Juara Liga Inggris 2023, Pupusnya Harapan Arsenal di Tangan Manchester City
Peluang Manchester City untuk menjuarai Liga Inggris makin besar. Pesaing terdekatnya, Arsenal, sedang dalam kondisi tidak stabil. Bagaimana kalkulasi juara bagi kedua tim? Berapa poin akhir yang bisa diraih?
Oleh
VINCENTIUS GITIYARKO
·6 menit baca
Rabu malam di Manchester atau Kamis dini hari di Indonesia, seluruh mata pencinta Liga Inggris tertuju pada pertandingan Manchester City versus Arsenal. Laga ini sangat krusial karena dapat menjadi penentu siapa juara Liga Inggris musim ini. Pertandingan yang digelar di Etihad Stadium, Manchester, pada 27 April 2023 ini berakhir dengan kemenangan ”The Citizens” atas ”The Gunners” dengan skor 4-1.
Kevin de Bruyne dan Erling Haaland tampil trengginas sehingga membuat barisan belakang Arsenal harus berjibaku menahan gempuran tim Manchester Biru. Dua dari empat gol disarangkan oleh de Bruyne pada menit ke-7 dan menit ke-54. Kedua gol tersebut berawal dari umpan yang diberikan oleh Erling Haaland. Tak hanya mencetak dua gol, de Bruyne juga mencatatkan satu umpan gol melalui sepakan bebas yang berhasil dikonversi menjadi gol oleh John Stones dengan tandukan pada injury time babak pertama.
Sementara itu, Halaand, selain memberikan dua asis, juga mencetak satu gol pada menit injurytime babak kedua. Artinya, seluruh gol yang dicetak Manchester City tak pernah luput dari kontribusi de Bryune ataupun Haaland. Di pihak lain, Arsenal hanya mampu mencetak satu gol hiburan pada menit ke-86 dari kaki Rob Holding.
Hasil pertandingan ini makin menguatkan potensi Manchester City untuk menjuarai Liga Inggris musim ini. Sementara bagi Arsenal, kekalahan ini merupakan pukulan telak dalam usaha tim dari London Utara ini mewujudkan mimpi juaranya. Menjelang musim berakhir, The Gunners kembali menunjukkan inkonsistensi performa mereka yang telah menjadi tren beberapa musim belakangan.
Memang, apabila menilik klasemen Liga Inggris terkini, Arsenal masih berada di puncak dengan 75 poin. Sementara Manchester City berada di urutan kedua dengan 73 poin. Akan tetapi, City masih punya tabungan dua pertandingan. Apabila dalam dua pertandingan surplus ini poin penuh berhasil diraih, The Citizens akan berada di puncak sekaligus mengungguli Arsenal dengan empat poin.
Kalkulasi
Dengan berbagai skenario hitungan di atas kertas, embusan angin juara Liga Inggris lebih mengarah kepada Manchester City ketimbang Arsenal. Skenario pertama adalah sapu bersih. Manchester City masih menyisakan tujuh pertandingan lagi. Dengan apiknya performa tim asuhan Pep Guardiola akhir-akhir ini, bukan hal mustahil jika City mampu memenangi semua pertandingan sisa. Jika ini terjadi, poin akhir yang akan diraih Manchester Biru ialah 94 poin.
Dengan skema yang sama, Arsenal yang tinggal menyisakan lima pertandingan lagi hanya mampu meraih poin 90. Jika kemungkinan maksimal ini yang terjadi, Manchester City tetap unggul atas Arsenal. Dengan kata lain, perjuangan Arsenal untuk juara tak hanya bergantung di tangannya sendiri. Selain harus meraih poin maksimal di sisa pekan, The Gunners juga harus berharap Manchester City tergelincir untuk meraih poin.
Pendekatan lain dapat dilakukan menggunakan catatan statistik lebih dalam. Dengan perolehan poin saat ini dibandingkan dengan jumlah pertandingan yang dilakoni, rata-rata poin yang didapat oleh Arsenal adalah 2,27 poin. Sementara Manchester City memiliki rasio poin per pertandingan sedikit lebih unggul, yakni 2,35 poin.
Jika perhitungan ini diboboti dengan rasio selisih gol masing-masing, probabilitas juara bagi Manchester City di antara seluruh tim ialah 33,1 persen. Probabilitas Arsenal berada di bawahnya dengan angka 22,6 persen. Kalkulasi ini menempatkan Manchester City punya kans juara lebih besar. Lalu, dengan pendekatan perhitungan ini, berapa proyeksi poin akhir yang akan diperoleh kedua tim?
Dengan sisa tujuh pertandingan dikalikan dengan rasio poin pertandingannya, potensi poin tambahan yang akan diperoleh oleh Manchester City adalah 16,5 poin. Apabila angka ini ditambahkan dengan poin yang dimiliki saat ini, City kemungkinan dapat mengakhiri musim ini dengan poin 90. Dengan perhitungan yang sama, potensi penambahan poin yang akan diperoleh Arsenal kurang lebih 11,4. Artinya, kemungkinan tim Meriam London kemungkinan akan mengakhiri musim dengan poin 86.
Dengan hitungan di atas kertas, mimpi Arsenal untuk mengakhiri paceklik gelar selama hampir dua dekade ini tampak pupus. Sementara Manchester City akan mengukuhkan posisinya sebagai raja Premier League dengan mengangkat trofi Liga Inggris tiga musim berturut-turut.
Segalanya
Superioritas City musim ini tecermin dalam semua catatan statistik apiknya. Musim ini seakan-akan De Bruyne dan kawan-kawan memiliki segalanya dari mesin gol, pengumpan gol, hingga permainan kolektif. The Citizens punya mesin gol andal sekaliber Erling Haaland yang hingga pekan ke-31 mampu mencetak 33 gol.
Catatan Haaland ini sudah melampaui rekor Mohammed Salah sebanyak 32 gol dalam satu musim di pergelaran Liga Inggris 2017/2018. Pemain terdekat, dengan selisih gol cukup jauh, di peringkat kedua adalah Hary Kane yang telah mencetak 24 gol.
Dari sisi asis, City punya De Bruyne yang sudah menorehkan 16 umpan gol. Pesaing terdekat de Bruyne adalah Bukayo Saka dengan catatan 11 asis. Dengan merajai catatan pemuncak gol dan asis, tak mengherankan jika Manchester City menjadi tim paling produktif dalam urusan mencetak gol. Sampai pekan ke-31, City sudah menceploskan 82 gol ke gawang lawan-lawannya.
Tak hanya dalam urusan mencetak gol, permainan kolektif juga tampak dari jumlah operan yang dilakukan oleh Manchester City. Tim Manchester Biru ini menjadi kesebelasan dengan jumlah operan terbanyak, yakni 20.225 passing. Tim kedua terbanyak mencatatkan operan ialah Liverpool, totalnya 18.897 operan.
Dalam sisa tujuh pertandingan, tampak sulit membayangkan Manchester City membiarkan dirinya tergelincir. Dari total kompetisi yang dilakoni, City berpotensi untuk menyabet trebel winner alias mengangkat tiga trofi dalam semusim. Selain kompetisi Liga Inggris, City masih punya peluang untuk menjuarai Liga Champions. Meskipun lawan berat harus dihadapi di babak semifinal, yaitu Real Madrid.
Dalam kancah domestik, Manchester City juga punya peluang besar untuk mengangkat trofi Piala FA. Pada awal Juni 2023, City akan menghadapi musuh sekotanya, Manchester United, dalam memperebutkan piala kelas dua di Inggris tersebut. Jika skenario terbaik ini terjadi, yakni mengangkat tiga trofi, superioritas Manchester City tak hanya di sebatas wilayah Inggris, tetapi juga seluruh Eropa.
Inkonsisten
Jalan yang berbeda harus dilalui Arsenal. Setelah menjaga harapan untuk menjuarai Liga Inggris kembali, setelah terakhir mengangkatnya pada musim 2003/2004, Arsenal tampaknya harus rela mimpi ini memudar. Padahal, tim asuhan Mikel Arteta ini memiliki ciri pemain kolektif yang tak kalah menarik untuk ditonton musim ini. Aliran lancar dari kaki ke kaki penggawa muda Arsenal, seperti Bukayo Saka, Gabriel Matinelli, Martin Odegaard, hingga Gabriel Jesus, mampu membuat tim lawan kesulitan menjaga daerah pertahanannya.
Akan tetapi,masalah mental sepertinya masih menjadi pekerjaan rumah bagi tim yang bermarkas di London Utara ini. Terbukti setelah ditahan imbang oleh Liverpool pada laga awal April 2023 dengan skor 2-2, Arsenal belum mampu lagi menang.
Odegaard dan kawan-kawan harus bermain imbang melawan West Ham dengan skor 2-2. Bahkan, melawan tim zona degradasi, Southampton, Arsenal juga tak mampu menang dan ditahan imbang 3-3. Titik terendah Arsenal akhirnya terjadi tatkala harus bertekuk lutut pada Manchester City di Etihad Stadium.
Satu-satunya yang masih dapat dibanggakan oleh fans Arsenal saat ini adalah memastikan diri berada di posisi runner up meskipun dengan catatan harus mendapatkan minimal enam poin lagi dari laga tersisa. Jika ini tidak tercapai, peringkat kedua Arsenal dibayangi Newcastle yang bisa meraih poin maksimal 80 dan Mancheter United yang mungkin mengantongi poin maksimal 81.
Jika Arsenal tak mampu memperbaiki performanya setelah takluk dari City, tak hanya mimpi juara yang pupus, tetapi juga peringkat kedua pun bisa lepas dari tangan. Di sisi lain, Manchester City tak tersentuh menikmati pucuk klasemen Premier League musim ini selain masih terbuka lebar jalan untuk mengoleksi tiga piala dalam semusim. (LITBANG KOMPAS)