Pemerintah akan mengganti kerugian warga yang terdampak kebakaran Gudang Amunisi Daerah Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, AGUIDO ADRI, RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 38 rumah rusak akibat terbakarnya gudang nomor 6 di kompleks Gudang Amunisi Daerah Komando Daerah Militer Jaya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara itu, sejumlah warga yang sempat diungsikan ke tempat yang lebih aman saat terjadinya kebakaran tempat tersebut pada Senin (1/4/2024) mulai kembali ke rumah masing-masing.
Pangdam Jaya Mayor Jenderal Mohamad Hasan mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih membersihkan, mensterilisasi, dan mengumpulkan sisa material sisa ledakan dari peristiwa kebakaran yang terjadi di kompleks Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya pada Sabtu (30/3).
TNI bersama Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga terus memastikan rumah warga yang terdampak mendapatkan perhatian, bantuan, dan keamanan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi menuturkan, belum ada hasil investigasi terkait dengan kebakaran di kompleks Gudmurah tersebut. ”Sementara ini (tim) investigasi masih terus bekerja,” ucapnya.
Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (Isess), Khairul Fahmi, secara terpisah, menuturkan, pemeliharaan amunisi dikendalikan oleh pengelola materiil peralatan sesuai tingkatan. Di tingkat kodam, gudang amunisi dikelola oleh Peralatan Kodam (Paldam). Di tingkat lainnya, misalnya, TNI AD dikelola oleh Pusat Peralatan TNI AD (Puspalad). ”Pengelola, penyelenggara, pemelihara itu juga sebagai penanggung jawab,” katanya.
Terkait hal itu, menurut dia, investigator perlu menyelidiki adanya potensi kelalaian oleh pemelihara gudang amunisi pada peristiwa kebakaran yang diikuti beberapa kali ledakan di Gudmurah Kodam Jaya itu.
Peneliti Bidang Keamanan Nasional Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Beni Sukadis, juga menyampaikan, keteledoran dalam pemeliharaan sistem dapat menyebabkan kenaikan suhu gudang, yang meningkatkan risiko terjadinya ledakan. Aliran listrik yang rusak atau korsleting juga bisa memicu gangguan dalam pengoperasian sistem keamanan.
”Ledakan amunisi (di Gudmurah Kodam Jaya) ini menimbulkan pertanyaan, kemungkinan adanya kelalaian dalam penyimpanan amunisi. Selain amunisi yang kedaluwarsa, ada kemungkinan masalah sistem pendingin atau aliran listrik dalam gudang,” ucapnya.
Insiden pada gudang militer yang menyimpan amunisi dan bahan peledak seberat 65 ton dari berbagai satuan di Kodam Jaya ataupun amunisi kedaluwarsa yang usianya lebih dari 10 tahun itu menyebabkan 38 rumah rusak. Rumah-rumah itu berdiri di kawasan permukiman yang berada sekitar 500 meter dari Gudmurah Kodam Jaya.
Warga yang rumahnya rusak akibat insiden gudang amunisi itu pun berharap agar rumah mereka bisa segera diperbaiki.
”Kalau bisa (perbaikan rumah), sebelum Lebaran tiba karena kami mau merayakan hari raya bersama keluarga,” kata Yayah (53), salah satu warga yang rumahnya rusak.