Sinyal Perbaikan Ekonomi Menjelang Akhir Tahun 2021
Menjelang akhir 2021, nuansa optimistis pemulihan ekonomi cukup terasa di Tanah Air. Pasalnya, Covid-19 yang tengah melanda hampir dua tahun kini cukup terkendali.

Pengendara terjebak kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta (6/11/2021). Covid-19 yang makin terkendali membuat pemerintah menerapkan PPKM Level 1 di DKI Jakarta dan membuat aktivitas publik kembali normal.
Sejumlah indikator menunjukkan sinyal perbaikan perekonomian jelang tutup tahun 2021. Mobilitas penduduk meningkat seiring terkendalinya pandemi Covid-19, mendorong geliat perekonomian dan keyakinan konsumen.
Menjelang akhir 2021, nuansa optimistis pemulihan ekonomi cukup terasa di Tanah Air. Pasalnya, Covid-19 yang tengah melanda hampir dua tahun kini cukup terkendali. Salah satunya ditunjukkan oleh kasus baru Covid-19 yang kian menurun.
Rata-rata kasus baru Covid-19 secara harian pada November tahun ini berada pada angka 401 kasus. Angka tersebut terus turun selama lima bulan terakhir setelah mengalami titik puncak pada Juli 2021 dengan rata-rata kasus baru harian 39.722 kasus. Bahkan, mulai minggu pertama Desember ini, kasus baru Covid-19 secara harian tidak pernah lagi mencapai angka 400 kasus. Terakhir, menembus angka 311 kasus pada 2 Desember 2021.

Pengunjung yang didominasi remaja putri antre foto bersama dengan boy band asal Korea BTS secara virtual di booth Hyundai pada hari terakhir pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten (21/11/2021). Berbagai strategi digunakan pabrikan otomotif untuk menarik pengunjung pada pameran di masa pandemi ini.
Perbaikan ini tak lepas dari mulai beradaptasinya masyarakat pada situasi yang terjadi, dibarengi dengan capaian vaksinasi Covid-19 yang cukup tinggi. Merujuk publikasi Our World in Data, Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara dengan capaian vaksinasi tertinggi. Data per 8 Desember 2021 menunjukkan, 100 juta orang telah divaksin penuh dan terus bertambah. China menjadi negara dengan capaian tertinggi, diikuti India, Amerika Serikat, dan Brasil.
Kondisi ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu. Akhir 2020, pandemi dapat dikatakan cukup darurat saat itu. Salah satu infeksi tertinggi terjadi pada 3 Desember 2020 dengan kasus harian Covid-19 menembus angka 8.369. Jika dirata-rata, kasus baru harian pada Desember 2020 sebesar 6.590 kasus. Rata-rata bulanan tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang 2020.
Angka yang tinggi itu merupakan dampak dari peningkatan yang konsisten terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Tak dapat dimungkiri, saat itu semua pihak belum cukup siap dan sigap menangani virus yang menyebar sangat cepat. Vaksin Covid-19 yang diyakini mampu menekan penyebaran virus pun masih terbatas dan belum tersedia di Indonesia.

Mobilitas meningkat
Kini, pengendalian wabah korona yang terus membaik mendorong pelonggaran pembatasan sosial sehingga mobilitas masyarakat kian meningkat. Merujuk laporan mobilitas penduduk yang disusun Google Mobility Index, aktivitas masyarakat di rumah mulai menurun. Pada Agustus 2021 perubahan aktivitas masyarakat di rumah sebesar 9,68 persen, turun menjadi 4,97 persen pada November 2021.
Mobilitas pun menyebar pada sejumlah aktivitas di luar rumah. Tempat belanja kebutuhan sehari-hari, misalnya, pada November 2021 mencapai 24,20 persen dibandingkan dengan situasi normal sebelum pandemi. Angka ini meningkat dari Juli 2021 (12,84 persen) karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Bukan hanya itu, aktivitas di tempat kerja juga berangsur-angsur meningkat sejak Agustus 2021 meski masih minus jika dibandingkan dengan situasi normal sebelum pandemi. Masih banyak juga pekerja yang melakukan kerja jarak jauh secara daring dan belum bersedia bekerja di kantor.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F2a0fb7b2-0d13-4a5e-a627-f2ceab8162d7_jpg.jpg)
Kepadatan lalu lintas di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bogor, Jawa Barat, di saat libur akhir pekan (21/11/2021). Mobilitas warga untuk berekreasi di hari libur terlihat meningkat, terutama di tempat-tempat umum pasca penurunan status PPKM dari level 3 ke level 1.
Yang menarik dicermati adalah kembali meningkatnya aktivitas di tempat perdagangan retail dan rekreasi. Perubahan mobilitas pada lokasi tersebut selalu minus sejak periode pertama pengamatan dilakukan oleh Google Mobility Index di Indonesia, yakni pada 15 Februari 2020. Artinya, aktivitasnya terbatas atau lebih rendah dibandingkan dengan situasi normal, bahkan sebelum pandemi masuk ke Indonesia. Penurunan aktivitas tertinggi terjadi pada April 2020, yakni minus 38,77 persen.
Namun, kini aktivitasnya meningkat drastis. Sejak Oktober 2021, perubahan mobilitas mencapai 4,32 persen dan terus bertambah menjadi 5,23 persen pada November 2021. Padahal, pada September 2021 saja masih berada pada angka minus 1,87 persen.

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2022, pusat perbelanjaan mulai menawarkan diskon untuk menggaet pelanggan, seperti yang ditemui di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta (22/11/2021).
Peningkatan itu berpotensi kembali terjadi lantaran pemerintah membatalkan peraturan PPKM level 3 serentak menjelang libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Pembatalan itu diganti dengan PPKM yang berlaku pada masing-masing daerah.
Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 63 dan Nomor 65 Tahun 2021, semakin banyak daerah yang level PPKM-nya membaik. Di Luar Jawa dan Bali, kini tersisa 64 kabupaten/kota yang masih berada pada PPKM level 3 dari sebelumnya 160 kabupaten/kota.
Sementara di wilayah Jawa dan Bali, terdapat 18 kabupaten/kota yang masih memberlakukan PPKM level 3 dari sebelumnya 41 kabupaten/kota. Dengan demikian, mayoritas (84,1 persen) kabupaten/kota di Tanah Air masuk kategori PPKM level 1 dan 2. Artinya, peraturan relatif lebih longgar dan batasan aktivitas masyarakat relatif berkurang.
Dibarengi dengan sudah semakin banyak masyarakat yang menerima vaksinasi, boleh jadi membuat percaya diri masyarakat untuk beraktivitas di luar rumah cukup tinggi, termasuk rekreasi. Apalagi, kini sudah banyak tempat wisata yang dibuka setelah sekian lama dilarang beroperasi.

Optimisme
Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas di luar rumah tersebut, sinyal perbaikan pada perekonomian pun mulai muncul. Salah satunya dapat dilihat pada besaran inflasi. Merujuk pada rilis BPS, besaran inflasi bulanan pada November 0,37 persen atau naik 0,25 poin persen dibandingkan dengan Oktober 2021 menjadi yang tertinggi sepanjang tahun 2021.
Bukan hanya secara bulanan, tingkat inflasi November 2021 juga menjadi yang tertinggi secara tahunan, yakni 1,75 persen. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa ada aktivitas ekonomi dan tarikan permintaan yang cukup baik.
Dilihat dari andil inflasi menurut pengeluaran, kelompok makanan minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama sebesar 0,21 persen. Kontributor terbesar kedua adalah kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,06 persen untuk besaran inflasi bulanan 0,37 persen pada November 2021.
Kelompok pengeluaran penyediaan makanan dan minuman atau restoran juga cukup berpengaruh dengan andil 0,02 persen, sama dengan kontribusi kelompok pengeluaran perumahan dan perlengkapan rumah tangga.
Tak lain, komposisi tersebut juga sebagai dampak dari meningkatnya mobilitas penduduk seiring semakin banyaknya daerah yang masuk PPKM level 1 dan 2. Pelonggaran aktivitas seperti kegiatan belanja serta dibukanya restoran dan tempat wisata turut mendorong peningkatan tersebut.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F20211204coke-vaksinasi-polda-gerindra-bali_1638621592.jpg)
Polda Bali bekerja sama dan bersinergi dengan berbagai kalangan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) dan partai politik, di Bali menggelar pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum (4/12/2021). Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara dengan capaian vaksinasi tertinggi di dunia.
Membaiknya inflasi yang menggambarkan peningkatan permintaan tersebut sejalan dengan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang juga kian meningkat. Survei konsumen bulanan yang rutin dilakukan Bank Indonesia menunjukkan nilai IKK pada Oktober 2021 sebesar 113,4.
Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai tersebut jauh lebih besar dan masuk pada area optimistis (lebih dari 100). IKK tersebut meningkat hampir di seluruh kota yang di survei, tertinggi di Kota Serang, Makassar, dan Banjarmasin.
Peningkatan tersebut memberikan optimisme masyarakat akan kondisi ekonomi di masa mendatang. Nilai indeks ekspektasi kondisi ekonomi (IEK) yang menggambarkan perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan pada bulan Oktober 2021 sebesar 134,9. Optimisme itu menjawab keraguan yang masih terjadi pada Agustus 2021. Saat itu indeks ekspektasi kondisi ekonomi adalah 95,3.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2Faaae4a7b-7e05-46ab-b4de-babb7c29c902_jpg.jpg)
Kepadatan lalu lintas di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat (8/12/2021). Mobilitas warga di Jakarta saat ini terus meningkat di tengah penerapan PPKM level 2. Pembatasan mobilitas warga untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru 2022 akan tetap diberlakukan meski pemerintah membatalkan rencana PPKM level 3 di semua wilayah.
Tetap waspada
Membaiknya sejumlah indikator itu memberikan sinyal positif untuk menutup tahun 2021 dengan optimisme. Meski demikian, sinergi seluruh pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Jangan sampai euforia pembatalan PPKM level 3 malah mengabaikan kebijakan pembatasan mobilitas di tingkat lokal dan pelanggaran syarat perjalanan. Tanpa upaya pengendalian yang luar biasa, potensi penularan virus korona di masa liburan dapat saja terjadi dan dapat berdampak pada stabilitas pemulihan ekonomi.
Capaian vaksinasi yang sudah cukup tinggi pun tidak bisa diabaikan lantaran masih terdapat 30 persen target yang belum mendapat vaksin. Batasan mobilitas yang relatif berkurang di tengah masyarakat juga harus diikuti mematuhi protokol kesehatan di setiap aktivitas. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Anomali Ekonomi Lebaran di Tengah Pandemi