Mari Berdayakan Media Sosial dengan Baik
Setiap tanggal 10 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Indonesia. Peringatan yang ditetapkan pada 2015 ini mengusung ajakan untuk bermedia sosial secara bijak.
Di era media sosial, setiap individu dapat menjadi sumber informasi yang menyebarkan pesan. Apabila dapat bermedsos secara bijak, niscaya media ini dapat diberdayakan untuk pengembangan diri.
Setiap tanggal 10 Juni diperingati sebagai Hari Media Sosial Indonesia. Peringatan yang ditetapkan pada 2015 ini mengusung semangat dan ajakan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bermedia sosial secara bijak. Melihat kondisi ranah medsos terkini di dalam negeri, sikap bijak semakin genting untuk digalakkan.
Kabar peristiwa yang beredar dan populer dalam sekejap atau biasa disebut dengan istilah viral. Kata ”viral” dapat dimaknai sebagai menyebarnya pesan melalui proses komunikasi dari satu orang ke orang lainnya secara luas dan cepat, khususnya di era serba internet.
Proses sebuah pesan menjadi viral di suatu kelompok masyarakat menghadirkan makna penting yang dapat menunjukkan opini dan ketertarikan terhadap suatu isu. Singkat kata, suatu konten viral merupakan hal yang dianggap penting oleh masyarakat.
Riset berjudul ”Retweets Indicate Agreement, Endorsment, Trust” (2017) dari Wellesley College, Amerika Serikat, mengungkap motif seseorang turut menyebarkan suatu konten melalui kanal media sosial. Disebutkan ketika seseorang turut menyebarkan sebuah pesan, hal itu menandakan mereka menyetujui isi pesan tersebut. Ketika hal ini dilakukan secara komunal dan masif, maka konten akan muncul sebagai yang disebut viral.
Konten yang viral merupakan hasil kesepakatan publik pengguna medsos bahwa suatu topik penting untuk disimak dan diberi perhatian lebih. Jenis muatan konten viral dapat dijadikan penanda tentang kondisi dan kualitas wacana sekelompok masyarakat. Hal ini serupa ketika menilai seseorang dari cara bicara, topik yang diulas, dan opini yang disampaikan.
Pesan yang merebak melalui medsos dan menghebohkan masyarakat begitu banyak bermunculan silih berganti. Beberapa pesan yang viral tercatat di bulan Mei 2021. Sempat beredar luas video wisatawan yang merasa kecewa dengan harga makanan yang ia santap di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta.
Sebelumnya, di masa larangan mudik Lebaran sempat viral video orang marah-marah kepada aparat keamanan yang menjaga perbatasan antardaerah. Ada juga rekaman adu mulut antara konsumen e-dagang dan kurir yang mengantar barang.
Di Ibu Kota sempat viral kabar seorang pengendara sepeda motor yang mengacungkan jari tengah kepada sekelompok pesepeda yang memenuhi badan jalan. Materi yang beredar berupa beberapa foto yang ditangkap saat peristiwa terjadi.
Dilihat secara umum, konten-konten yang viral didominasi pesan dengan tone negatif berupa kemarahan atau kekecewaan. Ekspresi kemarahan dieksploitasi sedemikian rupa, mulai dari menyebarkan video di berbagai kanal hingga mengolah menjadi guyonan berupa meme yang juga laris manis di jagat maya.
Ragam pesan yang beredar di medsos berupa tulisan, gambar, video, dan suara. Video menjadi salah satu materi yang paling sering diedarkan dan menjadi viral. Alasannya karena jenis pesan video dapat dengan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Menurut publikasi Indonesia Digital 2021 dari We Are Social, peringkat lima teratas media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Youtube, Whatsapp, Instagram, Facebook, dan Twitter. Jika dicermati, platform Youtube yang paling tinggi penggunaannya merupakan distributor konten video terbesar di dunia.
Keempat media sosial lainnya juga memiliki fitur untuk membagikan dan menampilkan video. Ditilik dari jenis konten yang didistribusikan, pesan visual dan audio-visual paling banyak dikonsumsi oleh warganet di Indonesia.
Era tanpa batas
Dalam dunia media sosial, seseorang dapat menjadi apa saja yang ia inginkan. Seketika dapat berkomentar tentang isu terkini selayaknya ahli walau tanpa kredibilitas yang mendukung. Atau menggunakan akun anonim untuk menyampaikan pendapat.
Menurut data dari Indonesia Digital 2021, seorang pengguna internet dapat memiliki 11 akun medsos. Satu orang bisa membuat masing-masing satu akun di setiap platform medsos atau membuat lebih dari satu akun pada beberapa platform.
Apabila diandaikan populasi warganet dihitung berdasarkan akun medsos, bisa jadi berjumlah 11 kali lipat dari populasi penduduk Indonesia. Ini adalah suatu ledakan populasi akun medsos yang luar biasa. Bisa dikatakan sebagai era tanpa batas yang ada di dunia maya.
Ledakan aliran informasi terlihat dari data yang dirilis McKinsey dalam laporan yang berjudul ”Digital Globalization: The New Era of Global Flows” (2016). Salah satu temuannya menyebutkan bahwa terjadi lonjakan arus data internet atau bandwidth antarnegara sebesar 45 kali lipat dalam rentang waktu tahun 2005 hingga 2014.
Angka yang ditunjukkan McKinsey belum terhitung data yang beredar di kawasan lokal atau dalam negeri. Indonesia sebagai negara dengan pengguna internet terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat tentu memiliki aktivitas bermedia sosial yang begitu tinggi.
Menurut publikasi We Are Social, di Indonesia terdapat 170 juta jiwa pengguna medsos aktif pada Januari 2021. Angka ini meliputi hampir 62 persen dari total populasi penduduk.
Jika ditilik dari durasi penggunaannya, penduduk Indonesia dalam sehari rata-rata menghabiskan lebih dari tiga jam untuk bermedia sosial. Angka ini terbilang tinggi dibandingkan angka rata-rata dunia yang durasinya 2 jam 25 menit. Artinya, warganet Indonesia termasuk dalam kelompok pengguna sangat aktif.
Indikator keaktifan ”warganet +62” juga dapat dilihat dari jumlah komentar yang diunggah dalam kurun 30 hari terakhir. Data menunjukkan, warganet Indonesia rata-rata melontarkan komentar lima kali dalam waktu sebulan melalui Facebook.
Penggunaan Facebook di Indonesia pada 2021 mencapai 86 persen. Dengan demikian, walau hanya dari satu kanal atau media, data frekuensi komentar dapat menggambarkan tingkat aktivitas di medsos.
Berdaya dengan medsos
Tingginya aktivitas masyarakat di medsos dan derasnya arus informasi yang beredar perlu diimbangi dengan kerangka berpikir dan bersikap kritis ketika menceburkan diri di komunitas warganet. Hal ini perlu dilakukan karena saat ini medsos difungsikan sebagai sumber informasi yang dipercayai banyak orang.
Apabila ditinjau dari definisinya, media sosial merupakan program yang ada pada gawai yang memungkinan orang untuk berkomunikasi dan membagikan informasi dengan memanfaatkan jaringan internet. Siapa pun dapat berperan sebagai sumber informasi, bahkan sudah menjadi kondisi normal bahwa misinformasi dan disinformasi subur merebak di berbagai platform medsos.
Kerugian yang ditimbulkan oleh konten yang dibuat secara sengaja untuk mengacaukan masyarakat bukan ditimbulkan oleh platformnya, tetapi oleh para penggunanya. Maka menjadi penting untuk segera bangkit dan memberdayakan medsos bukan diperdaya olehnya.
Ada gagasan menarik dari Matthew R Morris, seorang pendidik sekolah dasar di Toronto, Kanada. Dalam artikelnya, ”5 Life Lessons Students Can Learn from Social Media”, ia mengungkapkan gagasan untuk memanfaatkan medsos sebagai wahana untuk belajar.
Medsos dapat dimanfaatkan untuk membangun kolaborasi dengan sesama. Kolaborasi dapat dijalin dengan membangun komunikasi melalui medsos sekaligus mencari ide-ide segar darinya.
Sebagai contoh, untuk mengembangkan produk UMKM bisa melihat berbagai varian produk yang ditawarkan di media sosial. Hal ini dapat memperkaya referensi untuk nantinya menciptakan produk baru yang unik dan dapat diterima oleh konsumen.
Matthew juga menyampaikan bahwa perlu menyusun konten di medsos selayaknya portofolio karya. Segala unggahan yang ada di dalamnya dapat digunakan oleh pihak lain untuk mengidentifikasi pemilik akun.
Baca juga: Media Sosial Semarak, Konten Kreatif Bertumbuh
Hal ini lazim dilakukan oleh pengelola sumber daya manusia (SDM) di sebuah perusahaan ketika memeriksa latar belakang kandidat calon karyawan. Atau ketika ada pihak yang membutuhkan produk tertentu misalnya fotografi, kuliner, kerajinan kriya, dan sebagainya dapat mengenal produk dari akun medsos.
Usulan Matthew untuk memberdayakan medsos dapat dilakukan oleh siapa pun. Apabila semangat ini dapat terus ditularkan, niscaya konten media sosial secara bertahap akan berubah corak menjadi positif dan mendukung supaya lebih produktif. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Hati-hati Menelan Propaganda di Media Sosial