Antara Perlombaan Vaksin Covid-19 dan Popularitas Donald Trump
Melihat pelaksanaan pilpres AS yang kurang dari satu bulan lagi, kehadiran vaksin Covid-19 di AS semakin bermakna krusial secara politik.
Ketersediaan vaksin Covid-19 di Amerika Serikat penting untuk membantu mencegah penularan yang lebih luas. Namun, selain bermanfaat dari sisi kesehatan, kehadiran vaksin juga diperlukan untuk memberi suntikan popularitas bagi Presiden Donald Trump.
Masifnya penularan Covid-19 yang menyebar cepat di 214 negara dan teritori membuat dunia bergerak cepat menemukan vaksin. AS sebagai negara adidaya kapital sekaligus jawara Covid-19 sangat berkepentingan dengan vaksin itu.
Sejak dikeluarkannya kode genetik virus korona pada 18 Maret 2020 oleh Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS, beberapa inisiatif pengembangan vaksin segera dipacu kencang. Dinamai proyek ”Operation Warp Speed”, upaya memacu penemuan vaksin di AS dilakukan melalui dengan melibatkan kerja sama akademisi, pakar medis, swasta, dan perusahaan farmasi terkemuka di dunia.
Dalam dokumen strategi Operation Warp Speed yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan AS, disebutkan program tersebut bertujuan memastikan setiap warga AS bisa menerima vaksin Covid-19 mulai Januari 2021.
Produksi sedikitnya 300 juta dosis vaksin yang aman dan efektif bagi warga AS menjadi target minimal. Linimasa pengembangan vaksin mencatat, upaya ini dilakukan dengan memberikan dukungan dana besar-besaran untuk penelitian beberapa calon vaksin.
Ada beberapa aspek yang mempercepat penelitian vaksin korona. Pertama, penelitian menggunakan prototipe virus keluarga korona sebelumnya, yaitu MERS dan SARS. Faktor kedua adalah memanfaatkan teknologi sebagaimana yang dilakukan Moderna dan AstraZeneca.
Vaksin mRNA terbuat dari susunan genetik berupa RNA yang mampu menghentikan gerak gen patologis dan mendukung tahapan pengobatan melalui adaptasi gen dan antibodi. Dengan teknologi ini, waktu pengembangan dipercepat satu tahun hingga dua tahun.
Faktor terakhir adalah dukungan pendanaan yang kuat. Program pengembangan vaksin Covid-19 menjadi fokus pemerintahan Trump selain menanggulangi dampak ekonomi di sistem kapital AS itu sendiri. Untuk mendukung ketersediaan vaksin, Pemerintah Federal telah menginvestasikan dana 12 miliar dollar AS.
Dukungan dana
Sejak 30 Maret 2020, Kementerian Kesehatan AS mengumumkan dukungan dana 456 juta dollar AS untuk pengembangan calon vaksin yang dibuat Johnson & Johnson (Janssen). Uji klinis fase pertama dimulai di Belgia pada 24 Juli dan di AS pada 27 Juli, sedangkan uji klinis fase ketiga skala besar dimulai pada 22 September 2020.
Johnson & Johnson menguji calon vaksin kepada 60.000 sukarelawan dalam uji coba tahap akhir di AS, Brasil, dan Meksiko.
Calon vaksin lain yang mendapat dukungan dana pemerintah Federal AS adalah buatan Moderna. Injeksi dana sebesar 483 juta dollar AS diberikan untuk mendukung vaksin calon Moderna, yang memulai uji coba tahap pertama pada 16 Maret 2020.
Sebagaimana bakal vaksin buatan Janssen, calon vaksin Moderna juga sudah memulai uji klinis tahap ketiga pada 27 Juli 2020. Untuk mendukung uji tahap akhir tersebut, dikucurkan lagi dana tambahan 472 juta dollar AS. Uji klinis tahap ketiga calon vaksin Moderna melibatkan 30.000 sukarelawan di 89 lokasi di seluruh AS.
Pemerintahan Trump juga bekerja sama dengan beberapa produsen vaksin lainnya. Pada 21 Mei 2020, Kementerian Kesehatan AS kembali mengumumkan dukungan dana hingga 1,2 miliar dollar AS untuk calon vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford.
Sasaran kerja sama tersebut untuk menyediakan 300 juta dosis vaksin untuk AS. Saat ini calon vaksin AstraZeneca sedang menjalani uji klinis tahap ketiga yang telah dimulai pada 31 Agustus 2020. AstraZeenca melakukan uji tahap akhir kepada 30.000 orang di AS, Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Jika produk tersebut lolos lisensi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), dosis pertama direncanakan dikirimkan paling cepat Oktober 2020.
Investasi lain dilakukan untuk mendukung pembuatan pengobatan antibodi Regeneron. Kerja sama pengembangan anti-virus REGN-CoV-2 ini dilakukan pada 7 Juli 2020 dengan dukungan dana 450 juta dollar AS. Pada tanggal yang sama, Kementerian Kesehatan AS juga mengumumkan kerja sama pengembangan calon vaksin Novavax dengan dukungan dana 1,6 miliar dollar AS. Dengan mendanai upaya produksi Novavax, pemerintah Federal AS akan mendapat 100 juta dosis vaksin.
Ketersediaan 100 juta dosis vaksin juga diupayakan dari kerja sama dengan Pfizer. Untuk mendukung kerja sama, pada 22 Juli 2020 AS memberikan dana hingga 1,95 miliar dollar AS kepada Pfizer. Sebagaimana pola kerja sama dengan AstraZeneca, Pemerintah AS akan mendapatkan vaksin setelah produk tersebut berhasil menerima lisensi dari FDA. Saat ini calon vaksin Pfizer dalam tahap uji klinis fase ketiga.
Terakhir, kerja sama pengembangan calon vaksin dengan memberikan dana sekitar 2 miliar dollar AS dengan Sanofi dan GlaxoSmithKline (GSK) pada 31 Juli 2020. Dengan kerja sama ini, pemerintah Federal AS akan memperoleh sekitar 100 juta dosis vaksin. Vaksin Sanofi masih dalam tahap uji klinis tahap kedua. Vaksin yang dikembangkan dengan berbasis protein rekombinan ini ditargetkan akan menjalani uji klinis ketiga pada akhir 2020.
Keyakinan
Di tengah masifnya pandemi Covid-19 di AS, hadirnya vaksin menjadi urgensi penting. Hingga 6 Oktober 2020, Worldometers mencatat sekitar 7,72 juta warga AS terinfeksi virus korona, paling banyak di seluruh dunia. Infeksi tersebut termasuk Presiden Trump yang terinfeksi pada 1 Oktober 2020.
Besarnya dana yang telah dikucurkan membawa harapan datangnya vaksin bagi warga AS sesegera mungkin. Trump bahkan menargetkan vaksin Covid-19 segera hadir sebelum pemilu presiden digelar. Artinya, vaksin korona harus tersedia paling lambat pada 3 November 2020. Melihat perkembangan penelitian di awal tulisan ini, bukan tidak mungkin vaksin Covid-19 segera hadir.
Keyakinan itu makin kuat jika dilihat dari tiga aspek, yaitu uji klinis tahap akhir, target program, dan penggunaan terbatas vaksin.
Pertama, penggunaan vaksin secara terbatas (limited use). Sekalipun bukan vaksin produk AS, terdapat empat calon vaksin Covid-19 yang sudah digunakan secara terbatas. Vaksin tersebut adalah CanSino Bio (China), Sputnik V (Rusia), Sinopharm (China), dan Sinovac (China). Penggunaan secara terbatas ini dilakukan untuk kelompok berisiko tinggi tertular Covid-19, seperti tenaga medis.
Aspek kedua adalah target produksi vaksin. Melihat rumusan periode pengembangan vaksin di AS, Operation Warp Speed memiliki target penyediaan vaksin pada Januari 2021. Namun, dalam beberapa kontrak kerja sama terlihat target yang lebih cepat, seperti pengembangan calon vaksin AstraZeneca pada Oktober 2020.
Faktor terakhir adalah keberadaan calon vaksin di uji klinis tahap akhir. Saat ini, empat calon vaksin sudah memasuki uji klinis fase ketiga. Apabila fase uji klinis ketiga selesai, surat izin edar vaksin tersebut dapat dibuat oleh otoritas obat setempat untuk diproduksi dan diedarkan ke warga AS.
Menyembuhkan Trump
Prioritas pengembangan vaksin betapapun harus berdasarkan pada pertimbangan kesehatan, bukan persaingan antarnegara apalagi bernuansa politik kontestasi. Karena menyangkut efektivitas dan meminimalkan dampak bagi masyarakat, pengembangan vaksin juga memperhatikan validitas sebelum vaksin diberikan secara massal.
Dalam konteks persaingan di Pilpres AS 3 November 2020, keinginan Trump mendapatkan vaksin sebelum pemilu menemukan maknanya. Selain menghadapi sorotan terhadap penanganan wabah virus korona di AS, popularitas Trump juga ikut terancam.
Riset popularitas yang dilakukan 270towin.com dengan mengumpulkan 337 jajak pendapat sepanjang 22 Januari 2019-4 Oktober 2020, Trump mendapatkan dukungan rata-rata 41,7 persen. Persentase tersebut di bawah dukungan yang didapatkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, yang memperoleh rata-rata 52,5 persen.
Kehadiran vaksin saat ini menjadi harapan bagi penanganan wabah Covid-19 yang belum terkendali di AS. Namun, selain dari sisi kesehatan, hadirnya vaksin juga diharapkan memiliki dosis popularitas bagi Trump.
Melihat pelaksanaan pilpres AS yang kurang dari satu bulan lagi, kehadiran vaksin Covid-19 di AS semakin bermakna krusial secara politik. Trump membutuhkan vaksin untuk mengembalikan dukungan masyarakat. Vaksin Covid-19 itu penting untuk menyembuhkan diri Trump dan kerabatnya, masyarakat AS secara luas, sekaligus ”menyembuhkan” popularitasnya di mata pemilih AS. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Siapa Lebih Populer, Biden atau Trump?