Banyuwangi berkembang dalam sepuluh tahun terakhir. Mempertahankan capaian ini menjadi tugas berat bupati dan wakil bupati terpilih nanti.
Oleh
Debora Laksmi Indraswari
·5 menit baca
Keberhasilan Abdullah Azwar Anas mengangkat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, di kancah nasional, bahkan internasional, sedikit banyak akan memengaruhi pemilih kabupaten itu di pilkada mendatang. Siapa yang paling cocok dan layak menggantikan sosok Anas yang sudah dua periode pemimpin Banyuwangi? Kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati sama-sama kuat, bahkan keduanya memiliki sejarah dan hubungan yang dekat dengan Anas.
Pemilihan kepala daerah Banyuwangi tahun ini mempertemukan dua pasangan calon hasil pecah kongsi. Pasangan nomor urut satu adalah Yusuf Widyatmoko dan Muhammad Riza Aziziy atau yang kerap dikenal Gus Riza. Sementara pasangan nomor urut dua adalah Ipuek Fiestiandani Azwar Anas dan Sugirah.
Dilihat dari latar belakangnya, setiap pasangan calon sangat dikenal dan memiliki pengaruh di wilayah yang ada ujung timur Pulau Jawa ini. Yusuf Widyatmoko adalah wakil bupati petahana dua periode (2010-2015 dan 2016-2021) mendampingi Abdullah Azwar Anas. Pada kontestasi politik kali ini, Yusuf berhadapan dengan Ipuek Fiestiandani Azwar Anas yang adalah istri Azwar Anas.
Menjabat sebagai wakil bupati selama dua periode membuktikan loyalitas Yusuf dalam membangun Banyuwangi. Selama pemerintahan Azwar Anas dan Yusuf, Banyuwangi sangat berkembang. Keberhasilan itu menjadi modal bagi Yusuf dalam meyakinkan masyarakat untuk kembali memilihnya.
Sementara itu, meski Ipuek tidak pernah menjabat langsung dalam jajaran pemerintahan, prestasinya dalam membangun Banyuwangi juga tak dapat diremehkan. Selama menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Banyuwangi, ia berkesempatan turun langsung melihat masalah dan mengerjakan program pemberdayaan masyarakat dan keluarga. Selama itu juga Ipuek berhasil memimpin PKK menghasilkan program-program yang pro-rakyat, seperti program Keluarga Berdaya saat pandemi dan pemberdayaan Dasa Wisma.
Di posisi calon wakil bupati, Gus Riza sudah dikenal masyarakat karena termasuk dalam keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Genteng, Banyuwangi. Ia juga merupakan putra dari KH Hisyam Syafaat, pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung.
Sementara Sugirah yang berpasangan dengan Ipuek adalah anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi selama tiga periode. Ia juga dikenal karena perannya sebagai pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). Karena ia juga berprofesi sebagai petani, Sugirah sangat dekat dengan isu-isu pertanian dan perikanan yang menjadi sektor unggulan ”Bumi Blambangan” ini.
Dukungan parpol
Tidak hanya dari pengalaman dan popularitas, kekuatan dukungan partai politik kedua pasangan calon juga cukup berimbang. Pasangan calon Yusuf-Gus Riza diusung empat parpol, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keempat parpol itu memiliki 22 kursi dari total 50 kursi DPRD Kabupaten Banyuwangi.
Sementara pasangan calon Ipuek-Sugirah didukung lima parpol, yaitu PDI-P, Partai Nasdem, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura. Kelima parpol itu memiliki 23 kursi DPRD Kabupaten Banyuwangi. Dari kelima parpol itu, PDI-P paling banyak memiliki kursi di DPRD Banyuwangi dan memegang peranan penting dalam politik Banyuwangi.
Menariknya, kedua calon bupati sebenarnya berasal dari parpol yang sama, yaitu PDI-P. Yusuf bahkan sempat menjabat Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Banyuwangi selama dua periode. Tetapi dalam pencalonan bupati, PDI-P lebih memilih mengusung Ipuek dibandingkan Yusuf.
Isu ini sempat ramai dibicarakan karena Ipuek awalnya bukanlah kader PDI-P. Yusuf akhirnya diusung parpol lain dalam Pilkada 2020 sebagai calon bupati. Demokrat dan PKB mengambil alih dukungan kepada Yusuf untuk maju pilkada.
Kedua pasangan calon didukung oleh parpol yang mendominasi perpolitikan Banyuwangi, yaitu PDI-P dan PKB. Dalam pemilihan legislatif, keduanya selalu mendapatkan kursi terbanyak. Pada Pileg 2014, misalnya, sama-sama mendapatkan 10 kursi DPRD. Hampir separuh kursi parlemen Banyuwangi dikuasai kedua parpol tersebut.
PDI-P dan PKB juga yang mengusung pasangan calon Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko pada 2010 hingga berhasil memenangkan pilkada saat itu. Tetapi pada Pilkada 2015, PKB undur diri dari parpol pendukung pasangan calon ini.
Pada Pemilu 2019, PDI-P mengungguli raihan suara PKB yang di pilkada ini akan menjadi mesin politik bagi Ipuek-Sugirah. Namun, kekuatan PKB tidak dapat disepelekan karena kultur nahdliyin yang kuat di Banyuwangi, terlebih wilayah ini dikenal sebagai basis massa PKB.
Hal ini tentu menjadi peluang bagi Yusuf untuk memenangi pilkada tahun ini. Apalagi ia didampingi Gus Riza yang berlatar belakang keluarga tokoh agama Banyuwangi. Yusuf sendiri sebelum maju dalam Pilkada 2020 adalah mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi.
Peran NU dalam politik daerah Banyuwangi sudah terbukti dalam Pilkada 2010. Saat itu Anas-Yusuf didukung penuh oleh para kiai NU. Bahkan, NU yang berinisiatif mencalonkan Anas. Dukungan penuh itu ditengarai ikut menyebabkan kemenangan Anas-Yusuf ketika itu.
Pemulihan ekonomi
Selain kampanye dan persiapan lainnya menjelang Pilkada 2020 pada Desember nanti, pasangan calon juga harus mempersiapkan rencana kerja pemerintahannya, terutama memulihkan dampak sosial ekonomi pandemi Covid-19.
Salah satu program yang diprioritaskan adalah pemulihan ekonomi. Apalagi sebagai wilayah dengan sektor andalan pariwisata, perekonomian daerah dan masyarakat Banyuwangi sangat terdampak Covid-19.
Meskipun sektor pariwisata mandek, basis ekonomi unggulan lainnya, yaitu pertanian dapat diandalkan untuk menahan keterpurukan ekonomi. Potensi pertanian yang besar bahkan berhasil membuat Banyuwangi menjadi salah satu lumbung pagi terbesar di Jawa Timur. Kedua calon bupati sama-sama menyiapkan upaya pemulihan ekonomi yang pro-rakyat. Yusuf mengandalkan program Rp 100 juta per dusun untuk menguatkan ekonomi masyarakat desa. Selain itu, ia akan mengusahakan peningkatan investasi untuk mendirikan industri yang menyediakan lapangan pekerjaan.
Sementara Ipuek akan memprioritaskan sejumlah sektor, seperti pertanian, perikanan, UMKM, dan pariwisata. Prioritas itu dilakukan karena ada pembatasan anggaran akibat adanya biaya untuk mengatasi Covid-19.
Banyuwangi sudah terbukti berkembang baik dalam sepuluh tahun terakhir. Mempertahankan capaian ini menjadi tugas berat bupati dan wakil bupati terpilih. Pengalaman dua calon bupati dalam memimpin Banyuwangi di bidangnya masing-masing kiranya dapat menjadi bekal dalam pelaksanaan program-program mereka ke depan.