Rona Bahagia AHY Setelah Sembilan Tahun Meninggalkan Istana...
AHY mengaku terharu bisa kembali menjejakkan kaki di Istana sebagai menteri setelah sembilan tahun menjadi oposisi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, NINA SUSILO
·7 menit baca
Rona bahagia terpancar di wajah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang akrab disapa AHY. Senyum terus merekah dan setiap permintaan wawancara dilayani dengan penuh kesabaran. AHY pun tak segan duduk di lantai Istana Negara yang berlapis karpet merah bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ketika diajak foto bersama wartawan Istana.
Istana Negara yang menjadi lokasi pelantikan AHY sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024, pada Rabu (21/2/2024) bukan ruang asing bagi AHY. Sebagai putra sulung dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat pada kurun 2004-2014, lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta pernah menjadi atmosfer akrab bagi AHY. Kalaupun beberapa kali datang ke Istana di era Presiden Joko Widodo, AHY hanya sekadar memenuhi undangan Presiden untuk bersilaturahmi saja. Kini, AHY datang sebagai Menteri ATR/BPN, yang nota bene akan kerap bolak-balik ke Istana tak hanya rapat tetapi juga jika dipanggil Presiden ataupun melaporkan tugas-tugsnya.
Keterasingan dengan Istana Kepresidenan sempat hadir ketika Partai Demokrat bertekad menjadi oposisi selama hampir dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi, yaitu selama mendekati sepuluh tahun dari 2014 hingga 2024. Delapan bulan sebelum berakhirnya periode kepemimpinan Presiden Jokowi, Partai Demokrat akhirnya memutuskan bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju melalui pelantikan AHY sebagai menteri menggantikan Hadi Tjahjanto. Pada waktu yang bersamaan, Hadi diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
AHY hadir di Istana Negara, Jakarta, dengan setelan jas hitam dan dasi merah serta peci sejak pukul 9.55. Awalnya, mobil yang membawa AHY tak terpantau karena masuk ke Istana melalui gerbang Wisma Negara yang tertutup bagi wartawan. AHY bersama istrinya Annisa Pohan dan putri mereka Almira Tunggadewi yang mengenakan kebaya berwarna biru pupus tampak sudah di dalam Istana Negara sejak pukul 10.28 dan bersiap untuk pelantikan.
Ketika Almira dan cucu-cucu SBY lahir, Almarhumah Ibu Negara Ani Yudhoyono kala itu sempat menanam pohon sebagai pengingat hari kelahiran cucu-cucunya. Salah satu pohon dengan nama Almira yang terpahat di papan identifikasi pohon juga masih ada di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, tepatnya di dekat Istana Merdeka. Tak heran jika kemudian, AHY mengaku terharu bisa kembali menjejakkan kaki di Istana sebagai menteri.
“Tadi ketika kembali ke Istana ini, perasan haru karena semangatnya dari dulu tidak berubah bahwa Istana ini tidak saja menjadi simbol kewibawaan bangsa dan negara Indonesia tetapi juga simbol perjuangan dan pengabdian,” ujar AHY ketika ditanya tentang perasaannya kembali merasakan atmosfer Istana Kepresidenan Jakarta.
AHY bahkan menyebut bahwa hari ini adalah sejarah. “Bagi saya pribadi dan keluarga bagi Partai Demokrat dan insyaallah kita semuanya. Saya pertama-tama ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan amanah yang telah diberikan oleh Presiden Joko Widodo, oleh pemerintah, oleh negara kepada saya dan Partai Demokrat untuk kembali berperan di pemerintahan,” ucap AHY.
Tidak Patah
Kegembiraan di hari bersejarah bagi AHY itu pun tampak kentara di laman media sosialnya. AHY segera mengganti keterangan di profilnya menjadi: Menteri ATR / Kepala BPN serta Ketua Umum Partai Demokrat. Ia juga menuliskan, “Dream Big, Work Hard, Never Give Up. Menang Tidak Terbang, Kalah Tidak Patah.”
Di laman Instagram, AHY juga membagikan foto berdua Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto yang unggul di hitung cepat Pemilu 2024. “Dengan Pak Prabowo tadi malam saya tentu melaporkan kepada beliau termasuk juga meminta doa restu, blessing, karena bagaimana pun, beliau adalah capres yang kami usung, juga pemimpin dari koalisi Indonesia maju 5 tahun ke depan,” ujar AHY.
Bukan delapan bulan
AHY menambahkan bahwa pemerintahan Kabinet Indonesia Maju hanya tersisa delapan bulan. Walaupun tidak banyak waktu baginya, tetapi AHY bertekad akan memberikan kualitas pengabdian terbaik. “Terima kasih! Demokrat secara resmi hari ini kembali berperan di pemerintahan, mengakhiri semua perjalanan kami selama ini, dan insyaallah bukan hanya 8 bulan terakhir, tetapi 5 tahun, 10 tahun dan berikutnya, Demokrat selalu akan berkontribusi untuk kemajuan negeri.
Karena kebijakan itu di tangan eksekutif, walaupun perjuangan di parlemen juga sangat penting.
Menurut AHY, ayahnya, SBY bersyukur karena pelantikannya sebagai anggota kabinet adalah momentum Partai Demokrat kembali ke pemerintahan. "Banyak yang mungkin belum menyadari (Partai) Demokrat selama 9 tahun 4 bulan berada di luar pemerintahan. Dan ini sebuah momentum bersejarah karena alhamdullillah apa yang kami perjuangan selama ini bisa lebih direalisasikan jika (Partai) Demokrat bergabung di pemerintahan secara langsung. Karena kebijakan itu di tangan eksekutif, walaupun perjuangan di parlemen juga sangat penting," tuturnya.
Partai Demokrat pun, lanjutnya, akan berkontribusi dalam pemerintahan Kabinet Indonesia Maju sampai akhir masa kepemimpinan. Kendati 9 tahun lebih di luar pemerintahan, AHY menilai tak ada beban untuk masuk pemerintahan. Namun, diakui perlu adaptasi. "Yang jelas kalau ditanya, keluarga besar (Partai) Demokrat sangat senang karena bagaimanapun memang tujuan utama dari politik, termasuk partai politik, adalah bisa berkontribusi seluas-luasnya melalui jalur pemerintahan—eksekutif maupun legislatif," tutur AHY sembari menyungging senyum.
Dia juga sekaligus menegaskan, Partai Demokrat sangat disiplin dengan kebijakan partainya dan setelah menjadi bagian pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi, akan mengawal pemerintahan sampai tuntas. Untuk hak angket kecurangan pemilu yang didorong calon presiden Ganjar Pranowo, AHY pun meminta supaya tidak ada prasangka.
"Yang jelas kita tidak usah prejudice soal kecurangan dan sebagainya. Saya tahu ini adalah bagian ekspresi dari berbagai kalangan pascapenghitungan suara. Itu wajar. Setiap tahun pemilu di negara mana pun selalu ada isu-isu demikian. Tetapi saya punya keyakinan, walaupun sekarang masih penghitungan sementara, tapi yang jelas sudah bisa terbaca siapa yang menjadi pemenang pemilu. Walaupun kita menghormati secara formal sampai dengan tuntas (penghitungan), tetapi yang jelas kita justru harus move on," tuturnya.
Dia pun mengatakan saat ini adalah saatnya untuk membangun kembali rekonsiliasi bangsa dan memberikan ruang demokrasi. "Kalau ada yang tidak puas ada mekanismenya, silakan, itu hak warga negara, hak partai politik—tetapi saya tidak ingin terjebak, kita terlalu carut-marut dalam isu-isu semacam itu karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan," tambahnya.
Kaget
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono yang juga merupakan adik dari AHY dan akrab disapa Ibas mengaku kaget kepercayaan dari pemerintah terhadap Demokrat datang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Hal ini diungkapkan Ibas usai turut menghadiri pelantikan AHY di Istana Negara.
"Ya kaget, di masa seperti ini, di saat kita sedang menghadapi pemilu yang insyaallah demokratis dan kita sedang menunggu hasil suara. Ternyata ajakan dan kepercayaan itu datang lebih cepat dari pemerintahan hari ini tentu saya kaget tapi juga bersyukur dan tentunya tibalah kita menyaksikan proses itu berjalan lancar," tambahnya.
Menurut Ibas, sejauh ini tidak ada pergantian posisi AHY sebagai Ketua Umum Demokrat. Demokrat juga akan sepenuhnya mendukung pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. “Kami memiliki itikad kalau sudah mendukung, all in, dan kami buktikan ketika pemilu 2024 partai demokrat all in untuk mendukung Prabowo-Gibran. Partai Demokrat juga berkontribusi di seluruh Tanah Air,” ucapnya.
Secara terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan kepada AHY agar berbagai permasalahan terkait sengketa tanah dapat diselesaikan. Program dari menteri sebelumnya terkait masalah-masalah agraria juga harus ditindaklanjuti. “Itu harus diteruskan supaya tidak ada mafia tanah, kemudian juga ada sertifikat ganda, supaya tidak lagi ada sengketa-sengketa ke depannya," kata Wapres Amin.
Butuh sokongan
“Pak Jokowi mengajak Demokrat bergabung dengan pemerintah kemungkinan besar untuk kepentingan itu. Ketika PDI Perjuangan tidak lagi dengan Jokowi maka sebagian kursi DPR pendukung Jokowi berkurang drastis”
Menanggapi pelantikan AHY, Pengajar ilmu politik Universitas Sam Ratulangi, Ferry Daud Liando, menegaskan bahwa Presiden Jokowi mengajak Demokrat bergabung dalam pemerintahan karena ia masih akan menjabat hingga Oktober 2024. Jokowi masih membutuhkan sokongan kekuatan di DPR RI. Jika kekuatan dukungan di DPR RI menjadi minoritas, maka kerja dan kebijakan strategis Presiden Jokowi bisa terganggu.
Apabila, dukungan anggota DPR RI di bawah 50 persen maka bisa jadi semua kebijakan Jokowi bisa saja ditolak di DPR. UU terkait Ibu Kota Nusantara atau IKN, misalnya, bisa saja dicabut di DPR. “Pak Jokowi mengajak Demokrat bergabung dengan pemerintah kemungkinan besar untuk kepentingan itu. Ketika PDI Perjuangan tidak lagi dengan Jokowi maka sebagian kursi DPR pendukung Jokowi berkurang drastis,” tambahnya.
Ferry menduga Jokowi masih akan merangkul kekuatan-kekuatan politik lain seperti Nasdem dan PKB. Posisi Jokowi belum aman jika hanya mengajak Demokrat. Koalisi pendukung Prabowo-Gibran yang disokong Jokowi saat ini yakni Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat baru mencapai 261 kursi. Perolehan ini belum aman karena belum mencapai lebih dari setengah kursi di DPR RI.
Hak angket di DPR, misalnya, baru akan efektif jika yang mengusulkan, menghadiri dan mendukung sesuai dengan jumlah anggota yang disyaratkan. “Sehingga dengan bergabungnya Pak AHY, belum serta merta stabilitas pemerintahan akan lancar. Jika Jokowi ingin pemerintahan tanpa gejolak maka tak ada pilihan untuk "merayu" 1 parpol lagi agar menghindari penolakan-penolakan di DPR termasuk wacana hak angket,” kata Ferry.
Menjadi bagian dari upaya Jokowi merangkul semua parpol, kehadiran AHY kembali di Istana tak sepenuhnya sekadar nostalgia masa lalu. Namun, terlepas dari beragam kepentingan politik, AHY tak bisa menyembunyikan kegembiraan dan rasa harunya. Senyum terus terkembang dan langkahnya pun tampak ringan sebagai menteri yang nanti pastinya akan bolak balik ke Istana.