Liburan Aman dengan Rekreasi Lokal
Perjalanan internasional yang masih relatif terbatas membuat sejumlah negara fokus pada pariwisata domestik.
Masyarakat dunia mencari alternatif rekreasi di kala pandemi Covid-19 masih merebak. Wisata domestik berupa minication dan staycation menjadi alternatif yang aman untuk melepaskan penat.
Pandemi korona yang masih berlangsung hingga saat ini, membuat belum banyak perjalanan wisata yang bisa dilakukan masyarakat dunia. Walau vaksinasi Covid-19 sudah dilaksanakan di 160 negara dan 69 persen dari 217 destinasi utama dunia telah dibuka, tapi pelancong dunia masih mempertimbangkan masak-masak untuk melakukan perjalanan wisata.
Masih minimnya perjalanan wisata tersebut terlihat dari data Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) yang dikeluarkan pada 31 Maret 2021. Pada 2019 terdapat 1,5 miliar kunjungan wisatawan dunia namun sepanjang 2020 hanya ada 381 juta wisatawan dunia. Kedatangan pelancong dunia turun 73 persen. Pada Januari 2021, kedatangan turis internasional kembali turun 87 persen jika dibandingkan Januari 2020.
Salah satu penyebab masih minimnya perjalanan wisata dunia karena banyak negara menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke luar negeri. Demikian pula dengan pembukaan perbatasan lintas negara untuk wisata yang masih diatur secara ketat.
Perjalanan internasional yang masih relatif terbatas itu membuat sejumlah negara fokus pada pariwisata domestik. Pariwisata jenis ini menjadi alternatif rekreasi yang dapat dilakukan di masa keterbatasan aktivitas publik.
Setidaknya terdapat dua hal utama yang dapat menjadi pertimbangan rekreasi lokal. Dari sisi lokasi, wisata dalam lingkup lokal dalam artian kedekatan jarak tempuh memiliki beberapa keuntungan seperti mudah ditempuh dan relatif hemat biaya. Kelebihan lainnya adalah dari aspek ekonomi lokal.
Di Italia, muncul insentif bonus vacanze yang menawarkan bonus hingga 500 euro untuk digunakan berbelanja di akomodasi pariwisata lokal. Insentif serupa juga dikeluarkan Malaysia yang menganggarkan voucher diskon perjalanan serta keringanan pajak pribadi hingga 227 dollar AS untuk pengeluaran terkait pariwisata domestik.
Kampanye cinta wisata domestik juga dilakukan pemerintah Vietnam melalui jargon “Vietnamese People Travel in Vietnam” untuk mendorong warga Vietnam untuk menjelajahi destinasi mereka sendiri dengan juga memberikan tawaran potongan harga.
Potensi besar pengembangan pariwisata domestik mendapat momentum dengan datangnya pandemi korona yang masih merebak di dunia. Riset perilaku wisata selama pandemi yang dilakukan Booking.com “Reveals its Predictions for the Future of Travel” pada Juli 2020 terhadap 20.934 orang travelers di 28 negara, menemukan sebanyak 53 persen responden lebih memilih liburan dengan jangka waktu pendek.
Data UNWTO menunjukkan potensi besar pariwisata domestik terhadap pendapatan pariwisata negara. Pada 2018, terdapat 9 miliar perjalanan pariwisata domestik di seluruh dunia. Jumlah tersebut enam kali lipat dibandingkan dengan jumlah kedatangan turis internasional yang mencapai 1,4 miliar pada 2018.
Di negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pendapatan dari belanja pariwisata domestik menyumbang 75 persen dari total pendapatan pariwisata. Sedangkan di Uni Eropa, belanja pariwisata domestik 1,8 kali lebih tinggi daripada belanja wisatawan asing.
Secara global, pasar terbesar pariwisata domestik dalam hal pengeluaran adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Pengeluaran turis domestik AS sekitar 1 triliun dollar AS, kemudian Jerman sebesar 249 miliar dollar AS, dan Jepang sebanyak 201 miliar dollar AS. Di Indonesia, jumlah perjalanan wisatawan nusantara sepanjang 2019 mencapai 282,93 juta perjalanan dengan pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp 271 triliun rupiah.
Minication dan staycation
Tren wisata era pandemi saat ini masih memiliki peluang wisata lokal yang memungkinkan orang melakukan perjalanan tidak jauh dari kediaman mereka. Model wisata domestik seperti minication dan staycation menjadi pilihan bagi banyak orang.
Minication menawarkan liburan dengan durasi waktu yang lebih singkat, jumlah wisatawan yang lebih sedikit, serta fokus pada destinasi wisata yang terbatas dan mudah dijangkau. Konsep ini cocok dilakukan sebagai wisata kerabat bersama keluarga atau teman dekat. Di era pandemi, setiap orang membutuhkan jaminan sehat jika bepergian dengan orang lain.
Sedangkan staycation merujuk pada kegiatan liburan yang Anda lakukan di rumah atau lokasi-lokasi untuk rileks di dekat rumah/daerah tempat tinggal. Konsep staycation bertujuan menghadirkan suasana libur di rumah atau sekitar rumah. Sebagaimana minication, rekreasi ala staycation juga dilakukan oleh keluarga atau kerabat dekat untuk mengutamakan keamanan dari bahaya penularan.
Walau di berada di sekitar rumah, staycation dapat menjadi alternatif liburan yang tidak kalah seru dengan saat berada di tempat wisata. Liburan di sekitar rumah dapat diisi dengan kegiatan permainan, memasak, kemah, atau menggunakan teknologi digital untuk menikmati tontonan film, musik, konser virtual, atau bahkan virtual tour dari rumah.
Intinya, kreativitas mengemas kegiatan liburan dapat menjadi alternatif melepaskan penat dan menghadirkan relaksasi dari kegiatan rutin sebagaimana tujuan utama orang melakukan liburan.
Di Inggris dan AS, staycation banyak dipadukan dengan kegiatan permainan luar ruang dan olahraga. Hal ini dimanfaatkan produsen mainan jenis luar ruang seperti kolam renang, ayunan, serta tenda dan terowongan. Di awal pembatasan sosial diterapkan, nilai penjualan mainan luar ruang dan olahraga di AS meningkat 51 persen pada April 2020 dibandingkan dengan April 2019.
Total sepanjang 2020, nilai penjualan mainan luar ruang dan olahraga di AS mencapai 5,35 miliar dollar AS atau naik 1,19 sebesar miliar dollar AS dari 2019. Peningkatan penjualan mainan juga terjadi di Inggris. Permainan yang banyak dibeli di negara dengan pasar mainan terbesar di Eropa tersebut adalah puzzle, susun balok, dan mainan luar ruang.
Munculnya peluang wisata domestik baik berupa liburan mini maupun rekreasi di sekitar rumah dapat disambut oleh pelaku kegiatan pariwisata seperti agen wisata, hotel, hingga transportasi. Peluang yang dapat dicermati adalah tren pola wisata domestik seperti pilihan lokasi wisata, tempat menginap, hingga akomodasi yang digunakan.
Berdasar hasil survei yang dilakukan Wego, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Bali merupakan tempat-tempat populer yang banyak dipilih untuk melakukan wisata domestik staycation. Pengembangan wisata domestik juga dapat dilakukan di lokasi-lokasi lain yang juga banyak memiliki destinasi unggulan seperti Malang, Medan, atau Makassar.
Pilihan kota-kota ini mengingatkan pada tren pilihan wisata yang dilakukan kaum milenial. Tren tersebut sejalan dengan publikasi Statistik Wisatawan Nusantara 2019 yang memperlihatkan turis domestik berusia muda terus meningkat dari tahun ke tahun.
Peluang akomodasi
Peluang pengembangan lain dari munculnya liburan singkat dan dekat tersebut adalah hotel. Tempat yang paling banyak dituju untuk melakukan staycation adalah hotel, vila, atau apartemen.
Sekitar sepertiga tujuan pemesanan liburan hotel melalui Traveloka misalnya, adalah untuk tujuan staycation. Jejak pemesanan liburan juga memperlihatkan bahwa wisatawan lebih mengutamakan destinasi wisata yang memiliki standar protokol kesehatan yang ketat.
Riset Booking.com menemukan sebanyak 53 persen responden lebih memilih liburan dengan jangka waktu pendek
Di luar hotel, akomodasi tempat liburan domestik yang banyak dicari masyarakat adalah wisata alam. Hal ini juga menjadi peluang mendatangkan wisawatan domestik di wilayah-wilayah yang memiliki keunggulan keindahan alam seperti pegunungan atau pantai.
Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan menandai optimisme pariwisata nasional yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kesadaran tersebut penting dilakukan untuk tetap menjaga geliat wisata domestik.
Menjelang masa liburan Idul Fitri, pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik. Pelarangan mudik ini dimaknai sebagai rangkaian upaya besar untuk mencegah penularan Covid-19 yang mulai dapat dikendalikan. Namun, masyarakat tetap dapat melakukan beragam aktivitas termasuk berwisata di tengah pembatasan di masa liburan lebaran tersebut.
Dengan kesadaran yang sama, liburan domestik dengan konsep minication dan staycation dapat menjadi pilihan masyarakat, tentu saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: "Staycation" Pelepas Stres