Menjaga Kewaspadaan di Tengah Euforia Belanja Akhir Tahun
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum pasti ini, kegiatan berbelanja saat akhir tahun harus terus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
Berbelanja tidak sekadar membeli barang, tetapi sebagai bentuk berbagi untuk orang lain sekaligus rekreasi bagi diri sendiri. Serupa dengan momentum 2020, berbelanja saat momen Natal dan Tahun Baru kali ini masih perlu memperhatikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Pola berbagi saat berbelanja cukup beragam. Inisiasinya bisa dimulai dari konsumen atau pemilik toko/ritel. Bentuk berbagi yang dilakukan oleh pemilik toko/ritel biasanya berupa bingkisan atau potongan harga khusus.
Bagi pengelola pusat perbelanjaan, anjuran agar warga tidak keluar kota menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Warga dapat memilih mengisi waktu di dalam kota dan salah satu tujuannya adalah pusat perbelanjaan.
Selain memiliki tujuan berbelanja, kunjungan ke pusat perbelanjaan bisa menjadi sarana rekreasi warga. Banyak hal ditawarkan di pusat perbelanjaan, seperti arena bermain anak, pameran, menikmati ragam makanan dan minuman, atau menonton di bioskop.
Namun, karena masih dalam suasana pandemi, kunjungan ke pusat perbelanjaan masih harus memenuhi persyaratan khusus. Untuk momentum Natal dan Tahun Baru saat ini, pemerintah menerbitkan aturan yang tertuang di Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2021. Aturan tersebut menjelaskan bahwa jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, tempat makan dan minum di pusat perbelanjaan, serta tempat wisata dibatasi maksimal 75 persen.
Berdasarkan data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) dan Kementerian Perdagangan RI, rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan sepanjang 2020 berkisar 50 persen terhadap total kapasitas. Sementara kunjungan selama 2021 cenderung meningkat. Pantauan hingga November 2021, rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan sekitar 60 persen.
Serupa dengan pusat perbelanjaan, kunjungan ke acara pameran turut meningkat. Acara pameran mengalami peningkatan menjadi lebih dari 30 persen pada 2021, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 20 persen.
Data pantauan dari Google turut menunjukkan bertambahnya kunjungan warga ke pusat perbelanjaan dan rekreasi. Tren mobilitas meningkat 8 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Khusus untuk kunjungan pusat perbelanjaan dan rekreasi, tujuannya adalah restoran, kafe, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop.
Proyeksi peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan dan membeli barang untuk Natal juga dijelaskan oleh survei Deloitte di Amerika Serikat. Survei yang dilakukan secara daring pada September 2021 tersebut dilakukan untuk melihat pola belanja masyarakat saat Natal dengan melibatkan 4.315 orang.
Hasil survei menunjukkan, sedikitnya 20 persen responden akan menambah pengeluaran untuk musim libur Natal. Hal itu didukung pula dengan kunjungan ke pusat perbelanjaan yang meningkat 33 persen, jauh lebih besar dari kunjungan tahun lalu.
Ragam tawaran
Suasana perayaan Natal mulai terasa saat memasuki bulan Desember 2021. Untuk menarik minat masyarakat, banyak pusat perbelanjaan yang mulai menghiasi interior gedung menggunakan ornamen Natal. Salah satu ornamen yang tidak bisa ditinggalkan adalah pohon natal.
Selain ornamen yang beragam, momen Natal turut dijadikan pengelola pusat perbelanjaan untuk memberikan tawaran khusus bagi pengunjung. Tawaran paling banyak dilakukan melalui pesta diskon untuk barang-barang yang dijual di pusat perbelanjaan.
Sebagai contoh, brand Uniqlo memberikan harga khusus yang jauh lebih murah dibandingkan dengan hari biasa selama tujuh hari mulai tanggal 17 hingga 23 Desember 2021. Selain Uniqlo, brand lainnya, seperti H&M dan PULL&BEAR, juga memberikan banyak harga spesial pada musim Natal.
Tak hanya pakaian, toko buku Gramedia turut memberikan tawaran menarik, seperti potongan harga 20 persen untuk buku. Sementara untuk makanan dan minuman, potongan harga sudah diberikan sejak jauh hari sebelum momen Natal.
Tawaran lain yang diberikan pengelola pusat perbelanjaan adalah membuat wahana rekreasi baru di dalam ruangan. Salah satu contohnya, PIK Avenue Mall Jakarta yang memiliki wahana hiburan bagi warga dengan tema Arctic Circle-Christmas Sweet Market. Wahana hiburan tersebut memiliki area ice skating, pusat kuliner bertema Natal, dan hiasan pohon natal yang megah di tengah atriumnya.
Momen Natal untuk berbagi tentu dapat disalurkan dengan memberi kado untuk orang terdekat, apalagi bayak tawaran menarik pada Desember. Sembari berbelanja untuk berbagi, pergi ke pusat perbelanjaan juga menjadi kesempatan berekreasi.
Di sisi lain, kunjungan ke pusat perbelanjaan yang makin masif memiliki kekhawatiran tersendiri sebab potensi terjadi penularan virus korona ikut membesar. Banyaknya orang dalam satu ruangan tentu sulit melakukan jaga jarak dan menerapkan standar protokol kesehatan lainnya.
Kepatuhan
Peluang pelanggaran protokol kesehatan perlu diwaspadai oleh semua pihak. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat bahwa pusat perbelanjaan menjadi salah satu lokasi paling rendah kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak.
Berdasarkan pantauan hingga 12 Desember 2021, secara umum kepatuhan memakai masker dan menjaga jarak memang masih terlihat tinggi, yaitu lebih dari 90 persen. Namun, hal tersebut akan berbeda saat didetailkan berdasarkan lokasi aktivitas warga.
Lokasi dengan tingkat kepatuhan memakai masker paling rendah adalah restoran atau kedai, yaitu hampir 30 persen dari total pengunjung. Restoran dan kedai kerap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pusat perbelanjaan.
Lokasi lain yang cukup rendah tingkat kepatuhan memakai masker adalah ruang terbuka publik, yaitu sekitar 11 persen. Melihat fenomena ini, restoran atau ruang terbuka publik perlu menjadi perhatian khusus karena keduanya menjadi tawaran bagi warga untuk berekreasi ke pusat perbelanjaan atau mal.
Selaras dengan memakai masker, kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan juga terpantau rendah di restoran dan ruang terbuka publik. Pelanggaran terkait adanya kerumunan di kedua lokasi tersebut berkisar 10-15 persen.
Urgensi untuk mematuhi protokol kesehatan makin menguat saat ini sebab Indonesia telah mengonfirmasi adanya kasus infeksi varian Omicron. Hingga 18 Desember 2021, tercatat tiga orang terkonfirmasi positif, dua di antaranya memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Baca juga : Tarik Ulur Pembatasan Kegiatan Masyarakat Saat Akhir Tahun
Risiko penularan varian Omicron terbilang tinggi karena memiliki tingkat penyebaran sangat cepat, bahkan melebihi varian Delta. Sejumlah negara turut melaporkan lonjakan kasus karena varian Omicron.
Di tengah kondisi yang belum pasti ini, kegiatan berbelanja yang bermakna sosial, yaitu berbagi dan berekreasi, tidak bijak apabila dilakukan tanpa persiapan. Standar minimum yang perlu disiapkan adalah perlengkapan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan membawa cairan antiseptik. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Menengok Capaian Vaksinasi Jelang Akhir Tahun