Gerindra: Lawatan Prabowo ke China dan Jepang Sudah Dikomunikasikan dengan Presiden Jokowi
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, undangan Pemerintah China dan Jepang sebuah kehormatan.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Elite Partai Gerindra melihat bahwa undangan dari Presiden China Xi Jinping untuk Ketua Umum Gerindra yang juga calon presiden peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden 2024, Prabowo Subianto, merupakan sebuah kehormatan. Kendati proses sengketa hasil Pemilu 2024 masih berjalan di Mahkamah Konstitusi, Prabowo pun sudah disebut sebagai presiden terpilih.
Hal itu dinilai bukan masalah karena Komisi Pemilihan Umum sudah menetapkan hasil Pemilu 2024. Kunjungan ke China juga dilakukan setelah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, undangan dari Pemerintah China dan Jepang kepada Prabowo Subianto merupakan sebuah kehormatan. Sebab, negara tersebut tidak hanya berperan sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia, tetapi juga memiliki pengaruh politik yang kuat. Selain itu, China pun telah bersahabat sejak lama dengan Indonesia.
Meski Pemerintah China menyebut Prabowo sebagai presiden terpilih RI saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Fadli mengatakan, Prabowo diundang dalam posisinya sebagai Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden (capres) peraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Agenda tersebut bukanlah kunjungan kenegaraan Prabowo sebagai Presiden RI. Oleh karena itu, menurut dia, kunjungan itu tentu sudah dibicarakan dengan Presiden Joko Widodo sebelumnya.
”Pastilah itu atas komunikasi dengan Presiden Jokowi. Pak Prabowo juga menyampaikan bahwa pemerintahan yang nanti dia pimpin untuk melanjutkan, dan apa yang sudah dilaksanakan pada pemerintahan Pak Jokowi menjadi fondasi untuk memperkuat hubungan (dengan China) ke depan,” ujar Fadli saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR itu melanjutkan, pertemuan Prabowo dengan Xi Jinping pada Senin (1/4) yang dilanjutkan dengan lawatan ke Jepang hari ini bukanlah upaya untuk menepis kabar mengenai merenggangnya hubungan Prabowo dengan Jokowi pascapilpres. Hal itu terlihat dari pernyataan Prabowo yang justru selalu menegaskan komitmen untuk melanjutkan, bahkan meningkatkan hubungan dengan negara-negara sahabat dengan dasar hubungan kerja sama yang sudah dibangun oleh Jokowi.
”Saya kira, ini suatu gesture yang bagus untuk meyakinkan dunia internasional bahwa Pak Prabowo siap bekerja sama dengan negara-negara yang selama ini sudah menjadi sahabat kita,” kata Fadli.
Pastilah itu atas komunikasi dengan Presiden Jokowi. Pak Prabowo juga menyampaikan bahwa pemerintahan yang nanti dia pimpin untuk melanjutkan.
Selain itu, lanjutnya, pertemuan Prabowo dengan pemimpin dua negara itu juga tidak berhubungan dengan sengketa hasil pemilu yang masih berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK). Pihaknya menghormati kedua pasangan calon presiden-wakil presiden rival Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mengajukan gugatan atas hasil Pilpres 2024.
”Yang paling penting bahwa sudah ada pengumuman secara resmi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) sehingga secara resmi (Prabowo) sudah menjadi presiden elected. Kalau ada gugatan, itu, kan, suatu prosedur yang biasa,” ujar Fadli.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid sepakat, pertemuan Prabowo dengan Xi adalah wujud komitmen melanjutkan arah kebijakan politik luar negeri Jokowi. China merupakan negara pertama yang dikunjungi Prabowo setelah diumumkan sebagai capres peraih suara terbanyak. Dalam pertemuan tersebut, Xi tak hanya memberikan selamat kepada Prabowo, tetapi juga menyampaikan salam tulus kepada Jokowi.
”Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, saya melihat ucapan selamat dari Presiden Xi Jinping kepada Pak Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih Indonesia adalah tata krama diplomasi yang sangat tulus dua negara bersahabat dan memiliki hubungan sejarah yang amat panjang,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar, salah satu partai politik pengusung Prabowo di Pilpres 2024, itu menambahkan, ucapan selamat dari Xi juga merupakan pengakuan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis China di kawasan. Hal itu merupakan modal yang baik bagi pemerintahan Indonesia periode 2024-2029.
Redam ketegangan di kawasan
Tak hanya itu, menurut Meutya, kunjungan Prabowo ke China menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk meredakan tensi ketegangan di wilayah Asia Timur. Ketegangan dimaksud, terutama di kawasan yang berpotensi konflik, misalnya, Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, dan Selat Taiwan.
”China dan Indonesia berperan penting menjaga kestabilan keamanan kawasan di saat ekonomi dunia tidak menentu,” tuturnya.
Di kawasan Indo-Pasifik, China merupakan episentrum pertumbuhan global yang menyebabkan kawasan tersebut sebagai medan pertarungan dua kekuatan besar dunia, yakni China dan Amerika Serikat. Melalui kunjungannya, Prabowo pun terlihat tengah berupaya agar Indonesia mulai mengambil posisi dalam mengahadapi dinamika dan tantangan di Indo-Pasifik.