Presiden Enggak Ada Capeknya!
Dua minggu pertama bulan November menjadi pekan paling sibuk bagi Presiden Joko Widodo. Dalam waktu bersamaan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus menjalankan tugas sebagai kepala negara sekaligus kepala keluarga.
Kahiyang Ayu, putri satu-satunya Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, melangsungkan pernikahan dengan Muhammad Afif Bobby Nasution pada 8 November lalu. Dalam tradisi Jawa, mantu atau hajatan pernikahan digelar oleh orangtua pihak pengantin perempuan.
Tentu sebagai seorang ayah, Presiden Jokowi menginginkan pernikahan putrinya berjalan lancar dan tidak ada kekurangan yang berarti. Meski tanggung jawab penyelenggaraan pernikahan sudah diserahkan kepada anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, Presiden Jokowi tetap ingin memastikan persiapan pernikahan berjalan sesuai rencana.
Presiden meninjau langsung geladi kotor pelaksanaan kirab pengantin Kahiyang-Bobby. Tidak hanya itu, Jokowi juga mengikuti geladi resik prosesi ijab-kabul di Gedung Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, tempat pernikahan Kahiyang-Bobby berlangsung.
Sementara sebagai kepala negara, Jokowi tidak ingin tugas-tugasnya terbengkalai karena sibuk mempersiapkan pernikahan putrinya. Ayah tiga anak itu pun tetap bekerja, menjalankan tugas sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Presiden Jokowi sudah berada di Solo sejak Jumat (3/11). Ia bertolak dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Solo pada Jumat sekitar pukul 21.00 setelah seharian melaksanakan tugas di Ibu Kota negara. Hari itu, Presiden mulai bekerja pada pukul 08.00 untuk meresmikan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu seksi Cipinang-Jakasampurna.
Setelah itu, Presiden mengikuti serangkaian kegiatan hingga malam hari di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Dari menerima Pengurus Pusat Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia, menerima Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam, rapat terbatas membahas optimalisasi lapangan kerja di desa, hingga melayani wawancara khusus media.
Setibanya di Solo, Presiden Jokowi menginap di kediaman pribadinya di Sumber, Kecamatan Banjarsari. Meski keluarga sudah mulai sibuk mempersiapkan pernikahan, pada hari Sabtu Jokowi malah melakukan kunjungan kerja ke Boyolali. Di sana, Presiden menyerahkan surat izin pemanfaatan hutan perhutanan sosial (IPHPS) serta surat pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan (Kulin KK) kepada 1.685 keluarga dari Boyolali dan Pemalang. Kepala negara juga menyempatkan diri melihat tempat penyulingan minyak kayu putih.
Semakin padat
Mendekati hari pernikahan, kegiatan Presiden justru semakin padat. Dua hari menjelang pernikahan, tepatnya hari Senin, Presiden terbang ke Madiun, Jawa Timur, untuk melaksanakan dua kegiatan, antara lain menyerahkan surat IPHPS dan Kulin KK kepada masyarakat di Desa Dungus serta menyerahkan sertifikat tanah gratis di Alun-Alun Mejayan, Desa Purwosari, Kecamatan Madiun.
Sekembalinya dari Madiun, Presiden langsung meninjau pelaksanaan geladi kotor kirab pengantin di Solo. Malam harinya, mantan Wali Kota Surakarta itu pun menyempatkan diri meninjau lokasi pernikahan, Gedung Graha Saba Buana.
Kenapa saya datang? Saya hanya ingin memberi semangat, motivasi. Sebab, dua tiga bulan lalu, masih ada tanah yang belum selesai, belum bebas. Tadi saya tanya Menteri BUMN, ternyata sudah beres. Artinya, kalau sering didatangi, pembebasan juga lebih cepat.
Kegiatan Presiden bertambah padat sehari menjelang pernikahan. Pada hari Selasa, ia masih menyempatkan diri melakukan kunjungan kerja ke Sragen, Jawa Tengah, di sela-sela pelaksanaan rangkaian upacara adat sebelum pernikahan. Pagi hari, Presiden mengikuti prosesi pengajian atau kenduri, pemasangan bleketepe, dan siraman.
Seusai mengikuti prosesi adat, Presiden langsung menuju ke Sragen untuk membagikan 10.200 sertifikat tanah bagi masyarakat dari sejumlah kabupaten di Jawa Tengah. Sekembalinya dari Sragen, Jokowi mengikuti geladi bersih akad nikah Kahiyang-Bobby di Graha Saba Buana dan dilanjutkan dengan prosesi midodareni pada malam hari.
Hanya pada hari Rabu, hari pernikahan Kahiyang-Ayu, Jokowi absen melaksanan tugas negara. Sehari setelah pernikahan, Presiden kembali bekerja di Ibu Kota negara. Sesampainya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Presiden langsung memimpin upacara pemberian gelar pahlawan nasional. Sore hari, Presiden didampingi Ibu Iriana menerima kunjungan kerja Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Istana Bogor.
Keesokan harinya, Presiden Jokowi memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan serta peresmian pemberian nama pesawat N219 karya anak bangsa di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma. Setelah itu, Presiden beserta Ibu Iriana terbang untuk melakukan lawatan ke Vietman dan Filipina. Lawatan ke Vietnam dilakukan dalam rangka menghadiri KTT APEC, sedangkan kunjungan ke Filipina dilakukan untuk mengikuti KTT ASEAN.
Kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Vietnam dan Filipina berakhir pada Selasa (14/11). Bukannya langsung beristirahat di Istana Kepresidenan Bogor, Presiden malah langsung melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara, setibanya di Tanah Air. Menurut keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jokowi tiba di Bandara Sam Ratulangi pada Rabu sekitar pukul 02.00 WITA. Selama dia Manado, Presiden diagendakan membuka Kongres Trisakti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Ke-20.
Kepala Negara dijadwalkan tiba kembali ke Jakarta pada Rabu sore ini dan langsung bekerja. Salah satu agenda yang akan dilakukan Jokowi adalah menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional IV Partai Nasdem pada Rabu malam nanti.
Komitmen
Bisa dikatakan dua pekan terakhir, Presiden Jokowi minim istirahat. Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio, berpandangan Jokowi ingin menunjukkan komitmen totalnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Bahwa kepentingan negara harus diprioritaskan dibandingkan kepentingan golongan dan pribadi.
”Jokowi ingin mengomunikasikan komitmen totalnya sebagai Presiden negeri ini. Ia ingin menunjukkan bahwa kerja dan persoalan pribadi harus seimbang dan kepentingan negara harus didahulukan. Ini penting karena negara ini sedang butuh panutan,” tuturnya.
Pandangan tersebut tidak berlebihan sebab sejak awal, Presiden Jokowi memang menyampaikan tidak akan mengambil cuti untuk menggelar hajatan pernikahan putrinya. Kesibukannya mengurusi negara bisa dilakukan untuk mengimplementasikan slogan yang selama ini digaungkan, yakni ”Kerja, kerja, kerja!”
Sepanjang Oktober 2017, Presiden Joko Widodo mengunjungi 14 kabupaten/kota.
Selama ini, Presiden Jokowi kerap turun langsung meninjau pelaksanaan proyek infrastruktur dan program pemerintah di daerah. Sepanjang Oktober 2017, Presiden mengunjungi 14 kabupaten/kota. Apabila asumsi kasar 10 kabupaten/kota yang dikunjungi per bulan, dalam setahun Presiden sudah menyambangi 120 kabupaten/kota.
Jika merujuk pernyataan dalam akun Facebook resmi Presiden Jokowi, disebutkan Presiden telah mengunjungi 117 kabupaten dan 47 kota selama tiga tahun memerintah. Tetapi berdasarkan pantauan Kompas, banyak kota/ kabupaten yang sudah berkali-kali dikunjungi sepanjang tiga tahun masa pemerintahannya. Presiden Jokowi blusukan ke daerah untuk memastikan proyek infrastruktur berjalan dengan baik. Selain itu juga untuk memastikan program pemerataan pembangunan dan program untuk kesejahteraan rakyat tepat sasaran.
”Kenapa saya datang? Saya hanya ingin memberi semangat, motivasi. Sebab, dua tiga bulan lalu, masih ada tanah yang belum selesai, belum bebas. Tadi saya tanya Menteri BUMN, ternyata sudah beres. Artinya, kalau sering didatangi, pembebasan juga lebih cepat,” tutur Presiden saat meresmikan Tol Palembang-Indralaya Seksi I sepanjang 7,75 kilometer, 12 Oktober 2017.
Jika merujuk pernyataan dalam akun Facebook resmi Presiden Jokowi, disebutkan Presiden telah mengunjungi 117 kabupaten dan 47 kota selama tiga tahun memerintah.
Menurut Presiden, kerap kali proyek mangkrak akibat satu-dua masalah tak terselesaikan. Namun, ketika dikunjungi, masalah dipahami dan bisa dicari solusinya. Pembangunan Tol Balikpapan-Samarinda yang terhenti delapan tahun akibat menembus hutan konservasi dan lahan milik Kodam, misalnya, bisa dilanjutkan setelah Presiden berkomunikasi dengan Pangdam dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Persoalan rampung dalam dua hari.
Presiden juga meyakini apabila proyek dikunjungi Presiden, tentu Menteri terkait akan lebih dulu turun ke lapangan untuk mengecek. Sebelum menteri ke lapangan, Direktur Jenderal akan memastikan pekerjaan berlangsung baik atau kalaupun ada masalah, sudah diidentifikasi. Oleh karena itu, semua akan terdorong untuk bekerja lebih banyak.
Pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Haryadi, berpandangan, sebenarnya langkah Presiden meninjau proyek-proyek infrastruktur di daerah secara politis tidak terlalu menguntungkan. ”Sebab, itu bukan proyek populis dan tak berdampak langsung, seperti program BLT (bantuan langsung tunai) yang dilakukan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dulu,” katanya. Namun, Presiden dengan sadar mengambil risiko tersebut karena lebih mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. ”Jadi, perhitungan politiknya adalah untuk Indonesia masa depan,” ujar Haryadi.
Jika dikalkukasi, keuntungan politik yang didapat Jokowi memang tidak terlalu signifikan. Tetapi demi masa depan bangsa yang lebih baik, Presiden tetap bekerja keras menjalankan tugas tanpa kenal lelah. Kalau generasi milenial bilang, ”Presiden enggak ada capeknya.”