Smelter Freeport di KEK Gresik Ciptakan Nilai Tambah Produk Tambang
Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di KEK Gresik akan menciptakan nilai tambah produk tambang di dalam negeri dan memperkuat hilirisasi industri.
Oleh
defri werdiono
·5 menit baca
GRESIK, KOMPAS — Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di dalam Kawasan Ekonomi Khusus Gresik atau JIIPE KEK Gresik, Jawa Timur, akan menciptakan nilai tambah produk tambang di dalam negeri. Pembangunan smelter di dalam negeri akan memerkuat hilirisasi industri.
”Ini adalah sebuah kebijakan strategis terkait dengan industri tambang tembaga setelah kita menguasai 51 persen saham Freeport dan saat itu juga kita mendorong agar Freeport membangun smelter di dalam negeri. Karena sekali lagi, kita ingin nilai tambah itu ada di sini,” katanya.
Presiden mengatakan hal itu saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan smelter PT Freeport di KEK Gresik, di Gresik, Selasa (12/10/2021). Hadir pada kesempatan ini, antara lain, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Selain itu, ada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesoemo.
Menurut Presiden, pihaknya akan meminta perusahaan tambang, baik swasta maupun BUMN, untuk melakukan hilirisasi agar komoditas tambangnya memiliki nilai lebih tinggi.
Hilirisasi juga akan memberikan nilai tambah dan pemasukan lebih tinggi kepada negara. Selain itu, juga menciptakan lapangan kerja yang pada akhirnya membuat bangsa Indonesia semakin mandiri dan makin maju.
”Tadi disampaikan Pak Menteri bahwa ini dalam masa konstruksi saja akan ada 40.000 tenaga kerja yang bisa bekerja. Artinya yang terbuka lapangan pekerjaan ini akan banyak sekali di Kabupaten Gresik dan di Provinsi Jawa Timur. Belum nanti kalau sudah beroperasi,” tuturnya.
Presiden berharap kehadiran Freeport di Kawasan KEK Gresik akan menjadi daya tarik bagi industri-industri lain untuk masuk ke kawasan khusus ini, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi.
Presiden menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memberikan dukungan penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik. Dengan demikian, diharapkan Indonesia akan semakin diminati sebagai negara tujuan investasi. Indonesia masuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.
”Seperti yang diminta oleh Pak Menko tadi, infrastrukturnya terus akan kita dukung. Kemudahan dan kepastian berusaha akan kita dukung. Kemudian ketersediaan SDM sesuai kebutuhan industri juga nanti pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten ikut mendukung agar KEK Gresik makin maju dan Indonesia akan semakin diminati sebagai tujuan investasi,” paparnya.
Smelter PT Freeport dibangun dengan nilai investasi Rp 42 triliun di atas lahan seluas 100 hektar. Smelter ini akan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas desain 1,7 juta ton konsentrat per tahun.
Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk front-end engineering design, reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018. Hingga saat ini, kemajuan pembangunan smelter telah mencapai 8 persen.
Di tempat terpisah, saat menyerahkan Peraturan Pemerintah (PP) KEK Gresik dan Surat Keputusan Penetapan Badan Usaha Pembangunan dan Pengelolaan (BUPP) KEK Gresik di kantor Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) KEK Gresik, Erlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan mendorong investasi—smelter Freeport Rp 42 triliun—akan ditambah untuk precious metal refinery (pabrik pengolahan anoda slime dan logam berharga).
”Tadi sudah disampaikan kapasitas awal 1,7 juta ton konsentrat dan akan menghasilkan sekitar 600.000 ton copper. Dan, ini nilainya dalam situasi seperti sekarang 5,4 billion (dollar Amerika) dan akan kita lanjutkan dengan hilirisasi 35-50 ton emas nilainya 1,8-2,5 billion,” katanya.
Menurut Erlangga, dengan investasi ini, hampir seluruh produksi Freeport akan diproduksi di dalam negeri sehingga nilai tambahnya ada di dalam negeri. Adapun pada tahap awal, sebelum ada precious metal refinery, sebagian besar akan diekspor sambil menunggu sampai precious metal refinery terbangun.
”Ini akan menghasilkan koper, sebagian dalam negeri dan sebagian ekspor. Nilai kalau sesuai harga sekarang 5,4 billion, mungkin 20-30 persen dalam negeri tergantung serapan industri dalam negeri—yang diminta ke Menteri Perindustrian—untuk terus didorong,” katanya.
Dengan adanya precious metal refinery ke depan minimal kita bisa wujudkan bullion bank. Pemerintah sedang persiapan regulasi bullion bank. Kalau ini ada, tidak perlu emasnya diekspor ke Singapura sehingga bisa disimpan ke perbankan kita. ”Selama ini diekspor ke Singapura terus masuk lagi ke Indonesia,” ujarnya.
Tony Wenas mengatakan, konsentrat tembaga yang dipasok ke smelter berasal dari tambang bawah tanah yang dikelola PT FI. PT FI menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan engineering, procurement, and construction (EPC) di tahap konstruksi.
Tahap ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40.000 tenaga kerja (secara kumulatif) yang direkrut melalui perusahaan kontraktor.
”Ini proyek besar, kami sudah menunjuk kontraktor utamanya PT Chiyoda. Dan, tentu saja dalam pengerjaan proyeknya akan melibatkan banyak sekali pihak, apakah BUMN, BUMD, pengusaha lokal di Gresik dan Jawa Timur, tetapi dengan persyaratan tertentu, kualitasnya, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Direktur Utama PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera—selaku pengelola JIIPE KEK Gresik—Bambang Soetiono Soedijanto mengatakan, saat ini sudah ada 15 tenan, tetapi setelah ditetapkan sebagai KEK sudah ada lebih dari 10 perusahaan yang berminat investasi.
Dari jumlah itu, lima perusahaan di antaranya diharapkan sudah ada kepastian tahun ini. Beberapa perusahaan asing yang akan menanamkan modal di KEK Gresik itu di antaranya perusahaan yang bergerak di bidang smelting nikel, pabrik baja, kaca, dan makanan.
”Ini momentum bagus bagi JIIPE untuk menangkap peluang ini untuk menarik inverstor untuk menanam modal di Indonesia dan penciptaan lapangan kerja baru. Kita ditargetkan kira-kira dalam lima tahun ke depan bisa menyerap 45.000 tenaga kerja. Di Freeport saja masa konstruksi komulatif bisa sampai 40.000,” katanya.
Sampai tahun 2036, JIIPE KEK Gresik ditargetkan bisa serap investasi hingga Rp 200 triliun lebih dan 200.000 tenaga kerja.