Runtuhnya Keperkasaan Petahana di Ciamis (1)
Keperkasaan Iing Syam Arifin sebagai Bupati Ciamis akhirnya tumbang dalam Pemilihan Bupati Ciamis pada 27 Juni 2018. Ambisi Iing untuk memungkasi posisinya sebagai Bupati Tatar Galuh selama dua periode dibuyarkan oleh Herdiyat Sunarya dalam pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan secara serentak di Indonesia.
Konfigurasi pasangan Iing Syam Arifin – Oih Burhanudin merepresentasikan dua kekuatan politik paling perkasa di Ciamis, yaitu posisi Iing sebagai bupati petahana dan posisi Oih sebagai wakil bupati petahana.
Selain itu, Oih Burhanudin juga menjabat Ketua DPC PDIP Kabupaten Ciamis, partai pemilik suara terbesar di Ciamis. Pencalonan kedua sosok ini diyakini bisa memobilisasi dukungan mayoritas pemilih untuk mengantarkan keduanya ke tampuk kekuasaan pemerintah Kabupaten Ciamis.
Pasangan Iing – Oih diusung oleh 5 partai yaitu PDIP, Golkar, PPP, PKB, dan Hanura. Konfigurasi dukungan 5 parpol ini juga merepresentasikan komposisi kekuatan nasionalis dan Islam tradisional dari mayoritas pemilih di Ciamis. Dengan kekuatan dukungan mesin partai seperti ini, ditambah kekuatan sosok masing-masing figur, wajar saja kalau kandidat nomor urut 2 ini sudah diprediksi menang sejak awal.
Berdasarkan rekapitulasi suara KPU Kabupaten Ciamis pada awal Juli, pasangan Iing Syam Arifin – Oih Burhanudin meraih dukungan 281.947 suara atau 40,41 persen dari 697.714 suara sah. Angka ini merepresentasikan dukungan yang besar dari pemilih di Ciamis.
Namun, besarnya dukungan ini tidak mampu memberikan kontribusi bagai kemenangan paslon petahana ini. Mereka gagal menggapai kursi bupati dan wakil bupati karena pesaing mereka Herdiyat Sunarya – Yana D Putera memperoleh dukungan suara yang lebih besar lagi.
Kiprah Herdiyat-Yana secara personal di hadapan khalayak Ciamis sudah banyak dikenal baik dari aspek profesi atau kegiatan sosial. Kehadiran mereka di atas panggung politik Ciamis pun sudah cukup dikenal, sehingga keikutsertaan dalam kontestasi politi lokal ini juga didukung oleh masyarakat.
Sosok Herdiyat Sunarya lebih dikenal sebagai birokrat dengan jabatan tertinggi yang pernah diemban adalah mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis. Bagi publik Ciamis, sosok Herdiyat Sunarya juga memiliki pesona tersendiri lantaran posisinya sebagai Manajer PSGC (Persatuan Sepak Bola Galuh Ciamis). Di bawah asuhannya, klub sepak bola kesayangan masyarakat Ciamis itu mengalahkan skuad “Pangeran Biru” Persib Bandung pada Tahun 2015.
Sementara wakilnya, Yana D Putra merupakan seorang politisi lokal yang sudah terjun ke dunia politik sejak belia. Karir politik pria kelahiran Ciamis 26 November 1976 ini sebagian besarnya dilalui sebagai anggota DPRD Ciamis. Posisi tertinggi Yana di DPRD Ciamis sekarang adalah Wakil Ketua. Saat ini Yana juga menjabat sebagai Ketua DPC PAN Kabupaten Ciamis.
Pasangan Herdiyat Sunarya – Yana D Putra diusung oleh PKS, Gerindra, Demokrat, PBB, NasDem, dan PAN. Meski membawa lokomotif dukungan politik yang lebih kecil dibanding lawan politik, kekuatan figur kedua sosok ini dianggap mumpuni untuk bertarung dalam pilkada.
Hasilnya, pasangan nomor urut 1 ini di luar dugaan mampu menumbangkan kekuatan petahana. Herdiyat – Yana berhasil mengumpulkan dukungan 415.767 suara atau 59,59 persen suara sah. Perolehan dukungan ini terbilang besar karena selisihnya cukup signifikan, yaitu hampir 20 persen.
Peta Kontestasi
Dominasi perolehan suara untuk pasangan Herdiyat – Yana menggambarkan penguasaan suara pasangan ini di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis. Dari 27 kecamatan, Herdiyat – Yana mencatat kemenangan di 24 kecamatan. Tiga kecamatan lain, yaitu Tambaksari, Cidolog, dan Sindangkasih dimenangkan oleh Iing – Oih.
Di 24 kecamatan kemenangan Herdiyat, pasangan nomor 1 ini memperoleh dukungan yang bervariasi. Kecamatan yang memberi kemenangan mutlak untuk Herdiyat – Yana terdapat di bagian utara, yaitu Kawali sebesar 82,7 persen, Jatinagara 77,5 persen, dan Lumbung sebesar 73,6 persen.
Untuk level kemenangan kedua dengan proporsi dukungan antara 60-70 persen tersebar di Kecamatan Banjarsari, Purwadadi, Lakbok, Cisaga, Rajadesa, Cihaurbeuti, Cikoneng, Ciamis, Cipaku, Baregbeg, dan Cijeungjing. Sementara level kemenangan di antara 50-60 persen tersebar di Kecamatan Cimaragas, Pamarican, Sukadana, Rancah, Panawangan, Sukamantri, Panjalu, Panumbangan, dan Sadananya.
Untuk kecamatan-kecamatan dengan level kemenangan di bawah 51 persen merupakan wilayah pertarungan sengit antara dua paslon. Kecamatan Cimaragas dan Rancah memang dimenangkan oleh Herdiyat. Namun, dari perolehan suara yang menunjukkan selisih yang sangat tipis, mengindikasikan bahwa kedua kecamatan ini menjadi menjadi wilayah pertarungan sengit kedua paslon ini.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sindangkasih yang dimenangkan oleh Iing – Oih dengan dukungan 50,7 persen suara. Angka kemenangan ini menunjukkan, suara dukungan untuk paslon nomor 1 juga tinggi. Artinya, di Sindangkasih pertarungan antar paslon nomor 1 dan 2 berlangsung sengit.
Pergeseran Politik
Melihat peta kemenangan yang didominasi oleh paslon penantang, ini berarti basis-basis dukungan yang menyokong kemenangan calon petahana pada Pilkada 2013 hampir semuanya bergeser dan jatuh ke tangan penantang. Kemenangan tersebut merupakan pukulan untuk petahana karena gagal mengelola basis pendukung mereka selama 5 tahun terakhir.
Untuk Iing Syam Arifin sendiri, dengan segudang pengalamannya maju sebagai calon kepala daerah pada 2 pilbup sebelumnya, gagal membaca peta politik di basisnya yang mulai bergeser pada pilbup tahun ini. Padahal, sebagai petahana baik Iing maupun Oih masih memperhatikan aspirasi warga seluruh kecamatan dalam pembuatan kebijakan daerah.
Jika dilihat pada kekuatan partai, PDIP selaku motor utama koalisi pengusung Iing dan Oih tentunya sudah memiliki mesin politik dan jaringan politik hingga ke tingkat paling bawah. Kekalahan paslon yang diusung oleh PDIP merupakan cermin kekalahan citra partai dalam mengonsolidasi dukungan masyarakat Ciamis. Apalagi posisi Wakil Bupati Oih Burhanudin juga sosok pimpinan tertinggi PDIP di Ciamis.
Nama Oih Burhanudin mulai mencuat di Ciamis ketika dia menggantikan posisi Wakil Bupati Jeje Wiradinata yang ditunjuk sebagai Pjs Bupati Pangandaran tahun 2013. Sebelumnya, Oih dikenal sebagai politisi PDIP. Jeje sendiri terpilih menjadi wakil bupati mendampingi Iing Syam Arifin dalam Pibup 2013. Saat itu pasangan ini diusung oleh PDIP, Golkar, dan PPP.
Iing dan Jeje sudah dikenal luas oleh masyarakat Ciamis, terutama dalam ajang kontestasi pemilihan bupati. Pilbup 2013 menjadi pilbup yang menyatukan keduanya dalam satu paket paslon. Pilbup sebelumnya, Iing dan Jeje berada pada dua kubu yang saling berlawanan, sehingga persaingan antara keduanya berlangsung ketat.
Pilbup 2008 menjadi ajang pertarungan pertama bagi Iing dan Jeje. Iing saat itu berpasangan dengan Engkon Komara, bupati petahana Ciamis. Pasangan ini diusung oleh Golkar, PAN, PKB, dan PBB. Sementara Jeje Wiradinata yang berpasangan dengan Husin Al Banjari diusung oleh PDIP dan PKS. Persaingan antarkedua kubu ini berakhir dengan kemenangan Engkon Komara – Iing Syam Arifin. (SULTANI/LITBANG KOMPAS) BERSAMBUNG