Gibran Minta Peserta Pilpres 2024 Bertemu di Momen Idul Fitri, Ganjar: Bagus
Ganjar buka suara soal permintaan pertemuan elite politik peserta pilpres. Permintaan itu sebelumnya dilontarkan Gibran.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
KARANGANYAR, KOMPAS — Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, berharap para elite politik kontestan Pemilu 2024 segera bertemu. Keinginan Gibran direspons calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Ia menganggap pertemuan semacam itu sebagai suatu hal yang baik.
”Bagus,” kata Ganjar singkat sewaktu ditanya wartawan di sela-sela acara open house atau gelar griya di rumah masa kecil Ganjar, di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (11/4/2024).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Meski demikian, Ganjar mengaku justru belum berkomunikasi dengan Gibran sama sekali sejak hari pertama perayaan Idul Fitri pada Rabu (10/4/2024). Kader PDI Perjuangan itu lebih banyak bersilaturahmi dengan kolega, teman terdekat, dan kerabatnya sedari kemarin. Ia pun terlihat enggan menjawab ketika di sela-sela hari raya itu ditanya soal dinamika politik terkini.
”Belum (komunikasi). Makan dulu saja, makan dulu,” kata Ganjar dilanjut melempar senyum kepada para wartawan yang bertanya kepadanya.
Keinginan adanya pertemuan antara elite politik itu dilontarkan Gibran seusai mengikuti shalat Idul Fitri di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu kemarin. Ia menganggap pertemuan tersebut sebagai suatu hal penting. Terlebih jika berlangsung pada momen hari raya Idul Fitri yang kental nuansa persaudaraan.
”Harapannya bisa segera bertemu dengan para tokoh, pimpinan partai, terutama tokoh-tokoh yang kemarin ikut berkontestasi (dalam Pemilu 2024),” kata Gibran.
Gelar griya
Acara gelar griya di rumah masa kecil Ganjar di Tawangmangu, Karanganyar, juga diadakan pada Idul Fitri 2023 lalu. Kebetulan, saat itu ia baru saja diumumkan menjadi calon presiden yang akan diusung oleh PDI Perjuangan, tepatnya sehari sebelumnya.
Tamu yang datang ketika itu begitu banyak sedari pagi sampai sore hari. Mulai dari warga setempat, sukarelawan pendukung dari sejumlah daerah, hingga pejabat pemerintah kabupaten. Jalan kampung juga ditutup dan dipasangi tenda untuk dijadikan tempat duduk bagi mereka.
Di sini (Karanganyar) memang spesial. Karena, yang datang pasti teman-teman sewaktu kecil, tetangga kiri dan kanan. Lalu yang sepuh-sepuh, begitu. Ada teman bapak ibu saya juga. Jadi, banyak yang cerita memori masa lalu.
Situasinya terasa berbeda dibandingkan dengan perayaan Idul Fitri tahun ini. Tamu yang datang terlihat lebih sedikit. Jalan kampung pun lengang. Kursi-kursi tamu banyak yang kosong meski hari masih siang.
Walau begitu, Ganjar merasa tidak ada yang berbeda dalam perayaan Idul Fitri dari tahun ke tahun. Menurut dia, hal yang berbeda hanya titik dimulainya acara gelar griya. Tahun lalu, ia memulainya dari Karanganyar, sedangkan tahun ini, ia memulainya dari Yogyakarta. Itu karena ia baru saja berstatus sebagai penduduk dari daerah tersebut.
”Di sini (Karanganyar) memang spesial. Karena, yang datang pasti teman-teman sewaktu kecil, tetangga kiri dan kanan. Lalu yang sepuh-sepuh begitu. Ada teman bapak ibu saya juga. Jadi banyak yang cerita memori masa lalu,” ucap Ganjar.
Tradisi keluarganya, kata Ganjar, juga tidak ada yang berubah. Pada momen hari raya, ia cenderung menghabiskan waktu untuk berkumpul keluarga. Kebetulan, belum semua anggota keluarganya datang. Ia akan lanjut berlebaran bersama keluarganya dalam dua hari ke depan.
”Harapannya semua menjadi bersih kembali, kembali ke fitrah. Pikirannya positif. Perilakunya baik kepada masyarakat dan itu saya rasa yang paling penting,” kata Ganjar saat ditanya soal harapannya pada Lebaran kali ini.