Ucapkan Selamat Waisak, Presiden Jokowi Berharap Kebahagiaan dan Kedamaian Terwujud
Melalui Waisak, umat Buddha diajak merajut kerukunan setelah beragam dinamika kehidupan sosial usai pemilu.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE Tahun 2024 kepada umat Buddha di seluruh Indonesia. Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang dilalui Buddha Gautama, yakni kelahiran Pangeran Sidharta, pertapa Sidharta menjadi Buddha, dan Buddha Gautama Parinibbana atau wafat.
Ucapan dari Presiden Jokowi kepada umat Buddha diunggah di laman media sosial dengan gambar animasi dirinya sedang melepas lampion berlatar belakang Candi Borobudur. ”Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE. Semoga kebahagiaan, kedamaian, dan kebijaksanaan senantiasa menyertai kita semua,” ujar Presiden Jokowi, Kamis (23/5/2024).
Keluarga Besar Sekretariat Wakil Presiden juga mengucapkan selamat Hari Suci Waisak 2568 BE kepada Umat Buddha di laman media sosial. Waisak diharapkan menjadi momen untuk merefleksikan sikap-sikap kebajikan dan ketenangan Sang Buddha dalam menghadapi berbagai tantangan dan ujian guna meraih kebahagiaan, ketenteraman, kedamaian, dan kemajuan.
Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE. Semoga kebahagiaan, kedamaian, dan kebijaksanaan senantiasa menyertai kita semua.
Ucapan selamat juga disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di laman Kementerian Agama. Yaqut mengucapkan selamat memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE kepada umat Buddha di seluruh Indonesia. Umat Buddha diajak menjadikan Waisak sebagai momen merajut kerukunan setelah beragam dinamika kehidupan sosial yang terjadi usai pemilihan umum.
”Mari jadikan Waisak 2568 BE sebagai momentum merajut kembali kerukunan pascapemilu setelah dinamika pemilihan presiden dan legislatif,” ujar Yaqut.
Waisak juga menjadi momen bagi umat Buddha untuk lebih banyak terlibat dalam pembangunan. ”Saatnya menjalin sinergi untuk bersama-sama memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan bangsa ke depan,” ujarnya.
Mari jadikan Waisak 2568 BE sebagai momen merajut kembali kerukunan pascapemilu setelah dinamika pemilihan presiden dan legislatif.
Yaqut juga mengapresiasi tema peringatan Waisak 2568 BE, yaitu ”Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis, dan Bahagia”. Menurutnya, tema peringatan ini sangat relevan dengan konteks bangsa saat ini. Kesadaran bahwa bangsa ini kaya akan keragaman sangat penting untuk merawat harmoni dan kerukunan. ”Sebab, kerukunan adalah prasyarat pembangunan,” ucapnya.
Melalui Waisak, Umat Buddha diingatkan untuk selalu mengenang perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia yang membawa umat manusia mencapai kebahagiaan. Dhamma Kebenaran Mulia ini adalah kebenaran mulia atas adanya penderitaan, kebenaran mulia atas sebab penderitaan, kebenaran mulia atas jalan lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia lenyapnya penderitaan.