Ribuan pelari berhasil menjadi penamat maraton utama dunia di empat bulan pertama tahun 2023. Pandemi Covid-19 resmi berakhir dan ajang bergengsi lari internasional kembali bergairah.
Oleh
Gianie
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 hanya menyurutkan minat berlari untuk sesaat. Di kala protokol kesehatan diperlonggar, lomba lari skala internasional, seperti maraton utama dunia, kembali dibanjiri pelari. Setelah perhelatan London Marathon pada 23 April 2023, jumlah penamat lomba maraton utama dunia meningkat drastis. Kini, total lebih dari 12.000 penamat maraton utama dunia.”
Setelah kasus Covid-19 terkonfirmasi di Tokyo pada awal Februari 2020, penyelenggaraan tahunan salah satu maraton utama dunia (World Marathon Majors/WMM) yang biasanya berlangsung di bulan Maret itu terpaksa disesuaikan demi alasan kesehatan.
Tokyo Marathon 2020 tetap terselenggara pada 1 Maret, tetapi hanya diikuti oleh pelari elite dan pelari yang menggunakan kursi roda. Sementara lomba untuk kategori pelari umum ditunda ke tahun 2021.
Tak lama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020. Hal ini menyebabkan lomba-lomba lari setelah itu dibatalkan, termasuk ajang bergengsi yang berlabel maraton utama dunia. Alhasil, hanya tercatat 1 orang penamat maraton utama dunia pada tahun 2020.
Hingga saat ini, lomba lari maraton utama dunia yang telah dimulai sejak tahun 2006 ini masih ada enam. Mereka adalah Boston Marathon, New York Marathon, Chicago Marathon, Berlin Marathon, London Marathon, dan Tokyo Marathon. Boston Marathon merupakan ajang maraton tertua di dunia yang terinspirasi Olimpiade 1896 dan sejak 1897 diselenggarakan setiap tahun.
Jumlah peserta dalam satu WMM ini tak kurang dari 30.000 pelari yang berasal dari sejumlah negara. Di New York Marathon bahkan pesertanya mencapai lebih dari 50.000 pelari per satu kali penyelenggaraan.
Pelari yang berhasil finis di keenam ajang ini, selain mendapat medali dari setiap ajang, juga memperoleh satu medali ikonik berupa enam medali yang dirangkai menjadi satu. Medali ini disebut medali enam bintang (the six stars medal).
Dari laman WMM disebutkan, medali enam bintang ini diperkenalkan oleh Abbott WMM pada tahun 2016 untuk menghormati para pelari yang berhasil menyelesaikan seluruh lomba WMM. Mendapatkan medali ini adalah suatu pencapaian yang membanggakan. Pelari yang menyelesaikan enam WMM namanya akan diabadikan dalam Hall of Fame WMM.
Tahun 2021, WMM kembali terselenggara dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, kecuali di Tokyo. Covid-19 tidak menyurutkan antusiasme pelari untuk melanjutkan perburuan medali the six stars. Ada 495 pelari yang berhasil meraih medali enam bintang pada 2021.
Tokyo baru menggelar kembali maraton tahunannya pada tahun 2022. Bersama dengan anggota WMM lainnya, jumlah penamat WMM enam bintang pada tahun 2022 meningkat menjadi 982 penamat atau naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sampai dengan terselenggaranya London Marathon pada 23 April lalu, jumlah penamat medali enam bintang sudah bertambah lagi sebanyak 4.057 pelari, naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2022. Total sudah ada 12.212 penamat WMM hingga saat ini.
Dari jumlah tersebut, terdapat penamat yang merupakan perempuan pelari sebanyak 3.941 penamat atau 32,3 persen. Dari segi usia, pelari tertua yang mendapatkan medali enam bintang sudah berusia 86 tahun, sedangkan penamat termuda berusia 19 tahun.
Dilihat dari kebangsaan, penamat maraton utama dunia ini berasal dari 119 negara. Amerika Serikat menjadi negara di urutan pertama yang memiliki jumlah penamat terbanyak, yaitu 2.744 penamat. Di urutan kedua terbanyak adalah Inggris dengan 1.173 penamat. Di urutan selanjutnya ada Jerman dan Italia dengan masing-masing 643 penamat dan 625 penamat.
Dari Indonesia hingga saat ini sudah ada 77 pelari yang berhasil menamatkan WMM dan mendapat medali enam bintang. Sebanyak 26 di antaranya perempuan. Dua di antaranya Puteri Indonesia, yaitu Melanie Putria Dewita Sari dan Alya Rohali.
Melanie Putria mendapatkan medali enam bintangnya pada tahun 2022, sedangkan Alya Rohali pada tahun ini setelah menyelesaikan Boston Marathon 23 April lalu. Saat ini, Melanie Putria tengah berupaya mendapatkan medali enam bintang putaran kedua setelah mengikuti Tokyo Marathon 5 Maret lalu dan mendapatkan medali bintang pertama WMM.
Dari catatan Abbott WMM, saat ini di seluruh dunia setidaknya terdapat 103 pelari atau penamat yang menyelesaikan enam bintang WMM lebih dari sekali.
Di dalam kelompok laki-laki dari Indonesia yang menjadi penamat enam WMM terdapat nama Sandiaga Salahuddin Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akrab disapa Sandi ini meraih medali enam bintang pada 2015. Medali bintang pertama didapatnya dari New York Marathon yang diikuti pada 2011.
Di tahun 2015, Sandi menyelesaikan dua lomba WMM untuk melengkapi medali enam bintangnya, yaitu Boston Marathon dan London Marathon. Sandi menjadi pelari pertama di Indonesia yang meraih medali enam bintang.
Tahun ini baru tiga WMM yang terselengggara, yakni di Tokyo, Boston, dan London. Berlin Marathon baru akan dihelat pada 24 September 2023, Chicago Marathon pada 8 Oktober 2023, dan New York Marathon pada 5 November 2023.
Ke depannya, antusiasme pelari masih akan tinggi untuk meraih medali enam bintang. Sebab, pandemi Covid-19 secara resmi sudah dinyatakan berakhir oleh WHO per 5 Mei 2023. Sudah tidak ada hambatan bagi pelari untuk menjajal ajang lari di negara mana pun. Apalagi untuk meraih medali enam bintang yang diidam-idamkan.
Pendaftaran WMM untuk tahun depan bahkan sudah ada yang dibuka. Untuk London Marathon 2024, misalnya, dalam masa pendaftaran jalur undian (ballot) selama tujuh hari periode 22-28 April 2023, jumlah peminat yang mendaftar membeludak.
Tercatat 578.374 pelari yang mendaftar ballot London Marathon 2024 (Independent, 4/5/2023). Sebanyak 21 persen merupakan pendaftar dari luar Inggris atau yang disebut pelari internasional.
Angka ini bahkan menjadi rekor baru karena melampaui jumlah peminat yang mendaftar sebelum pandemi. Saat pendaftaran ballot tahun 2019 untuk lomba tahun 2020, pelari yang mendaftar di bawah setengah juta orang. Tepatnya 457.861 pelari.
Rekor peminat atau pendaftar pada ajang WMM yang lain bisa jadi juga akan tercipta begitu periode pendaftaran dibuka. Hal itu karena biasanya pelari sudah merencanakan dan mempersiapkan ajang-ajang yang akan diikutinya, terutama untuk melengkapi medali enam bintang.
Hal yang sempat tertunda karena pandemi akan segera dituntaskan sebelum muncul hal lain yang bisa menghambat. Apalagi, godaan untuk menuntaskan maraton utama dunia yang bergengsi ini begitu besar. Selamat berlari kembali para pengejar medali bintang! (LITBANG KOMPAS)