Pelantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI, menurut rencana dilakukan pekan ini, menjadi momentum akselerasi pembenahan TNI. Ada banyak tantangan menghadang tetapi juga ada optimisme publik.
Oleh
EREN MARSYUKRILLA
·5 menit baca
Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa dari segala ancaman dan gangguan. Penjabaran ini menegaskan eksistensi TNI sebagai korps penjaga kedaulatan dan pertahanan negara yang juga mengemban serta peran besar di tengah kehidupan bermasyarakat.
Jenderal Andika Perkasa rencananya pekan ini akan dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan di Jakarta. Kepemimpinan Jenderal Andika kelak sudah semestinya menjadi momentum yang tepat untuk mengakselerasi perbaikan segala lini kelembagaan dan kekuatan yang dimiliki militer Indonesia. Dengan bekal pengalaman sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), tentu Jenderal Andika telah menyadari ada setumpuk pekerjaan rumah yang menanti untuk segera diselesaikan.
Jendeal Andika mewarisi banyak pencapaian yang diraih TNI, termasuk pula citra baik yang terpatri di tengah masyarakat. Pandangan baik publik terhadap TNI tersebut ditangkap dari survei jajak pendapat Kompas pada 9-11 November 2021. Hasil survei itu merekam tak kurang dari 70 persen responden menilai peran dan tugas yang ditunjukkan TNI kian membaik.
Masa kepemimpinan Jenderal Andika akan lebih kurang satu tahun sebelum memasuki masa pensiun di akhir 2022. Waktu yang cukup singkat ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kepemimpinan Jenderal Andika. Sekalipun demikian, publik optimistis sosok Andika diyakini mampu membawa TNI menjadi lebih baik.
Persoalan-persoalan mendasar terkait penguatan kapasitas kemiliteran, baik dari sisi kemampuan teknis, seperti persenjataan, maupun kualitas sumber daya manusia prajurit, tentu masih menjadi yang paling terpenting dan mendesak untuk direformasi.
Ancaman di perbatasan
Tanggung jawab TNI sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan dan pertahanan negara harus diakui sampai saat ini masih acap kali terusik dengan ancaman yang kerap muncul di wilayah perbatasan, seperti di perairan Natuna. Meskipun demikian, dihadapkan dengan persoalan tersebut, mayoritas responden (93,9 persen) sangat yakin TNI mampu mengatasi persoalan tersebut.
Sorotan lain yang mencuat di tengah pergantian kepemimpinan TNI berkaitan dengan penuntasan gerakan separatis atau kelompok bersenjata di wilayah Papua. Hampir seluruh responden meyakini TNI akan mampu mengatasinya.
Di luar itu, kemajuan teknologi digital yang sangat pesat juga akan memberikan tantangan bagi militer di masa mendatang. Penggunaan teknologi digital dalam urusan pertahanan dan fungsi kemiliteran akan kian masif, bahkan diprediksi perang siber akan lebih berpotensi pecah di masa depan.
Sederetan ancaman yang mengarah pada modus tersebut terus terjadi seiring dengan terjadinya berbagai kejahatan di dunia maya yang tak pernah mereda, mulai dari peretasan situs hingga pencurian data penting dan bersifat rahasia negara. Berbeda dengan sebelumnya, untuk persoalan ancaman pada dimensi siber ini keyakinan publik akan kemampuan TNI untuk melaksanakan tugas dan fungsinya 74,1 persen.
Dalam menjalankan tanggung jawab pokok menjaga kedaulatan dan pertahanan negara, keberadaan TNI juga tidak dapat terlepas dari hubungan sosial di tengah masyarakat. Kehadiran dan interaksi yang dibangun TNI dengan lebih humanis membuat masyarakat aman yang juga menjadi salah satu wujud terjaganya kedaulatan negara.
Di masa pandemi Covid-19, TNI secara nyata telah menunjukkan andil besarnya membantu masyarakat menghadapi ancaman Covid-19 yang secara langsung dan tidak telah mengganggu stabilitas negara.
Membantu perluasan program vaksinasi hingga penyiapan fasilitas perawatan dan isolasi berbentuk rumah sakit darurat dan sebagainya menjadi amanah yang harus dijalankan TNI dalam misi kemanusiaan di tengah pandemi. Hal itu menjadi bukti nyata bahwa keandalan TNI menjalankan misi kedaruratan tak lagi diragukan.
Harapan besar publik yang terbangun akan hadirnya TNI yang humanis ini juga terekam dari hasil jajak pendapat ini. Separuh lebih responden (65,8 persen) mengharapkan TNI semakin membangun kedekatan dengan masyarakat sipil.
Melalui pengabdian yang sangat luar biasa itu, secara nyata eksitensi TNI kian dirasakan masyarakat. Tidak kurang empat dari lima responden mengaku mengetahui atau memiliki pengalaman langsung kehadiran militer di tengah kehidupan bermasyarakat.
Selaras dengan hal itu, harapan besar publik yang terbangun akan hadirnya TNI yang humanis ini juga terekam dari hasil jajak pendapat ini. Separuh lebih responden (65,8 persen) mengharapkan TNI semakin membangun kedekatan dengan masyarakat sipil.
Membangun sinergi dengan masyarakat luas tersebut menjadi salah satu bentuk pengejawantahan konsepsi ”TNI adalah Kita”, visi yang dibawa Andika saat fit and proper test sebagai calon Panglima TNI di Komisi I DPR pada 6 November 2021. Secara garis besar, melalui konsepsi kepemimpinannya itu, Jenderal Andika ingin menekankan banyak hal lain di luar tugas dan peran pokok pertahanan.
Persoalan SDM
Lebih lanjut, dalam pemaparannya di hadapan DPR, jenderal lulusan Akademi Militer 1987 itu menjelaskan gagasan kepemimpinannya sebagai panglima akan teraktualisasi dalam delapan program dasar. Program itu mencakup melaksanakan tugas sesuai UU, meningkatkan pengamanan perbatasan, meningkatkan kesiapsiagaan satuan TNI, peningkatan operasional siber, pemantapan interoperabilitas trimatra terpadu, sinergi intelijen di wilayah konflik, integrasi dan penataan organisasi, hingga reaktualisasi peran diplomasi militer.
Dilihat dari program prioritas itu, Andika memberikan atensi pada aspek kualitas sumber daya manusia (SDM) prajurit TNI. Hal ini sangat penting mengingat peningkatan kualitas dan kapasitas prajurit tak lepas dari kebutuhan regenerasi dan tuntutan potensi ancaman di masa depan.
Hasil jajak pendapat turut merekam persoalan yang tengah dihadapi TNI saat ini terkait SDM. Empat dari sepuluh responden berpandangan, peningkatan disiplin dan tanggung jawab prajurit menjadi hal yang paling penting untuk terus diperbaiki. Ke depan, semua pihak berharap tidak ada lagi tindakan indisipliner yang terjadi, terlebih jika bersinggungan dan menyulut konflik dengan masyarakat.
Hal lain yang turut menjadi sorotan dari sepertiga responden ialah terkait penyelesaian persoalan kesejahteraan prajurit. Permasalahan ini klasik, tetapi hingga kini jaminan kepada prajurit dan keluarga untuk hal mendasar, seperti kesehatan, pendidikan, dan tempat tinggal, dapat terus membaik dan merata manfaatnya.
Kini, harapan penyelesaian seluruh persoalan dan tantangan tersebut ditambatkan pada kepemimpinan Andika sebagai Panglima TNI. Berbekal kepercayaan publik dan langkah pembenahan yang terus diupayakan Andika, semoga TNI akan semakin berjaya di masa mendatang. (LITBANG KOMPAS)