PSU di Kuala Lumpur Digelar Besok, KPU Pastikan Kesiapan Pelaksanaan
Bawaslu minta KPU untuk mengantisipasi kerumunan antrean pemilih saat PSU di Kuala Lumpur yang digelar, besok.
Oleh
IQBAL BASYARI, DARI KUALA LUMPUR, MALAYSIA
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, KOMPAS - Komisi Pemilihan Umum telah menyiapkan 22 Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri dan 120 titik Kotak Suara Keliling untuk menyelenggarakan pemungutan suara ulang di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (10/3/2024). Pemilih diimbau tetap menggunakan hak pilih karena suara mereka berpengaruh terhadap perolehan suara partai politik dan penentuan kursi calon anggota legislatif terpilih.
Sebanyak 22 tempat pemungutan suara (TPS) didirikan di Gedung World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur, Malaysia. Komisi Pemilihan Umum telah mendesain alur pergerakan 42.372 pemilih yang akan menggunakan hak pilih menggunakan metode TPS. Adapun 19.845 pemilih akan menggunakan hak pilih melalui metode kotak suara keliling (KSK) di 120 titik.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Pantauan Kompas di WTC hingga pukul 18.00 waktu setempat, sejumlah pekerja masih mendirikan TPS. Mereka memasang partisi di antara TPS, memasang meja untuk meletakkan bilik suara dan kotak suara.
Pada PSU kali ini, KPU menggunakan dua lantai untuk melayani pemilih. Para pemilih yang datang mulai mengantre untuk verifikasi di lantai empat. Di area tersebut, petugas akan memverifikasi pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) PSU Kuala Lumpur. Sejumlah petugas disiagakan untuk memverifikasi pemilih yang dibekali dengan perangkat laptop.
Setelah dinyatakan masuk dalam DPT, pemilih kemudian diarahkan ke lantai 3 untuk menuju lokasi TPS. Di satu ruangan tersebut, KPU mendirikan 22 TPS. Lokasinya bersebelahan. Di TPS yang berukuran sekitar 6 meter x 10 meter itu, juga disediakan enam kursi bagi pemilih yang mengantre serta enam kursi bagi saksi dan pengawas TPS.
"Semua pembangunan TPS akan malam ini dan logistik telah siap untuk melayani pemilih mulai pukul 08.00 besok pagi," kata anggota KPU, Idham Holik, di Kuala Lumpur, Sabtu (9/3/2024).
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Lolly Suhenty, mengatakan, KPU harus mengantisipasi kerumunan antrean pemilih. Sebab jumlah pemilih yang menggunakan metode TPS saat PSU lebih banyak dibandingkan pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada 11 Februari lalu.
Pada pemungutan suara 11 Februari lalu, sebanyak 24.377 pemilih menggunakan hak pilih yang tersebar di 223 TPS. Sedangkan untuk PSU, jumlah pemilih yang menggunakan metode TPS mencapai hampir dua kali lipat pengguna hak pilih, tetapi dengan jumlah TPS hanya 10 persen dari saat pemungutan suara yang lalu. "Kemungkinan lokasi TPS akan sangat padat, jadi alur pemilih harus betul-betul disiapkan dengan baik," katanya.
Di sisi lain, Bawaslu telah menyiapkan personil di seluruh TPS dan KSK. Sebab, ada potensi mobilisasi pemilih karena dampak dari PSU cukup berpengaruh kepada perolehan kursi parpol dan penentuan caleg terpilih di daerah pemilihan DKI Jakarta II. Sebab suara yang diperebutkan cukup signifikan, terlebih setiap caleg sudah mengetahui gambaran besar perolehan kursi dan caleg terpilih dari hasil rekapitulasi di jenjang kabupaten/kota dan negara lain.
"Hasil perolehan suara bisa menjadi dinamis setelah ada PSU di Kuala Lumpur," tuturnya.
PSU di Kuala Lumpur digelar atas rekomendasi dari Bawaslu setelah menemukan dugaan pelanggaran administratif saat pemungutan suara, 14 Februari lalu. Dugaan pelanggaran tersebut berupa banyaknya pemilih dengan metode KSK yang tak bisa menggunakan hak pilihnya, adanya lonjakan pemilih dengan metode pos, dan pergeseran 50.000 pemilih dari TPSLN menjadi KSK. Sebelum PSU digelar, Bawaslu merekomendasikan pemutakhiran daftar pemilih. Sebelumnya, jumlah pemilih dalam daftar mencapai 446.258 pemilih.