Kontestasi di Primadona Baru Manggarai Raya
Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, merupakan kabupaten termuda dari tiga kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai.
Sejak memperoleh wewenang sebagai daerah otonom baru pada 17 Juli 2007, daerah ini terus berkembang sehingga pertumbuhannya melampaui kondisi yang ada di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai.
Pemilihan bupati Manggarai Timur pada 27 Juni 2018 akan menjadi pertarungan para tokoh terbaik daerah ini untuk melanjutkan perkembangan yang sudah berlangsung selama satu dasawarsa tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Timur disebutkan, kabupaten dengan luas 2.643,41 kilometer persegi ini memiliki enam kecamatan dengan pusat pemerintahan di Borong.
Kabupaten Manggarai Timur memiliki topografi yang bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Topografi ini memengaruhi pola pembagian ruang, yaitu terkait distribusi dan pemanfaatan lahan.
Daerah di sepanjang jalan lintas Flores yang berada di sebelah timur hingga barat kota Borong, misalnya, merupakan daerah permukiman penduduk karena memiliki tingkat kemiringan yang relatif rendah.
Lahan yang berada di sekitar permukiman penduduk dimanfaatkan oleh warga sebagai lahan pertanian, terutama sawah. Lahan sawah di NTT terutama berada di kawasan ini.
Lahan yang berada di sebelah utara kota Borong yang memiliki topografi relatif tinggi merupakan kawasan hutan lindung dan perkebunan. Masyarakat yang memiliki usaha perkebunan di daerah ini kebanyakan menanam kemiri, kopi, kakao, dan vanili sebagai komoditas utama.
Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Timur mencatat, kegiatan sektor pertanian di kabupaten ini terbilang kecil dibandingkan lapangan usaha lain dalam pendapatan domestik regional bruto (PDRB).
BPS mencatat, laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Manggarai Timur terbilang lamban. Tahun 2014, pertumbuhan sektor pertanian tercatat sebesar 3 persen.
Tahun 2015 terjadi pertumbuhan yang relatif tinggi, yaitu 3,30 persen atau meningkat 0,10 persen. Namun, tahun 2016 terjadi pelambanan pertumbuhan, yaitu 3,33 persen, atau hanya meningkat 0,03 persen.
Sebaliknya, lapangan usaha yang mengalami perkembangan selama tiga tahun terakhir di Manggarai Timur adalah sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran, transportasi, industri pengolahan, pariwisata, real estat, dan jasa.
Tren kegiatan sektor-sektor menunjukkan peningkatan yang cukup besar dalam kurun waktu 2014-2016.
Sektor konstruksi, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa berkembang di sini.
Manggarai Raya
Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai Barat, dan Manggarai (bagian tengah) merupakan tiga kabupaten yang memiliki karakter sosial budaya yang relatif sama sehingga tidak terdapat perbedaan sosial yang mencolok di antara ketiganya.
Tiga kabupaten yang terletak di bagian barat Pulau Flores ini sekarang lebih dikenal sebagai Manggarai Raya, yang mengacu pada nama Kabupaten Manggarai sebagai daerah induk.
Manggarai bagian barat memekarkan diri dan menjadi sebuah daerah otonom baru dengan nama Kabupaten Manggarai Barat pada September 2003.
Ibu kotanya di Labuan Bajo, sebuah kota pesisir di ujung barat Flores yang sudah lama menjadi salah satu pusat pertumbuhan industri pariwisata komodo di Manggarai.
Empat tahun kemudian, daerah-daerah di Manggarai bagian timur memisahkan diri dari Kabupaten Manggarai dan menjadi Kabupaten Manggarai Timur.
Satu dasawarsa lebih Kabupaten Manggarai Timur mengelola otonomi daerah. Dalam kurun waktu satu dasawarsa itu, kegiatan-kegiatan ekonomi, terutama sektor konstruksi, pengolahan, transportasi, pariwisata, dan jasa, mengalami perkembangan yang cukup baik ketimbang Kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat.
Salah satu indikator berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi di daerah ini adalah laju pertumbuhan PDRB Kabupaten, yang mencatat angka pertumbuhan setiap sektor kegiatan per tahun.
Jika laju pertumbuhan PDRB di Manggarai Raya ini disandingkan, akan terlihat bahwa PDRB Kabupaten Manggarai Timur menunjukkan laju pertumbuhan yang positif dan konsisten.
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Manggarai Timur tercatat mengalami peningkatan yang signifikan pada 2011 ke tahun 2012, yaitu dari 4,58 persen meningkat menjadi 6,0 persen atau bertambah sebesar 1,42 persen. Angka ini merupakan angka terbaik yang pernah diraih karena paling unggul di Manggarai Raya, bahkan lebih tinggi dibandingkan laju PDRB Provinsi NTT.
Angka tertinggi laju pertumbuhan PDRB sebagai ukuran dari kapasitas dan dinamika perekonomian daerah itu terus bertahan hingga tahun 2016 lalu.
Peta politik
Nama Kabupaten Manggarai Timur baru tercatat sebagai salah satu kabupaten peserta pemilu pada 2009, atau dua tahun setelah menjadi daerah otonom baru.
Pada Pemilu 2004, keikutsertaan wilayah ”Manggarai Timur” masih tercatat sebagai bagian dari daerah pemilihan Kabupaten Manggarai. Meski demikian, konstelasi politik di wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Manggarai Timur didominasi oleh Partai Golkar, kemudian diikuti oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Struktur DPRD Kabupaten Manggarai Timur yang dibentuk pada 2007 mengikuti konstelasi politik berdasarkan hasil Pemilu 2004 di Kabupaten Manggarai. Artinya, Golkar sebagai pemenang sudah pasti akan menjadi pemimpin sekaligus menguasai mayoritas kursi DPRD. Posisi berikutnya adalah PDI-P dan partai-partai lain.
Di bidang eksekutif, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto melantik Frans Borgias Paju Leok sebagai Penjabat Bupati Manggarai Timur pada 23 November 2007. Paju Leok diserahi tanggung jawab memimpin Kabupaten Manggarai Timur hingga terbentuknya pemerintahan definitif hasil pemilihan kepala daerah (pilkada).
Pemilu 2009 menunjukkan, Golkar masih menjadi kekuatan politik dominan dengan meraup delapan kursi dari total 30 kursi DPRD kabupaten baru ini.
PDI-P sebagai runner-up meraih enam kursi. Sementara PKPI, PPDI, dan PKB menempati peringkat ketiga dengan perolehan tiga kursi untuk setiap partai. Peringkat berikutnya ditempati oleh Partai Pelopor, PPP, PNBK, PPD, Patriot Pancasila, dan PKS dengan perolehan 1-2 kursi.
Pemilu 2014 menjadi saksi tumbangnya dominasi Golkar dan PDI-P di Manggarai Timur. Posisi kedua partai ini langsung melorot ke peringkat kedua dengan perolehan tiga kursi untuk tiap partai.
Pemilu 2014 menjadi saksi tumbangnya dominasi Golkar dan PDI-P di Manggarai Timur.
Peraih kursi terbanyak pada pemilu ini adalah Partai Gerindra dan Demokrat yang terbilang sebagai peserta baru. Kedua partai ini masing-masing memperoleh empat kursi di DPRD Kabupaten Manggarai Timur.
Selain Golkar dan PDI-P, Partai Nasdem, PAN, dan PKPI juga berhasil meraup tiga kursi. Bagi tiga partai terakhir, terutama Nasdem dan PAN, perolehan tiga kursi tersebut merupakan prestasi karena pada Pemilu 2009 kedua partai ini gagal memperoleh kursi DPRD Kabupaten. Sementara PKPI, perolehan tiga kursi ini hanya mengulangi prestasi yang sama pada Pemilu 2009.
Di peringkat berikutnya terdapat PKB, PKS, dan PBB dengan perolehan dua kursi untuk setiap partai. Sementara Hanura hanya memperoleh satu kursi.
PKB kehilangan satu kursi pada pemilu ini, sedangkan PKS berhasil menambah perolehan satu kursi dibandingkan Pemilu 2009. PBB dan Hanura yang pada Pemilu 2009 gagal masuk parlemen pada Pemilu 2014 mampu mengirimkan wakil mereka ke DPRD Kabupaten Manggarai Timur.
Sebaliknya, PPP yang sejak Pemilu 2004 bisa meraih kursi, pemilu kali ini justru kehilangan satu-satunya kursi yang berhasil diperolehnya pada Pemilu 2009.
Pilkada 2008-2018
Penjabat Bupati Manggarai Timur Frans Borgias Paju Leok yang dilantik pada 23 November 2007 harus mengakhiri jabatan tersebut pada 2008 seiring dengan pelaksanaan pilkada langsung di Manggarai Timur.
Frans Borgias Paju Leok tidak mendaftarkan diri sebagai kandidat bupati dalam pilkada langsung yang diselenggarakan pertama kalinya di kabupaten yang baru berusia setahun ini.
Pilkada Manggarai Timur tahun 2008 diikuti oleh tujuh pasang calon, yang diikuti oleh pasangan calon dari jalur partai politik dan jalur perseorangan. Pemilihan bupati yang diselenggarakan pada 30 Oktober tersebut menghasilkan dua pasangan calon dengan suara terbanyak, yaitu Yosep Tote-Andreas Agas (26,79 persen) dan Yoseph Biron Aur-Gorgonius Bajang (23,03 persen).
Keduanya kemudian berlaga dalam putaran kedua pada 30 Desember 2008. Hasilnya, Yosep Tote-Andreas Agas berhasil memenangi pilkada dengan perolehan suara 55,81 persen dan memuluskan jalan mereka sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur pertama yang dipilih secara langsung melalui pilkada.
Pilkada 2013 kedua sosok ini tampil kembali dalam satu paket sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Manggarai Timur untuk periode 2013-2018 bersama tiga pasangan calon lain.
Konfigurasi pasangan calon yang mayoritas sosoknya masih relatif baru dalam kontestasi politik di Kabupaten Manggarai Timur ini memberikan sokongan elektoral yang kuat kepada pasangan calon petahana.
Hasilnya, pasangan petahana Yosep Tote-Andreas Agas unggul telak dari tiga pasangan calon lain yang menjadi lawan politik mereka. Pasangan ini berhasil meraup dukungan 50,71 persen dari 131.834 suara sah.
Wilibordus Nurdin-Tarsisius Sjukur yang menjadi lawan terkuat pasangan petahana hanya meraup 31,69 persen suara. Dua pasangan calon lain, yaitu Yosep Biron Aur-David Sutarto dan Sensi Vinsensius Sebastianus-Yosef Emanuel Jalahut hanya mampu meraih dukungan sekitar 10 persen suara.
Pemilihan bupati Manggarai Timur 2018 hanya mengakomodasi Wakil Bupati Andreas Agas sebagai kandidat kepala daerah untuk periode lima tahun mendatang.
Bupati Manggarai Timur Yosep Tote tidak terakomodasi karena sudah menjadi bupati selama dua periode berturut-turut. Artinya, pejabat petahana yang maju kembali dalam pilkada serentak 2018 ini hanya Andreas Agas.
Kali ini, Andreas menggandeng Stef Jaghur, mantan Camat Borong dan mantan pejabat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, sebagai wakilnya.
Pasangan ini diusung oleh tiga partai berbasis Islam, yaitu PAN, PKS, dan PBB, yang menguasai tujuh kursi DPRD. Pasangan ini akan bersaing dengan empat pasangan calon lain dengan bobot figur yang relatif sama dengan mereka.
Pasangan Marselis Karong Sarimin-Paskalis Sirajudin merupakan pendatang baru dalam kontestasi politik di Manggarai Timur ini.
Marselis Karong Sarimin sebelum maju sebagai calon bupati merupakan Kepala Polres Manggarai, sedangkan wakilnya, Paskalis Sirajudin, adalah seorang birokrat karier dengan jabatan terakhir Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Manggarai Timur.
Meski terbilang baru, pasangan ini memiliki dukungan politik terbesar karena diusung oleh partai-partai besar di Manggarai Timur, yaitu PDI-P, Demokrat, dan Nasdem, dengan total 10 kursi.
Tarsisius Sjukur-Yoseph Biron Aur merupakan wajah lama dalam pemilihan bupati Manggarai Timur 2018. Tarsisius Sjukur pernah mencalonkan diri sebagai wakil bupati pada Pilkada 2013.
Tarsisius yang berpasangan dengan Wilibordus Nurdin merupakan satu-satunya pasangan yang menjadi lawan potensial calon petahana dalam Pilkada 2013.
Sementara Yoseph Biron Aur juga pernah maju sebagai calon bupati pada tahun yang sama. Kini, kedua sosok tersebut dijodohkan oleh PKB, PKPI, dan Hanura sebagai pasangan untuk bertarung dalam pemilihan bupati 2018.
Bonifasius Uha-Frans Anggal merupakan pasangan calon yang maju dalam pemilihan tahun ini melalui jalur perseorangan.
Pasangan dengan konfigurasi anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur dan pimpinan media lokal ini akan bersaing ketat dengan calon lain yang memiliki basis dukungan politik pada partai politik.
Kedua sosok ini berhasil lolos sebagai peserta pilkada setelah mengumpulkan 18.551 fotokopi KTP elektronik dari 17.142 fotokopi yang disyaratkan.
Pasangan Frans Sarong-Kasmir Don juga termasuk wajah baru dalam Pilkada Manggarai Timur ini. Frans Sarong yang dikenal sebagai mantan wartawan Kompas ini menggandeng anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur dari Fraksi Gerindra.
Pasangan Frans Sarong-Kasmir Don termasuk wajah baru dalam Pilkada Manggarai Timur.
Pasangan ini memiliki keunggulan dari konfigurasi partai pendukungnya. Golkar dikenal sebagai arsitek pemenang dua pilkada sebelumnya, sedangkan Gerindra merupakan partai pemenang Pemilu 2014 di Kabupaten Manggarai Timur.
Primadona Baru
Nama Manggarai Timur memang relatif baru dikenal sebagai sebuah daerah otonom di kawasan barat Pulau Flores.
Namun, sejarah kewilayahan di daerah ini sudah lama terbilang melalui cerita rakyat, mitos, ataupun catatan para penulis dan misionaris. Daerah Borong merupakan salah satu penanda ruang yang identik dengan terbentuknya Kabupaten Manggarai Timur.
Dalam beberapa literatur disebutkan, ada beberapa kedaluan yang berkuasa di sekitar Borong, yaitu Dalu Riwu, Sita, dan Manus. Borong merupakan daerah pelabuhan sehingga menjadi pusat kegiatan ekonomi bagi kedaluan di sekitarnya.
Karena itulah, Borong menjadi menjadi wilayah perdagangan yang banyak disinggahi oleh pedagang dari Ende, Keo, Sumba, Bugis, Makassar, Bima, dan Tionghoa dan menghasilkan keturunan yang mendiami wilayah Borong saat ini.
Pada masa rezim Orde Baru, nama Borong melejit akibat kemasyhuran area persawahan Wae Reca, Rana Loba, dan Kota Ndora karena menjadi salah satu pemasok beras terbesar dari Manggarai.
Selain menjadi kota tani, Borong juga dikenal dengan pemasok ikan setelah kehadiran para nelayan yang berasal dari Pulau Flores bagian timur, terutama Ende.
Kota Borong sekarang sudah ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Manggarai Timur. Kota yang berada di pesisir pantai ini kini memainkan peranan penting dalam merangsang perkembangan ekonomi daerah-daerah di sekitarnya.
Sebagai ibu kota kabupaten, keberadaan Borong sekarang ibarat primadona baru yang akan menjadi daya tarik pembangunan ekonomi di Kabupaten Manggarai Timur.
Tanda-tanda kehadiran primadona baru ini bisa dilihat dari geliat kegiatan ekonomi daerah yang mulai menunjukkan pergeseran orientasi lapangan usaha dari sektor agraris menjadi sektor industri dan jasa.
Kecenderungan ini mengindikasikan adanya semangat baru dalam mengelola sumber daya alam dan finansial daerah.
Sektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam kurun waktu 2014-2016 adalah sektor industri pengolahan, konstruksi, penyediaan akomodasi dan makan-minum, serta jasa kesehatan.
Sektor-sektor dengan pertumbuhan yang relatif landai adalah transportasi dan pergudangan, real estat, perdagangan besar dan eceran, dan jasa pendidikan.
Berkembangnya lapangan usaha di luar bidang agraris ini menandakan, wilayah Manggarai Timur memiliki potensi yang baik untuk berbisnis dan berusaha.
Lima pasangan calon yang hendak bertarung memperebutkan posisi sebagai kepala daerah harus bisa menjaga momen yang sudah kondusif untuk membangun Manggarai Timur ke kondisi yang lebih baik.
Para calon kepala daerah harus bisa mempromosikan Kabupaten Manggarai Timur sebagai primadona baru di Manggarai Raya. (LITBANG KOMPAS)