Ledakan Gudang Amunisi yang Menggetarkan Perasaan Warga
Ledakan gudang amunisi, kobaran api, dan asap yang memerahkan langit saat surya telah terbenam mengguncang jiwa warga.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·4 menit baca
Sekitar pukul 18.15, Sabtu (30/3/2024) petang, dentuman ledakan menggetarkan seisi rumah Riris Gultom (47). Kaca jendela bergetar, atap berdetak, dan barang-barang di dalam rumah pun bergoyang. Tak hanya sekali, suara dentuman terjadi berulang-ulang sehingga tak pelak memicu kepanikan.
Riris yang saat itu sedang menonton televisi bersama suaminya, Reinhard, menebak-nebak penyebab ledakan. Mereka memeriksa pintu rumah bagian belakang, AC di luar, dan kondisi atap. Sementara itu kedua anaknya yang tengah belajar terjeda dari aktivitasnya dan berhamburan ke luar.
Tetangganya juga melakukan hal sama. Secara perlahan semua warga berada di luar dan mencoba melihat ke sumber suara ledakan yang belakangan diketahui hanya berjarak 200 meter dari rumah mereka. Sekitar pukul 18.30, dentuman ledakan mulai diikuti kobaran api dan bubungan asap hitam pekat. Riris dan keluarga panik.
Secara spontan, keluarga Riris bergegas masuk ke mobil dan bergerak ke luar kompleks. Tak banyak yang dibawa, alas kaki pun tidak sempat dipakai. Sementara warga lainnya masih berdiri diam. Ada pula yang mulai mengambil video.
Setelah melihat Riris bergerak ke luar, warga lainnya melakukan hal sama. Rombongan warga yang panik pun berbondong-bondong ke luar gerbang. Dentuman ledakan dan api yang semakin meninggi membuat warga bergerak lebih jauh mencari tempat aman. Ikhtiar manusiawi untuk mencari aman.
”Semua warga Kluster Visala padahal sebelumnya sempat berkumpul menjelang buka puasa bersama. Sekarang berkumpul lagi, bukan untuk ngobrol-ngobrol, tapi kabur bersama-sama,” ujar Riris.
Saat ingin kembali ke rumah, Riris beserta keluarganya yang sekadar pakai kaus dan celana pendek itu tertahan. Petugas mengingatkan agar semua warga berada di luar rumah dan tidak mendekat ke lokasi. Akhirnya, terbentuk antrean panjang mobil warga di tepian jalan untuk menunggu situasi tenang.
Selama menunggu, warga saling bertukar informasi, baik lewat saluran komunikasi media sosial maupun dari mulut ke mulut. Mereka bercerita tentang dentuman ledakan yang membuat gipsum bagian atas rumah rontok, kaca pecah. Tak hanya itu, proyektil senjata pun beterbangan.
Semua warga Kluster Visala padahal sebelumnya sempat kumpul jelang buka puasa bersama. Sekarang berkumpul lagi, bukan untuk ngobrol-ngobrol, tapi kabur bersama-sama.
Sama seperti warga di daerah Kota Wisata, Cibubur, Kabupaten Bogor, masyarakat Bantar Gebang, Kota Bekasi, juga merasakan dentuman dan efek ledakan. Rumah Irvan (30), warga Kelurahan Cikiwul yang berada 600 meter dari lokasi ledakan salah satunya.
Dentuman besar itu menggetarkan seisi rumah dan jiwanya. Apalagi, Irvan baru saja dikaruniai bayi dan menjadi ayah untuk pertama kali. Reaksi pertamanya adalah mencari penyebab turunnya debu dan serpihan pasir di bagian atas rumah.
Getaran yang ditimbulkan ledakan disebut berlangsung selama tiga detik. Hal itu menggeser barang-barang dan sempat menjatuhkan toples plastik yang berisi kue di rumahnya. Sementara itu, warga lainnya ada yang mengungsi ke rumah Ketua RW 006.
Hal serupa dirasakan Ahmad Mandra Jakaria (40), yang berada sekitar satu kilometer dari lokasi ledakan. Suara dentuman terjadi tepat ketika Jakaria shalat Maghrib. Ia pun bergegas mengambil sepeda motornya dan berpindah tempat.
Dentuman pertama membuat publik berspekulasi liar, ada yang menyebut pom bensin meledak, latihan perang, dan lainnya. Namun, saat api dan kepulan asap hitam terlihat, dugaan langsung menjurus pada gudang amunisi milik TNI.
Semua warga melakukan hal yang mirip, yakni mencoba kabur dengan kendaraannya dan mengambil video dokumentasi. Mata mereka tertuju pada kobaran api dan asap yang membuat langit merah saat matahari sudah terbenam.
Tidak tidur di rumah
Hingga pukul 23.00, suara dentuman masih berlanjut, tetapi dengan frekuensi yang lebih sedikit. Namun, warga di Kluster Visala belum bisa kembali ke rumahnya. Sejumlah petugas tampak berjaga di gerbang depan.
Di bagian depan, ada dua mobil petugas pemadam kebakaran dan satu ambulans. Petugas masih menyisir lemparan proyektil amunisi yang beterbangan ke bagian rumah. Hal ini sesuai dengan video beredar yang menampilkan sejumlah selongsong peluru hingga granat tangan yang terlempar ke depan rumah warga.
Selanjutnya, pada pukul 02.00, Minggu (31/3/2024) dini hari, warga masih bertahan di depan gerbang kompleks rumahnya. Sedikitnya lima mobil warga masih terparkir, menjadi tempat mereka bermalam. Sementara warga lainnya ada yang ke rumah saudara, hotel, hingga masjid sekitar.
Tak sedikit warga yang berusaha kembali ke rumahnya untuk mengambil barang-barang keperluan. Salah satunya pasangan suami istri yang keluar membawa plastik berisi pakaian. Ada juga anak muda yang tidak ingin disebutkan namanya berusaha mengambil peranti pengisi daya telepon genggammiliknya di rumah.
Warga yang memiliki keperluan memang diperkenankan masuk untuk mengambil barang, tetapi perlu ditemani petugas. Mereka mengaku melihat sisa pecahan granat dan bagian rumah yang rusak, seperti kaca jendela pecah.
Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayor Jenderal Mohamad Hasan, saat jumpa pers, mengingatkan warga agar tidak mengambil proyektil amunisi yang terpental dari dalam gudang ke kompleks permukiman. Hal ini mengingat ada proyektil yang terpental ke sekitar lokasi ledakan.
”Kami sudah perintahkan, kami sudah mengimbau para aparat teritorial dan juga polsek dan polres untuk mengamankan jika ada proyektil amunisi ataupun material yang berasal dari gudang ini untuk diamankan. Jangan diambil. Serahkan kepada pihak pengamanan,” katanya.
Seperti diungkap Kompas.id sebelumnya, salah satu gudang dari 15 gudang di kompleks gudang amunisi daerah Kodam Jaya, Ciangsana, meledak dan terbakar. Salah satu gudang tersebut menyimpan lebih kurang 160.000 amunisi dan bahan peledak kedaluwarsa yang berasal dari hasil pengembalian berbagai satuan di bawah Kodam Jaya.
Semakin malam, kepanikan warga kian mereda. Mereka menyebut respons petugas cukup cepat. Sirene mobil pemadam, aparat, hingga ambulans pun turut serta meredam kepanikan warga. Namun, mereka berharap pengalaman akibat ledakan gudang amunisi jangan berulang.