PKB Enggan Buru-buru Bahas Menteri meski Dukung Prabowo
Pertemuan Muhaimin-Prabowo belum membahas pembagian alokasi jatah kursi yang akan diperoleh Partai Kebangkitan Bangsa.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa secara terbuka menyatakan akan mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan menitipkan delapan program perubahan. Meski demikian, pembicaraan jatah kursi menteri yang akan diperoleh PKB dari hasil dukungan tersebut belum diputuskan. Sebab, masih ada waktu enam bulan bagi Prabowo-Gibran untuk menyusun kabinet pemerintahan ke depan.
Seusai Prabowo-Gibran ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada Rabu (24/4/2024) sebagai presiden-wakil presiden terpilih, Prabowo langsung bertemu dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di Kantor DPP PKB, Jakarta. Seusai pertemuan, PKB menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran dengan menitipkan delapan program perubahan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB Daniel Johan menjelaskan, pertemuan tersebut menunjukkan bahwa hubungan PKB dan Gerindra sangat baik. Bahkan, persahabatan Muhaimin dan Prabowo juga sangat dekat. Pertemuan itu juga masih dalam suasana halalbihalal Idul Fitri sehingga dinilai baik untuk menyambung tali silaturahmi pasca-pilpres.
Daniel Johan mengatakan, pertemuan tersebut belum membahas pembagian alokasi jatah kursi yang akan diperoleh oleh PKB, termasuk porsi kementerian yang didapat. Bahkan, ia membantah informasi PKB akan mendapatkan dua kursi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut dia, pertemuan selama satu jam tersebut untuk menitipkan program perjuangan PKB yang selama ini baik untuk rakyat.
”Sejauh yang saya paham, pertemuan kemarin belum membahas sampai sejauh itu,” kata Daniel, Kamis (25/4/2024).
Menurut Daniel, delapan program perubahan yang diserahkan itu, antara lain, merawat dan meningkatkan kualitas demokrasi, kebebasan berpendapat, kebebasan pers, memastikan terbukanya lapangan kerja secara luas, akses rakyat atas ekonomi secara merata dan adil, serta menjaga keadilan ekologi dan keseimbangan ekosistem. ”Isinya tentang program perjuangan PKB selama ini yang substantif kami yakini penting untuk kebaikan rakyat dan Indonesia,” ujarnya.
Sejauh yang saya paham, pertemuan kemarin belum membahas sampai sejauh itu.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda menambahkan, dalam pertemuan Muhaimin-Prabowo tidak ada pembahasan mengenai jatah kursi yang akan diperoleh PKB. Bagi PKB masih ada waktu hingga 20 Oktober 2024 saat presiden-wakil presiden terpilih itu dilantik.
”Bagi PKB itu nanti, masih lama juga menuju 20 Oktober. Pertemuan itu hanya membahas substansi-substansi untuk kebaikan bangsa. Soal detail dan apalagi menyangkut bagi-bagi menteri itu belum dibahas sama sekali,” ujar Huda.
Terlalu dini
Secara terpisah, anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Gibran yang juga Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional, Dradjad Wibowo, mengatakan, masih terlalu dini membicarakan susunan kabinet Prabowo-Gibran, termasuk jatah kursi untuk partai politik. Apalagi pelantikan presiden-wakil presiden baru akan dilakukan pada Oktober nanti. Selain itu, sejumlah partai diprediksi akan bergabung di Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran.
Memang banyak pihak yg memberi usulan nama-nama. Saya yakin pada saatnya nanti Pak Prabowo akan memutuskan. Tentu setelah berdiskusi dengan Mas Gibran serta para ketua umum partai. Selain itu, tentu saja memperoleh masukan dari Presiden Jokowi.
”Memang banyak pihak yg memberi usulan nama-nama. Saya yakin pada saatnya nanti Pak Prabowo akan memutuskan. Tentu setelah berdiskusi dengan Mas Gibran dan para ketua umum partai. Selain itu, tentu saja memperoleh masukan dari Presiden Jokowi,” ujarnya lagi.
Dradjad melanjutkan, PAN menyambut baik sejumlah parpol yang ingin bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Dengan demikian, pemerintahan ke depan bisa berjalan efektif. Apalagi, program-program Prabowo-Gibran perlu banyak terobosan. ”Soal kursi menteri, tidak ada masalah. Bisa diatur nanti,” ucap Dradjad.
Diketahui, sejak diumumkan sebagai capres peraih suara terbanyak berdasarkan hasil hitung cepat, Prabowo memang mengungkapkan niat untuk merangkul semua kekuatan politik, termasuk lawannya saat Pilpres 2024. Saat penetapan sebagai presiden terpilih di KPU, ia pun kembali mengajak semua elite untuk meninggalkan perbedaan dan membangun bangsa bersama.