KEK Gresik atau JIIPE masuk dalam skema perencanaan pembangunan industri yang memiliki karakteristik daya saing global. Karena itu, kehadirannya bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.
Oleh
Gianie
·5 menit baca
Setelah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, dengan keunggulan yang dimiliki dan dukungan yang diarahkan untuk pengembangannya, Java Intergrated Industry and Ports Estate atau JIIPE berpeluang menjadi bagian dari rantai pasok global. Dari sini, kebangkitan industrialisasi di Tanah Air bisa dimulai.
Kawasan JIIPE resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik pada 28 Juni 2021 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2021. JIIPE merupakan KEK pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan kombinasi dari tiga jenis kawasan, yaitu industri, pelabuhan, dan perumahan. Luasnya hampir 3.000 hektar.
Pengembangan industri yang disasar dalam KEK Gresik terbagi atas lima kluster, yaitu metal, energi, kimia, elektronik, serta logistik dan industri pendukung. Pilihan lima kluster ini menunjukkan orientasi pada perusahaan skala menengah ke atas dengan tenaga kerja terampil. Hal ini sejalan dengan tingkat upah di Gresik yang sudah tergolong tinggi.
Sudah lima perusahaan yang beroperasi di KEK Gresik saat ini. Sementara pabrik smelter PT Freeport Indonesia yang peletakan batu pertamanya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 12 Oktober 2021 akan beroperasi tiga tahun lagi. Prospek pengembangan KEK Gresik ini menjanjikan karena sejumlah utililitas dan infrastruktur pendukung disiapkan baik oleh pemerintah pusat dan provinsi maupun pemerintah kabupaten.
Sebagai kawasan yang baru diresmikan, KEK Gresik merupakan wilayah yang sudah lebih terbangun (grown field). Hal ini yang membedakannya dengan KEK pada umumnya yang masih berupa lahan hijau (green field) ketika ditetapkan.
KEK Gresik ditargetkan mampu menarik investasi sebesar Rp 237,86 triliun hingga 2030. Dari hasil analisis input-output yang dilakukan Litbang Kompas, dengan adanya tambahan investasi sebesar itu, dampak berganda yang ditimbulkan khusus untuk output di sektor industri pengolahan sendiri di Jawa Timur akan mencapai Rp 291,64 triliun. Besaran tambahan ini akan terjadi dalam 15 tahun.
Tambahan pajak yang bisa diperoleh sekurangnya Rp 33,38 triliun. Dampak berganda untuk output keseluruhan sektor ekonomi akan lebih besar lagi. Sementara tambahan tenaga kerjanya bisa dua kali lipat dari yang ditargetkan.
Jika dilihat per tahun, jumlah tambahan tenaga kerja sebagai dampak penambahan investasi KEK Gresik diperkirakan sebesar 31.240 orang di sektor industri pengolahan. Tentunya dengan catatan jika KEK beroperasi penuh.
Daya saing
KEK Gresik atau JIIPE masuk dalam skema perencanaan pembangunan industri di Jatim yang memiliki karakteristik daya saing global. Oleh karena itu, kehadirannya bukan lagi semata untuk meningkatkan industrialisasi di Jatim, tetapi juga harus bisa menjadi bagian dari rantai pasok global sehingga industri di Indonesia diperhitungkan di mata internasional.
Kehadiran KEK di Gresik harus bisa menciptakan keunggulan daya saing secara eksternal. Peluang itu ada karena di masa sekarang komponen suatu produk barang jadi dibuat tidak semuanya dari satu negara, tetapi didatangkan dari banyak kawasan/negara. Yang dibutuhkan adalah spesialisasi industri sehingga banyak produsen saling terhubung secara global.
Ekonom dari Universitas Airlangga, Gigih Prihantono, menyampaikan persoalan sekarang adalah Indonesia belum terkoneksi dalam rantai pasok global. Oleh sebab itu, perlu mendorong perusahaan yang masuk ke KEK bukan semata perusahaan yang berbasis sumber daya alam atau komoditas saja, melainkan perusahaan yang berbasis manufaktur.
”Ini yang menjadi persoalan kita bersama bagaimana agar perusahaan manufaktur bisa ikut tertarik masuk ke dalam KEK Gresik. Tidak harus perusahaan yang menghasilkan barang jadi, tetapi komponen bagian dari suatu produk tertentu secara parsial pun bisa,” ujar Gigih.
Agar terbentuk suatu rantai pasok global dibutuhkan peran dari kementerian untuk menghubungkan KEK Gresik dengan produsen global. Pendekatan bilateral terhadap negara-negara industri seperti Amerika Serikat, China, atau negara di Eropa perlu dilakukan.
Upaya awal dimulai dengan dibangunnya smelter PT Freeport Indonesia yang menghasilkan katoda tembaga. Produk ini bisa menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok global karena katoda tembaga bisa dimanfaatkan dalam industri kendaraan listrik.
Konektivitas
Business Development Sales and Marketing Domestic General Manager PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, selaku pengelola KEK Gresik, Iskandar JK Rares, meyakini KEK Gresik bisa menjadi bagian dari rantai pasok global.
Namun, hal itu bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan sendirian. Butuh dukungan pemerintah, terutama untuk infrastruktur antara lain pembangunan pelabuhan, pelebaran jalan nasional, pembangunan jalan tol, dan penyediaan air bersih.
Dukungan untuk menjadi bagian dari produsen global ini disepakati oleh pemerintah provinsi. Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak menyebutkan masa depan industri di Jatim berada di dalam kawasan industri karena di sana daya saing akan terbangun.
”Untuk itu kita akan meningkatkan konektivitas di Jatim terutama dari Surabaya ke kawasan-kawasan industri,” kata Emil. Pemprov Jatim sudah menyusun rencana induk Gerbangkertasusila untuk konektivitas infrastruktur antarwilayah guna mendorong kawasan berkembang secara terintegrasi. Hal itu karena semuanya terkait dengan rantai pasok industri.
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertasusila memberi landasan untuk proyek-proyek prioritas, antara lain untuk pembangunan tol seperti Jalan Tol Kriyan-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan melengkapi tol sisi timur Surabaya.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyebutkan, KEK Gresik memiliki kebermanfaatan yang bukan hanya untuk Gresik. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Gresik pun akan menyelesaikan persoalan konektivitas yang ada di wilayahnya.
Terutama terkait pelebaran jalan akses menuju JIIPE untuk mencegah kemacetan jika terjadi peningkatan mobilitas dari dan ke kawasan industri. Termasuk juga menghidupkan kembali jalur kereta barang untuk mengurangi kepadatan oleh kendaraan industri di jalan raya. (LITBANG KOMPAS)