Gagasan Kebangsaan Soekarno dan Hatta Jarang Diungkap Penulis Muda
Oleh
DD01
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Alumnus Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa, Megawati Institute, meluncurkan buku Mosaik Pemikiran Pendiri Bangsa di kantor Megawati Institute, Jakarta, Selasa (15/8). Karya ini diharapkan bisa menjadi awal dari langkah besar untuk merawat gagasan kebangsaan.
Dida Darul Ulum, Pengurus Harian Megawati Institute, dalam peluncuran buku Mosaik Pemikiran Pendiri Bangsa, mengatakan, karya ini merupakan inisiatif dari para lulusan program Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) yang diselenggarakan lembaganya. SPPB yang sudah berjalan selama tujuh tahun dan diikuti tujuh angkatan itu pun sudah menghasilkan dua buku bertema serupa.
”Buku ini adalah buku kedua yang sudah kami buat,” kata Dida.
Bagi Dida, keberanian alumnus SPPB untuk menuliskan kembali gagasan kebangsaan dari para pendiri bangsa patut diapresiasi. Pasalnya, penulisan gagasan kebangsaan dari tokoh-tokoh, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Sjahrir, dan Maria Ulfah, amat jarang dilakukan penulis muda.
”Sepengetahuan saya, tidak ada anak muda yang menulis pemikiran pendiri bangsa,” ujar Dida.
Penulisan gagasan kebangsaan dari tokoh-tokoh, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Sjahrir, dan Maria Ulfah, amat jarang dilakukan penulis muda.
Hermien Kleden, Redaktur Senior Majalah Tempo, yang hadir sebagai pembedah buku Mosaik Pemikiran Pendiri Bangsa, menyetujui pendapat Dida. Bagi Hermien, penerbitan buku ini merupakan langkah kecil yang baik bagi generasi muda untuk menunjukkan kontribusinya pada keberlangsungan bangsa.
”Jika inisiatif penerbitan buku ini dilanjutkan dengan pemanfaatan teknologi digital dan dapat menyebar luas, ini akan berkembang menjadi langkah besar yang dilakukan anak muda bagi bangsa,” kata Hermien.
Buku Mosaik Pemikiran Pendiri Bangsa merupakan antologi esai ilmiah yang ditulis oleh 11 penulis dengan latar belakang berbeda. Mereka berprofesi sebagai mahasiswa, guru, dosen, hingga ibu rumah tangga. (DD01)