PDI-P Tidak Ditinggalkan, Gibran: Bergabung ke Pemerintah Keputusan Partai
Koalisi Prabowo-Gibran terus menggalang dukungan politik. Mereka terbuka dengan semua kalangan tanpa terkecuali.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wakil presiden terpilih 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka menyatakan, keputusan untuk bergabung dengan gerbong pemerintah menjadi kewenangan setiap partai politik. Pihaknya terbuka bagi semua partai. Tak terkecuali sejumlah partai yang semasa pemilu berseberangan dengannya, seperti PDI Perjuangan.
”Bukan meninggalkan (PDI Perjuangan). Ini, kan, keputusan masing-masing partai (bergabung dalam koalisi atau menjadi oposisi). Tidak ada yang ditinggalkan. Kami menawarkan untuk bertemu, untuk saling sowan (mendatangi). Tidak ada yang ditinggalkan,” kata Gibran di sela-sela kegiatannya sebagai Wali Kota Surakarta, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (26/4/2024).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Anggapan meninggalkan PDI Perjuangan itu berkembang melihat pergerakan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto setelah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum, Rabu (24/4/2024). Ia menemui sejumlah tokoh politik. Beberapa sosok yang ditemui juga menyatakan dukungan pada pemerintahan yang akan dipimpinnya.
Politisi yang pertama kali ditemui Prabowo setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih ialah Muhaimin Iskandar. Ia merupakan calon wakil presiden nomor urut 1 sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Dari perjumpaan itu, Muhaimin menyatakan akan memberikan dukungan kepada pemerintah yang dipimpin Prabowo (Kompas, 24/4/2024).
Sehari setelahnya, Kamis (25/4/2024), Prabowo menjumpai Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, yang juga bagian dari Koalisi Perubahan. Senada dengan Muhaimin, Surya Paloh juga memutuskan untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.
Menurut Surya Paloh, keputusan itu diperoleh setelah melalui tahap kontemplasi dan pertimbangan mendalam terkait masa depan bangsa. Tantangan global yang semakin besar menuntut elite-elite untuk menyatukan kekuatan.
”Memang ada opsi karena bukan saya yang meminta, tetapi kesempatan, dorongan, keinginan, spirit untuk mengajak bersama dengan pemerintahan. Saya pikir, itu lebih baik. Itulah pilihan saya, pilihan Nasdem,” kata Surya Paloh seperti diberitakan Kompas (26/4/2024).
Aksi Prabowo menjumpai Muhaimin dan Surya Paloh seolah ingin menggandeng Koalisi Perubahan ke gerbongnya. Anggota dari koalisi tersebut yang belum menentukan pilihan tinggal Partai Keadilan Sejahtera.
Terkait peluang berlabuhnya PKS, Gibran meminta semua pihak untuk menunggu perkembangan situasi politik terkini. Ia menekankan bahwa koalisi mereka berusaha merangkul semua kalangan. Begitu pula partai politik yang sebelumnya berbeda kubu dengannya.
”Ke depan seperti apa kita tunggu saja. Yang jelas, Pak Prabowo sudah merangkul semua yang kemarin menjadi kontestan dari 01 (Anies-Muhaimin) ataupun 03 (Ganjar-Mahfud). Tunggu saja nanti partai-partai lain,” kata Gibran.