini yang tidak yakin pemerintahan tidak semakin baik ke depannya.
Baca juga: Survei ”Kompas”, Ganjar dan Prabowo Makin Ketat, Saatnya Adu Gagasan
Kutub
Berkebalikan dengan itu, pendukung Anies Baswedan menunjukkan kepuasan pun keyakinan yang paling rendah terhadap kinerja pemerintah. Dalam soal kepuasan, 52,6 persen responden mengaku puas terhadap kinerja pemerintah. Hal yang sama juga terkait keyakinan. Hanya separuh (55,2 persen) pendukung Anies yang meyakini kinerja pemerintahan saat ini akan membaik di masa mendatang.
Sampai di sini, tampak selisih yang cukup signifikan antara pendukung Ganjar Pranowo dibandingkan pendukung Anies Baswedan tatkala memandang kinerja pemerintah. Dalam hal kepuasan, selisih antara basis pendukung masing-masing ini berselisih 34,7 persen sementara untuk keyakinan selisihnya 31,8 persen.
Lalu bagaimana dengan pendukung Prabowo Subianto? Masih dari hasil survei yang sama, responden yang menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto berada di tengah-tengah dua kutub ekstrem di atas. Sebanyak 74,3 persen responden pendukung Prabowo menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah saat ini.
Dengan kata lain, tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah dari basis pendukung Prabowo berada 13 persen di bawah pendukung Ganjar. Sementara itu, 78,5 persen responden dalam kelompok yang sama menunjukkan keyakinannya bahwa pemerintahan yang berjalan saat ini akan membaik di masa depan atau sekitar 8,6 di bawah angka keyakinan pendukung Ganjar terhadap pemerintah.
Menjadi lebih menarik apabila membandingkan angka-angka di atas dengan kepuasan dan keyakinan masyarakat secara umum. Hasil survei menunjukkan skor kepuasan publik terhadap pemerintah berada di angka 74,2 persen sementara skor keyakinan berada di angka 74,6 persen.
Kembali pada angka sebelumnya, tampak bahwa pendukung Ganjar dan pendukung Prabowo menunjukkan kepuasan dan keyakinan terhadap pemerintah di atas persepsi publik secara umum. Sementara pendukung Anies menunjukkan kepuasan dan keyakinan terhadap pemerintah tetap di bawah, kembali dengan selisih yang cukup signifikan dibandingkan persepsi umum.
Data hasil survei di atas menunjukkan fenomena yang bagaimanapun mencerminkan komposisi pemerintahan saat ini. Dalam pemerintahan Jokowi-Amin periode kedua, partai-partai pengusung Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto merupakan parpol penguasa ataupun yang cenderung lebih dekat dengan rezim. Bahkan, Prabowo Subianto yang awalnya merupakan saingan Jokowi dalam dua kali pilpres terakhir akhirnya merapat ke kabinet sebagai Menteri Pertahanan.
Hal ini tentu menjadi faktor kuat bagaimana basis pendukung Prabowo memberikan sentimen positif terhadap pemerintah. Baik dari sisi pendukung Prabowo maupun pendukung Ganjar, persepsi positif terhadap pemerintah tampaknya lebih dipengaruhi posisi politik capres yang saat ini didukung.
Sebaliknya, posisi Anies Baswedan beserta partai pengusungnya cenderung berseberangan dengan pemerintahan saat ini. PKS sejak awal secara konsisten mengambil perannya sebagai partai oposisi terhadap rezim.
Sementara Nasdem juga sedang dalam posisi problematik dengan pemerintah belakangan ini. Bahkan, hubungan renggang antara Surya Paloh dan Jokowi sempat menjadi konsumsi publik yang hingga ini tak kunjung menunjukkan kehangatan kembali.
Setali tiga uang dengan dua partai di atas, posisi partai Demokrat juga tak sedang rukun dengan rezim. Tak pelak, posisi ini sudah menjadi rahasia umum pula, yakni berawal dari kerenggangan relasi antara Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati beberapa waktu terakhir.
Tak hanya ketiga partai pengusung yang tak akur dengan rezim saat ini, Anies Baswedan sendiri tampil sebagai sosok yang cenderung membawakan diri sebagai tokoh oposan terhadap kebijakan pemerintah. Salah satu narasi yang didengungkan oleh Anies Baswedan, yakni ketidakadilan yang masih terus terjadi sehingga langkah-langkah perubahan terhadap apa yang sudah dan sedang dilakukan oleh pemerintah.
Hal ini salah satunya secara lantang Anies serukan dalam pidato politik di Apel Siaga Perubahan Partai Nasdem pertengahan Juli lalu. Hal yang menarik untuk dilihat sampai di sini, pendukung Anies Baswedan cenderung diisi oleh responden yang memiliki ketidakpuasan dan melihat adanya problem mendasar dari pemerintahan saat ini. Dengan kata lain, karakter pendukung Anies cenderung diisi publik dengan kritik terhadap pemerintah yang teridentifikasi dalam sosok pilihannya itu.
Baca juga: Ganjar dan Prabowo Bersaing Ketat di Puncak
Peluang
Menjadi makin menarik, dalam waktu yang makin dekat menjelang pendaftaran resmi capres, melihat bagaimana kans politik ketiga tokoh ini berdasarkan sentimen pendukungnya terhadap pemerintah.
Saat ini elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam posisi yang terus berkejaran. Dengan karakter pendukung yang sama dari segi persepsi terhadap pemerintah, lebih terasa alot untuk melakukan tarik-menarik pemilih dalam kelompok pendukung yang sama persepsinya.
Dalam hal ini, basis pendukung Anies Baswedan kemungkinan besar malah menjadi penentu. Jika asumsi bahwa pendukung Anies cenderung kontra dengan pemerintah benar, publik yang tidak puas dengan kinerja pemerintah sudah makin jelas ke mana akan berkonsentrasi. Namun, posisi Anies menjadi tak kuat mengingat persepsi publik saat ini dominan positif memandang pemerintah ditambah elektabilitasnya yang tertinggal.
Hal ini sekaligus makin menjelaskan mengapa publik lebih banyak konsentrasinya memberikan dukungan terhadap Prabowo dan Ganjar. Dengan demikian, merangkul pihak yang oposan terhadap pemerintah saat ini malah menjadi faktor penting yang bisa menaikkan elektabilitas capres terutama bagi Ganjar dan Prabowo.
Dalam posisi ini, Prabowo Subianto lebih diuntungkan. Pihak yang oposan terhadap pemerintah tentu akan berpikir dua kali untuk memberikan dukungannya terhadap Ganjar yang saat ini diusung oleh partai penguasa. Lebih mudah dibayangkan ketika publik yang oposan terhadap pemerintah mengalirkan dukungannya terhadap Prabowo.
Dalam situasi seperti ini, menjadi krusial bagi partai pengusung Ganjar Pranowo saat ini untuk segera melakukan lobi politik terhadap partai oposan dan yang posisinya sedang renggang. Hal ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya langkah paling strategis untuk mengganggu suara pemilih oposan terhadap pemerintah, terutama pendukung Anies Baswedan, yang cenderung mengalir pada Prabowo. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Pemilih Ganjar, Prabowo, dan Anies, Siapa Paling Militan?